1. Surat suara disalahgunakan


Tau enggak kalau surat suara yang enggak dipakai bisa disalahgunakan? Seperti yang pernah di bahas sebelumnya, surat suara itu jumlahnya emang dibatasi. Nah, kenapa dibatasi, tentu saja supaya surat suara enggak dipakai untuk berbuat curang. Tapi kalau lo enggak ikut pemilu, otomatis kan ada kelebihan kertas suara. Kalau sudah gitu, ya berarti ada potensi terjadinya kecurangan.

Enggak, ane enggak menyalahkan lo sebagai pihak yang bikin kecurangan pemilu terjadi. Tetapi, kalau kita bisa mencegah kecurangan tersebut, kenapa enggak? Luangkanlah waktu lo sejenak untuk datang ke TPS, kalau emang lo enggak berhalangan hadir dan punya waktu yang luang banget di rumah. Cuma verifikasi data, nunggu bentar, coblos, kelar deh. Gampang banget kan?


2. Enggak bisa ikut foto jari


Salah satu yang bisa banget lo pamerin pascapemilu adalah foto jari yang warnanya ungu. Yap, inilah yang khas dari pemilu: kalau sudah milih, ya harus mencelupkan jari. Sebenarnya bisa aja sih lo mencelupkan jari dengan tinta yang lo beli di toko buku, tapi beda aja gitu konotasi dan makna intrinsiknya kalau lo mencelupkan jari ke tinta karena abis milih. Ibarat kayak abis wisuda dan tali toga lo sudah dipindah ke sisi sebelah gitu sama rektor.

Berhubung Instagram sudah mengeluarkan fitur siaran langsung, lo bisa makin mengeksiskan jari ungu lo di media sosial, yah, sekaligus bisa membagi pengalaman pemilu lo secara langsung kepada para pengikut. Enggak cuma lebih eksis, lo pun bisa lebih mengedukasi masyarakat. Asyik deh.


3. Penyesalan


Mau apapun yang terjadi, manusia itu pada dasarnya enggak bisa objektif. Selalu ada kecenderungan untuk senang maupun sebel sama sesuatu. Seskeptis-skeptisnya lo sama semua pasangan calon, bagaimanapun omdonya mereka di mata lo, pasti ada deh pasangan calon yang menurut lo paling baik, dan paling berkesan buat lo. Ada juga pasangan calon yang bikin lo pengen salto dari puncak sampe ke Ancol saking enggak relevannya pemikiran dia sama apa yang terjadi di ibukota.

Nah, daripada lo nyesel, mending pilih aja deh calon yang terbaik buat lo. Mungkin buat lo dia punya banyak kekurangan. Tapi siapa sih manusia di dunia ini yang enggak punya kekurangan? Pilihlah pasangan calon yang paling menarik hati lo, supaya nantinya lo enggak nyesel semisal dia enggak kepilih. Karena kalau lo mau milih dia lagi, lo harus menunggu selama lima tahun. Itu juga kalau dia masih nyalon.


4. Enggak belajar praktik demokrasi


Indonesia adalah negara yang menganut demokrasi, dan semestinya kita cukup bangga akan hal itu. Demokrasi cukup memanusiakan manusia dan membuat manusia bisa menyalurkan pemikirannya. Salah satu implementasi dari demokrasi adalah pemilu. Suatu hal yang enggak akan bisa lo dapatkan di negara komunis kayak Korea Utara. Viki yakin banyak orang Korea Utara yang pengen masukkin Kim Jong-Un ke kandang macan atau nendang dia ke Hutan Amazon, tetapi apa daya mereka hanya bisa berpura-pura mencintai Kim Jong-Un.

Kita sebagai rakyat Indonesia harus bersyukur karena kita enggak harus pura-pura nangis saat presiden abadi negara kita meninggal, enggak juga harus pura-pura setuju sama semua kebijakan presiden. Kalau kita mengkritik presiden, selama caranya halus dan enggak provokatif, kita pun juga enggak akan dihukum apalagi dilempar rudal. Kurang beruntung apa coba sebagai warga negara Indonesia?

Well, untuk merayakan demokrasi ini, ikut pemilu aja. Dengan adanya pemilu di negara ini, berarti kita masih baik-baik aja. Berarti pemerintah masih baik-baik aja dan sebagai rakyat kita enggak dibelenggu. Coba bayangin deh, kalau tiba-tiba pemilu enggak diadakan lagi, ngeri juga enggak sih? Sebagai rakyat kita enggak punya hak untuk memilih pemimpin kita sendiri



So, untuk warga DKI Jakarta dan warga-warga di daerah lain yang bentar lagi mau pemilihan kepala daerah, ikut aja selama lo enggak ada halangan dan selama TPS mudah dijangkau dari rumah lo. enggak ada ruginya kok ikut pemilu, paling-paling lo cuma kehilangan beberapa kalori aja karena jalan dikit dari rumah ke TPS. Yuk kita rayakan demokrasi dengan hati yang gembira!









sumber rejeki