- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
SBY Ingin Bertemu Jokowi, Demokrat: Ini untuk Kepentingan Rakyat


TS
aghilfath
SBY Ingin Bertemu Jokowi, Demokrat: Ini untuk Kepentingan Rakyat
Spoiler for SBY Ingin Bertemu Jokowi, Demokrat: Ini untuk Kepentingan Rakyat:

Quote:
Jakarta - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menyebut keinginan ketua umumnya itu bukan berarti mengemis untuk mendapat perhatian pemerintah.
"Saya kira bertemu itu manfaat, tapi tidak perlu martabat Demokrat direndahkan. Ini kan bukan mengemis, bertemu itu tidak harus mengemis. Untuk kepentingan besar, betapa besar manfaatnya untuk rakyat. Tidak perlu pula kemudian di-salahterjemah-kan bahwa keinginan bertemu itu menggebu-gebu, terlalu ingin dilakukan oleh PD (Partai Demokrat). Jelas ya," kata Amir di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017) malam.
Selain itu, Amir juga menegaskan pidato SBY tentang dukungan Partai Demokrat terhadap Jokowi menyelesaikan masa baktinya. Menurutnya, hal itu adalah kebijakan atau garis partai.
"Semua yang mengikuti pidatonya jelas bahwa tidak pernah terpercik sedikit pun ada pikiran PD untuk tidak mendukung Jokowi sampai dengan menyelesaikan masa kepemimpinannya, jelas. Jadi tidak usah diragukan hal itu," kata Amir.
"Demokrat juga kami tidak perlu selalu menyenangkan orang, kami berbahagia di posisi sekarang ini. Kami sebagai partai yang berada di luar pemerintahan. Jadi jelas posisi PD seperti yang disampaikan Ketum kami, kami ingin selalu bergandengan tangan dengan siapa pun, tanpa menjual kehormatan siapa pun," lanjutnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wasekjen Partai Demokrat Didi Irawadi. Kritik-kritik yang diberikan Partai Demokrat kepada Jokowi menurutnya adalah sebagai bentuk pengawasan terhadap pemerintahan.
"Pak SBY bilang segala kebijakan pemerintah yang baik kita dukung dan kita dukung Pak Jokowi hingga selesai. Itu komitmen Pak SBY dan Demokrat," terang Didi di lokasi yang sama.
"Kalau ada kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, yang tidak menguntungkan rakyat pasti kita memberikan masukan, kritik-kritik yang membangun, pasti kita lakukan itu. Saya kira itu wajar," sambungnya.
Kebijakan soal dukungan Partai Demokrat kepada pemerintahan Presiden Jokowi merupakan hasil dari kongres partai di Surabaya tahun 2015. Ada 3 poin kebijakan atau garis partai yang diingatkan SBY terkait kekonsistenan Partai Demokrat mendukung Presiden Jokowi beserta pemerintahannya guna menuntaskan masa baktinya.
Poin pertama adalah pejabat eksekutif, baik gubernur, bupati, dan wali kota dari Partai Demokrat, atau pun wakil-wakilnya, wajib loyal dan mendukung penuh Presiden Jokowi. Kedua, Partai Demokrat mendukung penuh setiap keputusan presiden dan kebijakan pemerintah yang tepat dan benar, serta pro-rakyat.
Kemudian poin ketiga adalah Demokrat akan mengkritisi dan mengoreksi keputusan presiden dan kebijakan pemerintah yang keliru dan tidak tepat, serta bertentangan dengan kehendak rakyat. Ini disampaikan SBY kembali di hadapan kadernya malam tadi.
"Dengan pemikiran-pemikiran korektif saya tadi, saya tetap mendukung pemerintah dan memberi kesempatan kepada Presiden Jokowi untuk menuntaskan masa baktinya hingga selesai," tegas SBY dalam pidato politiknya, Selasa (7/2).
"Saya kira bertemu itu manfaat, tapi tidak perlu martabat Demokrat direndahkan. Ini kan bukan mengemis, bertemu itu tidak harus mengemis. Untuk kepentingan besar, betapa besar manfaatnya untuk rakyat. Tidak perlu pula kemudian di-salahterjemah-kan bahwa keinginan bertemu itu menggebu-gebu, terlalu ingin dilakukan oleh PD (Partai Demokrat). Jelas ya," kata Amir di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017) malam.
Selain itu, Amir juga menegaskan pidato SBY tentang dukungan Partai Demokrat terhadap Jokowi menyelesaikan masa baktinya. Menurutnya, hal itu adalah kebijakan atau garis partai.
"Semua yang mengikuti pidatonya jelas bahwa tidak pernah terpercik sedikit pun ada pikiran PD untuk tidak mendukung Jokowi sampai dengan menyelesaikan masa kepemimpinannya, jelas. Jadi tidak usah diragukan hal itu," kata Amir.
"Demokrat juga kami tidak perlu selalu menyenangkan orang, kami berbahagia di posisi sekarang ini. Kami sebagai partai yang berada di luar pemerintahan. Jadi jelas posisi PD seperti yang disampaikan Ketum kami, kami ingin selalu bergandengan tangan dengan siapa pun, tanpa menjual kehormatan siapa pun," lanjutnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wasekjen Partai Demokrat Didi Irawadi. Kritik-kritik yang diberikan Partai Demokrat kepada Jokowi menurutnya adalah sebagai bentuk pengawasan terhadap pemerintahan.
"Pak SBY bilang segala kebijakan pemerintah yang baik kita dukung dan kita dukung Pak Jokowi hingga selesai. Itu komitmen Pak SBY dan Demokrat," terang Didi di lokasi yang sama.
"Kalau ada kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, yang tidak menguntungkan rakyat pasti kita memberikan masukan, kritik-kritik yang membangun, pasti kita lakukan itu. Saya kira itu wajar," sambungnya.
Kebijakan soal dukungan Partai Demokrat kepada pemerintahan Presiden Jokowi merupakan hasil dari kongres partai di Surabaya tahun 2015. Ada 3 poin kebijakan atau garis partai yang diingatkan SBY terkait kekonsistenan Partai Demokrat mendukung Presiden Jokowi beserta pemerintahannya guna menuntaskan masa baktinya.
Poin pertama adalah pejabat eksekutif, baik gubernur, bupati, dan wali kota dari Partai Demokrat, atau pun wakil-wakilnya, wajib loyal dan mendukung penuh Presiden Jokowi. Kedua, Partai Demokrat mendukung penuh setiap keputusan presiden dan kebijakan pemerintah yang tepat dan benar, serta pro-rakyat.
Kemudian poin ketiga adalah Demokrat akan mengkritisi dan mengoreksi keputusan presiden dan kebijakan pemerintah yang keliru dan tidak tepat, serta bertentangan dengan kehendak rakyat. Ini disampaikan SBY kembali di hadapan kadernya malam tadi.
"Dengan pemikiran-pemikiran korektif saya tadi, saya tetap mendukung pemerintah dan memberi kesempatan kepada Presiden Jokowi untuk menuntaskan masa baktinya hingga selesai," tegas SBY dalam pidato politiknya, Selasa (7/2).
Spoiler for Ini Pidato Politik Lengkap SBY di Dies Natalis Partai Demokrat:
Ini Pidato Politik Lengkap SBY di Dies Natalis Partai Demokrat

Quote:
Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato politik dalam dies natalis PD ke-15. Ada tiga poin besar yang dibicarakan SBY dalam pidatonya malam ini.
Tiga poin besar itu adalah soal keadilan, kebinekaan, dan kebebasan.
"Ketiga isu ini amat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ketiga isu ini sekarang juga sedang menjadi perhatian publik yang luas," ujar SBY mengawali pidato politiknya di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Dalam pidato berdurasi kurang-lebih 70 menit tersebut, SBY juga menyoroti soal isu-isu terkini. Termasuk rangkaian aksi bela Islam, kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama, hingga peristiwa yang terjadi pada dirinya sendiri.
Salah satunya adalah soal demo mahasiswa di depan rumah SBY yang berada di Mega Kuningan, Senin (6/2) lalu. Dalam pidatonya, SBY juga banyak menyinggung mengenai kinerja pemerintah dan memberi masukan, termasuk untuk Presiden Joko Widodo dan aparat penegak hukum.
Berikut ini pidato lengkap SBY:
Para pemimpin dan Kader Demokrat yang saya cintai, Hadirin sekalian yang saya hormati, Alhamdulillah, Partai Demokrat, partai kita, genap berusia 15 tahun.
Meskipun muda dalam usia, Partai Demokrat kaya dengan pengalaman. Kaya dengan dinamika dan romantika, pasang dan surut, serta tantangan dan peluang.
Bulan September 2016 yang lalu, ulang tahun Partai Demokrat kita peringati secara sederhana. Karenanya, hari ini, saya akan menyampaikan pidato politik dalam rangka Rapimnas sekaligus pidato dies natalis partai kita.
Tema besar pidato saya adalah Indonesia Untuk Semua. Indonesia For All. Dan saya akan soroti tiga topik penting, yaitu keadilan, kebhinnekaan dan kebebasan. Justice, diversity and freedom. Ketiga isu ini amat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketiga isu ini sekarang juga sedang menjadi perhatian publik yang luas.
Saudara-saudara,
Kita tahu, keadilan, kebhinnekaan dan kebebasan mudah diucapkan, tetapi tidak mudah untuk diwujudkan. Dulu, ketika membahas dasar-dasar Indonesia Merdeka, para pendiri republik memberikan perhatian sangat khusus atas tiga isu ini. Konstitusi kita, UUD 1945, juga memberikan tempat yang terhormat terhadap keadilan, kebhinnekaan dan kebebasan.
Negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang besar agar keadilan tegak, kebhinnekaan diwujudkan, dan kebebasan dijamin serta diberi ruang yang cukup. Namun, sejak Indonesia berdiri, dari satu pemimpin ke pemimpin yang lain, dari satu pemerintahan ke pemerintahan yang lain, tidak selalu mudah mewujudkan 3 hal besar ini. Selalu saja ada tantangan dan permasalahannya.
Sehingga, jika dalam pidato ini saya mengangkat keresahan banyak kalangan tentang wajah keadilan dan kebebasan, dan dalam batas-batas tertentu juga kebhinnekaan kita, tidak berarti begitu saja saya menyalahkan negara dan pemerintah. Tidak berarti pemerintah alpa dan menyimpang.
Yang saya sampaikan ini anggaplah sebuah wake up call, atau peringatan dini. Wake up call kepada para penyelenggara negara, dan juga kepada kita semua. Kita mesti peduli, bertanggung jawab dan melakukan sesuatu untuk kebaikan bangsa kita.
Tiga poin besar itu adalah soal keadilan, kebinekaan, dan kebebasan.
"Ketiga isu ini amat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ketiga isu ini sekarang juga sedang menjadi perhatian publik yang luas," ujar SBY mengawali pidato politiknya di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Dalam pidato berdurasi kurang-lebih 70 menit tersebut, SBY juga menyoroti soal isu-isu terkini. Termasuk rangkaian aksi bela Islam, kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama, hingga peristiwa yang terjadi pada dirinya sendiri.
Salah satunya adalah soal demo mahasiswa di depan rumah SBY yang berada di Mega Kuningan, Senin (6/2) lalu. Dalam pidatonya, SBY juga banyak menyinggung mengenai kinerja pemerintah dan memberi masukan, termasuk untuk Presiden Joko Widodo dan aparat penegak hukum.
Berikut ini pidato lengkap SBY:
Para pemimpin dan Kader Demokrat yang saya cintai, Hadirin sekalian yang saya hormati, Alhamdulillah, Partai Demokrat, partai kita, genap berusia 15 tahun.
Meskipun muda dalam usia, Partai Demokrat kaya dengan pengalaman. Kaya dengan dinamika dan romantika, pasang dan surut, serta tantangan dan peluang.
Bulan September 2016 yang lalu, ulang tahun Partai Demokrat kita peringati secara sederhana. Karenanya, hari ini, saya akan menyampaikan pidato politik dalam rangka Rapimnas sekaligus pidato dies natalis partai kita.
Tema besar pidato saya adalah Indonesia Untuk Semua. Indonesia For All. Dan saya akan soroti tiga topik penting, yaitu keadilan, kebhinnekaan dan kebebasan. Justice, diversity and freedom. Ketiga isu ini amat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketiga isu ini sekarang juga sedang menjadi perhatian publik yang luas.
Saudara-saudara,
Kita tahu, keadilan, kebhinnekaan dan kebebasan mudah diucapkan, tetapi tidak mudah untuk diwujudkan. Dulu, ketika membahas dasar-dasar Indonesia Merdeka, para pendiri republik memberikan perhatian sangat khusus atas tiga isu ini. Konstitusi kita, UUD 1945, juga memberikan tempat yang terhormat terhadap keadilan, kebhinnekaan dan kebebasan.
Negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang besar agar keadilan tegak, kebhinnekaan diwujudkan, dan kebebasan dijamin serta diberi ruang yang cukup. Namun, sejak Indonesia berdiri, dari satu pemimpin ke pemimpin yang lain, dari satu pemerintahan ke pemerintahan yang lain, tidak selalu mudah mewujudkan 3 hal besar ini. Selalu saja ada tantangan dan permasalahannya.
Sehingga, jika dalam pidato ini saya mengangkat keresahan banyak kalangan tentang wajah keadilan dan kebebasan, dan dalam batas-batas tertentu juga kebhinnekaan kita, tidak berarti begitu saja saya menyalahkan negara dan pemerintah. Tidak berarti pemerintah alpa dan menyimpang.
Yang saya sampaikan ini anggaplah sebuah wake up call, atau peringatan dini. Wake up call kepada para penyelenggara negara, dan juga kepada kita semua. Kita mesti peduli, bertanggung jawab dan melakukan sesuatu untuk kebaikan bangsa kita.
Spoiler for twit:



detik& Curhat SBY
Demi kepentingan rakyat atau kepentingan anak pak

Anehnya presiden makin cuek dan santai seakan-akan tak mendengar ada yg menangis meraung-raung, sampai2 futsalpun lebih penting dibanding dengarkan yg sedang check sound dijagat twitter

Diubah oleh aghilfath 08-02-2017 06:08
0
6K
Kutip
79
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan