TRIBUNNEWS.COM - Banyak dari kita yang ingin membahagiakan orangtua tapi merasa pesimis karena belum jadi orang yang sukses.

Padahal membahagiakan orangtua tak melulu harus menunggu punya banyak uang.

Kamu bisa membuat mereka senang dengan cara yang lain. Meskipun sederhana, tindakan ini lebih berharga dari sekedar uang.

Seperti yang dilakukan seorang bocah ini yang duduk bersama ibunya di dalam sebuah gerobak berjalan di jalan raya yang dikelilingi kendaraan roda empat tersebut.

Dalam sejumlah foto yang beredar, bocah tersebut menatap dan memegangi pipi ibunya yang sedang terduduk bersender di gerobak.

Ia seperti terliah ingin menghibur ibunya yang terlihat lelah karena tak ada atap yang bisa menahan panasnya sinar matahari di gerobak yang mereka tempati.

Kemudian, di foto lainnya, sang bocah seperti ingin menegaskan pada ibunya dengan memberikan ciuman, bahwa ibunya tak sendirian, ada dia yang selalu menemani.

Foto yang diunggah oleh akun Facebook bernama Rizky Ahmad Fadilah menuai simpati pengguna media sosial.

Dalam keterangan foto yang diunggahnya itu, akun ini menuliskan kata-kata yang sangat mengharukan.

"Nanti kalau udah besar, aku akan membeli mobil biar ibu gak kepanasan lagi," tulisnya, Sabtu (2/4/2017).
Facebook/Rizky Ahmad Fadilah
Netizen yang melihat postingan tersebut memberikan beragam komentar, yang memuji tindakan bocah tersebut.

Berikut komentarnya:

Lince Aritonang Amin ... doa anak yg baik utk bundanya pasti terkabul ...

Dedi dihhh bikin mewek wae

Chaerul Fajar Aku gamau beli mobil tapi utamakan rumah. Buat ibuku hidup biar ga kepanasan ga hujanan. Tidur nyenyak

Eviridha Amiinn..ya allah sedih bgt…

Regina Nova Amiiin ya allah,,subhanallah semoga terkabul cita" anak itu

Neneng Mulya 1 gambar namun memiliki banyak makna.

Mengharukan, Ibu yang Mengalami Gangguan Jiwa Ini Lahirkan Anak di Sawah dan Enggan Dipisahkan

Tak ada cinta yang dapat menandingi cinta ibu kepada anaknya.

Kisah pengorbanan seorang ibu berikut ini adalah salah satu contoh nyata.

Dilansir Ohbulan.com, Jumat (12/2/2016), sebuah kisah mengharukan terjadi di kabupaten Konawe, Sulawesi Selatan.

Saat seorang wanita paruh baya yang diduga mengalami gangguan jiwa melahirkan di pinggir pematang sawah.

Kisah wanita yang melahirkan di pinggir pematang sawah ini dibagikan oleh pengguna Facebook bernama Siti Wulandari, pada Rabu (11/2/2016).

Ia juga mengunggah sejumlah foto wanita tersebut yang terlihat tengah merawat anaknya di sebuah pondok.
Sebuah kisah mengharukan terjadi di kabupaten Konawe, Sulawesi Selatan saat seorang wanita paruh baya yang diduga mengalami gangguan jiwa melahirkan di pinggir pematang sawah. (Facebook/Siti Wulandari)
Dan bayinya hanya dilentakkan di papan yang beralaskan karung.

"tkp. sendang kab konawe. seorang wanita yg menderita gangguan jiwa melahirkan di pinggir pematang sawah dn di temukan bu nurnaini petugas puskesmas,"tulisnya.

Sementara itu, ia juga memberikan apresiasi kepada wanita tersebut yang dinilainya mengalami gangguan jiwa.

Namun, ia tetap merawat bayinya dan tak ingin dipisahkan.

"Masyaallah ibu yg gila ini masih ingin merawat n tidak ingin di pisahkan dng bayinya. bandingkan dng mereka yg waras, yg sadar berzina, yg sdar aborsi."

"hnya karena malu tanpa ada belas kasihan membunuh janinnya. semoga anak ini sehat dan soleh... !,"sambungnya.

Kisah wanita dan bayinya yang dibagikan Siti kini telah disukai lebih dari 1400 netizen dan dibagikan lebih dari 5000 kali.

Sejumlah netizen pun memberikan komentar mengharukan.

Dan mendoakan wanita dan bayinya tersebut diberikan kesehatan, serta meminta pihak terkait untuk memberikan bantuan.

"Saye sangat2 berharab agar kepada yang menemui baby ni dn ibu nye tolong lh rawat dan jaga mereka...."

(Tribun Sumsel/Muhammad Edward)

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2...san-di-gerobak

---

Baca Juga :

- Dosen UIN Walisongo dan Unika Soegijapranata Perangi Ujaran Kebencian di Media Sosial

- Berkicau Rumahnya Digeruduk Warga, Akun SBY Diserbu Netizen: Sabar Pak Coba Minum Dulu

- Mario Kempes Dipecat Valencia Diduga karena Banyak Mengkritik