

TS
NoviaArti
[LOVE LETTER] Yang Tak Pernah Tersampaikan
My First Thread is My Love Letter 

![[LOVE LETTER] Yang Tak Pernah Tersampaikan](https://dl.kaskus.id/imageshack.com/a/img922/1801/vRHFU4.jpg)
Quote:
All my senses come to life
While I'm stumbling home as drunk as I
Have ever been and I'll never leave again
'Cause you are the only one
And all my friends have gone to find
Another place to let their hearts collide
Just promise me, you'll never leave again
'Cause you are the only one
One - Ed Sheeran
While I'm stumbling home as drunk as I
Have ever been and I'll never leave again
'Cause you are the only one
And all my friends have gone to find
Another place to let their hearts collide
Just promise me, you'll never leave again
'Cause you are the only one
One - Ed Sheeran
Yang Tak Pernah Tersampaikan
Quote:
Dear Agan Kaskuser yang merasa surat ini aku tujukan untukmu, semoga kau membacanya, atau bahkan juga bisa merasakannya.
Berawal dari musim panas yang berudara dingin disini, entah mungkin begitu juga dengan kau disana, kita saling menyapa. Dimana? Di dunia nyata? Ah, bukan. Disini, di Kaskus. Memangnya kaskus bukan dunia nyata? Well, sepertinya begitu. Begitu maksud aku, we don’t have to meet face to face to get to know each other, ya begitulah. Saat itu, aku hanya meringkuk di dalam selimut dengan berbalut jaket tebal yang seringkali aku pakai, terutama saat udara dingin menyerang. Kemudian perkenalan itu, kebetulan? Omong kosong. Aku bahkan tidak pernah percaya dengan yang namanya kebetulan. Tanpa sengaja, juga tak terencana, namun aku sungguh percaya sudah ada yang merencanakan. Pasti. Kejadian saling sapa-menyapa itu berlangsung lama, di sini lagi di Kaskus. Lewat fasilitas privateyang memadai, tapi kadang tidak mencukupi. Ya bagaimana? Max. saja 50!
Setelah hampir satu bulan perkenalan itu, aku menuliskan sesuatu tentangmu. Tidak butuh waktu yang lama untukku berimajinasi, membiarkan tanganku berkutat dengan pena dan kertas. Juga untuk saat ini. Beberapa hari berlalu dengan saling berkirim pesan, berbasa basi yang benar-benar tidak basi. Ingatkau kau? Kita sharing, mengutarakan pendapat, bahkan sampai berdebat. Ah, terkadang perdebatan itulah yang ku rindukan. Rasanya cukup nyaman memiliki seseorang yang selalu mengetahui kebutuhanmu. Tapi tidak senyaman itu ketika aku baru sadar perasaan yang mengudara ini bisa menjadi lebih dari yang aku harapkan. Terlebih lagi, kau selalu ada yang memiliki, tidak dulu, pun juga sekarang. Kau selalu sudah dimiliki. Bahkan, aku tahu… hatimu sudah di miliki wanita yang begitu kau puja.
Bertahun-tahun kita saling mengenal, tidakkah itu hal yang sangat jelas tanpa aku harus mengatakannya? Aku tahu, ya aku benar-benar tahu bahwa aku seharusnya mengatakannya dari dulu, tapi itu terlampau sulit bagiku. Aku terlalu takut dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Pengecut memang. Tapi satu hal, aku mencicipinya. Aku mencicipi sebagian kecil nikmat dari-Mu. Kenikmatan yang Engkau hadirkan dalam diri seseorang yang ada di kehidupanku. Apa aku salah membutuhkan seseorang seperti dia? Sosok yang begitu ku rindukan. Bahkan, sampai saat ini pun kebutuhan dan keinginan tak lagi ada celah. Rindu itu ada. Meskipun ada orang-orang yang selalu berhasil menyelinap di setiap waktu yang menyitaku, orang-orang yang terkadang ku nanti namun juga sepintas ku lupa. Orang-orang itu ada bersamaku, dan akan selalu terekam jelas di memoriku. Tapi, rindu itu kini kian semakin kuat, menggetarkan jiwaku. Rindu yang selalu mengikuti setiap bayang langkahku.
Aku menginginkannya… dan itu benar adanya.
Hari ini rindu itu datang lagi, bahkan saat aku menumpahkannya disini, rindu yang entah kapan terjawab. Aku menahannya. Salahkah jika terkadang aku ingin melepaskan rindu yang membelenggu itu? Kepada siapa aku harus membaginya, sedangkan sosok yang ku rindukan begitu jauh untuk ku raih? Aku hanya ingin perasaan ini berdamai dengan kenyataan. Kenyataan yang membuatku cukup bimbang. Biarkan.. biarkan perasaan ini mengalir seperti air.
Apakah ini déjà vu? Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, apakah takdirku selalu seperti ini? Alih alih mengawali tahun bersama orang yang kuharapkan, aku malah selalu ingin lepas dari memori satu dua tahun silam, atau bahkan bertahun-tahun sebelumnya. Aku tidak benar-benar percaya akan hal itu sepenuhnya, aku lebih sering berprasangka baik dengan apa yang terjadi. Apakah itu langkah yang benar atau hanya pembenaran diriku atas tidak berdayanya aku selama ini? Tak terasa aku sudah melewati beberapa tahun dengan atau tanpamu. Apakah aku bisa melewati satu dua hariku, dua tiga bulan tanpamu sama sekali? Apakah ini cinta, nafsu, atau hanya sekadar perasaan kagum dengan seseorang yang bahkan aku sendiri tidak bisa mengakui perasaanku. Pengecut. Dan akan tetap seperti itu. Aku hanya takut jika perasaan ini sudah terlalu jauh dari yang aku duga...
Sekian surat cinta yang ku buat untuk agan kaskuser yang merasa, semoga... apapun yang terjadi nantinya, semoga yang terbaik.
Dari sista yang selalu memikirkanmu.
Berawal dari musim panas yang berudara dingin disini, entah mungkin begitu juga dengan kau disana, kita saling menyapa. Dimana? Di dunia nyata? Ah, bukan. Disini, di Kaskus. Memangnya kaskus bukan dunia nyata? Well, sepertinya begitu. Begitu maksud aku, we don’t have to meet face to face to get to know each other, ya begitulah. Saat itu, aku hanya meringkuk di dalam selimut dengan berbalut jaket tebal yang seringkali aku pakai, terutama saat udara dingin menyerang. Kemudian perkenalan itu, kebetulan? Omong kosong. Aku bahkan tidak pernah percaya dengan yang namanya kebetulan. Tanpa sengaja, juga tak terencana, namun aku sungguh percaya sudah ada yang merencanakan. Pasti. Kejadian saling sapa-menyapa itu berlangsung lama, di sini lagi di Kaskus. Lewat fasilitas privateyang memadai, tapi kadang tidak mencukupi. Ya bagaimana? Max. saja 50!

Setelah hampir satu bulan perkenalan itu, aku menuliskan sesuatu tentangmu. Tidak butuh waktu yang lama untukku berimajinasi, membiarkan tanganku berkutat dengan pena dan kertas. Juga untuk saat ini. Beberapa hari berlalu dengan saling berkirim pesan, berbasa basi yang benar-benar tidak basi. Ingatkau kau? Kita sharing, mengutarakan pendapat, bahkan sampai berdebat. Ah, terkadang perdebatan itulah yang ku rindukan. Rasanya cukup nyaman memiliki seseorang yang selalu mengetahui kebutuhanmu. Tapi tidak senyaman itu ketika aku baru sadar perasaan yang mengudara ini bisa menjadi lebih dari yang aku harapkan. Terlebih lagi, kau selalu ada yang memiliki, tidak dulu, pun juga sekarang. Kau selalu sudah dimiliki. Bahkan, aku tahu… hatimu sudah di miliki wanita yang begitu kau puja.

Bertahun-tahun kita saling mengenal, tidakkah itu hal yang sangat jelas tanpa aku harus mengatakannya? Aku tahu, ya aku benar-benar tahu bahwa aku seharusnya mengatakannya dari dulu, tapi itu terlampau sulit bagiku. Aku terlalu takut dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Pengecut memang. Tapi satu hal, aku mencicipinya. Aku mencicipi sebagian kecil nikmat dari-Mu. Kenikmatan yang Engkau hadirkan dalam diri seseorang yang ada di kehidupanku. Apa aku salah membutuhkan seseorang seperti dia? Sosok yang begitu ku rindukan. Bahkan, sampai saat ini pun kebutuhan dan keinginan tak lagi ada celah. Rindu itu ada. Meskipun ada orang-orang yang selalu berhasil menyelinap di setiap waktu yang menyitaku, orang-orang yang terkadang ku nanti namun juga sepintas ku lupa. Orang-orang itu ada bersamaku, dan akan selalu terekam jelas di memoriku. Tapi, rindu itu kini kian semakin kuat, menggetarkan jiwaku. Rindu yang selalu mengikuti setiap bayang langkahku.
Aku menginginkannya… dan itu benar adanya.
Hari ini rindu itu datang lagi, bahkan saat aku menumpahkannya disini, rindu yang entah kapan terjawab. Aku menahannya. Salahkah jika terkadang aku ingin melepaskan rindu yang membelenggu itu? Kepada siapa aku harus membaginya, sedangkan sosok yang ku rindukan begitu jauh untuk ku raih? Aku hanya ingin perasaan ini berdamai dengan kenyataan. Kenyataan yang membuatku cukup bimbang. Biarkan.. biarkan perasaan ini mengalir seperti air.
Apakah ini déjà vu? Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, apakah takdirku selalu seperti ini? Alih alih mengawali tahun bersama orang yang kuharapkan, aku malah selalu ingin lepas dari memori satu dua tahun silam, atau bahkan bertahun-tahun sebelumnya. Aku tidak benar-benar percaya akan hal itu sepenuhnya, aku lebih sering berprasangka baik dengan apa yang terjadi. Apakah itu langkah yang benar atau hanya pembenaran diriku atas tidak berdayanya aku selama ini? Tak terasa aku sudah melewati beberapa tahun dengan atau tanpamu. Apakah aku bisa melewati satu dua hariku, dua tiga bulan tanpamu sama sekali? Apakah ini cinta, nafsu, atau hanya sekadar perasaan kagum dengan seseorang yang bahkan aku sendiri tidak bisa mengakui perasaanku. Pengecut. Dan akan tetap seperti itu. Aku hanya takut jika perasaan ini sudah terlalu jauh dari yang aku duga...
Sekian surat cinta yang ku buat untuk agan kaskuser yang merasa, semoga... apapun yang terjadi nantinya, semoga yang terbaik.
Dari sista yang selalu memikirkanmu.


Diubah oleh NoviaArti 09-02-2017 05:45




aldysadi dan tata604 memberi reputasi
2
2.6K
Kutip
20
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan