- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Dunia Hiburan
Sopir Kecam Rencana Walikota Bogor Hapus Ribuan angkot


TS
riosayang
Sopir Kecam Rencana Walikota Bogor Hapus Ribuan angkot
Sopir Kecam Rencana Walikota Bogor Hapus Ribuan Angkot
BOGOR (IGS BERITA) – Sejumlah sopir angkutan kota, Senin (30/1), mengecam rencana Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, untuk menghapus ribuan angkot yang beroperasi di tengah kota.
“Menurut saya, angkot itu begitu banyak. Ini (angkot) yang mengijinkan (beroperasi) juga kan Pak Walikota sendiri. Di situ kan tertulis atas nama Pak Wali yang mengizinkan. Kenapa sekarang jadi angkot yang disalahkan?” kata Aceng, salah seorang supir angkot kepada IGS Berita di Bunderan Sukasari, Kota Bogor.
Ia menilai, seharusnya Walikota Bima Arya membimbing para sopir angkot, karena sebagian dari mereka adalah rakyat kecil yang sekadar mencari makan untuk anak-istrinya. Ia pun mempersoalkan kelayakan menambah armada bis di tengah Kota Bogor.

“Kita ini manusia juga. Kita mencari makan untuk anak dan istri. Tapi kebijakan baru ini harus dilihat juga ketepatannya. Apa sudah pantas Bogor ditambah armada bis? Ini saja kita narik masih susah dengan diadakannya jalur SSA (Sistem Satu Arah),” tuturnya, kesal.
Sebetulnya, lanjut Aceng, jika ditanya setuju atau tidak, yang penting mereka masih bisa mencari makan. Untuk mengembalikan pendapatan sebelum diberlakukan SSA saja Aceng mengaku masih sulit, apalagi dengan adanya penambahan rute angkot dan armada bis Trans Pakuan.
Kadishub Akui Pro-Kontra
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Dra. Rakhmawati, M.Si., mengaku, pro dan kontra pasti ada dalam setiap pembuatan kebijakan baru, termasuk rerouting (tata ulang rute) ini.
“Sopir angkot itu ada macem-macem. Ada sopir tembak, ada lagi yang disebut sopir kadal. Jadi, sopir-sopir yang kedua dan ketiga ini yang mungkin pada protes, karena tidak dalam pengawasan pemilik,” ujarnya, saat ditemui IGS Berita di Kantor Dinas Perhubungan, Jalan Raya Tajur Nomor 54, Pakuan, Kota Bogor, Senin (30/1).
Ia berpendapat, sopir angkot itu sejatinya hanya ada satu atau dua orang. Terkait keluhan, ia mengaku dengan adanya trayek baru itu sebetulnya mereka (sopir angkot) lebih diuntungkan. Yang tadinya hanya melewati 59 Kelurahan, dengan adanya rerouting ini menjadi 68 Kelurahan.
“Saya rasa (rerouting) lebih okelah. Cuma sopir kedua dan ketiga ini yang mau dialihkan ke mana, saya tidak tahu,” tandasnya.
Sebelumnya, Walikota Bogor, Bima Arya, berencana menghapus ribuan angkot yang beroperasi di tengah kota dan menggantinya dengan bus 3/4 sejenis metromini. Dalam program rerouting angkutan umum, Bima akan menggeser 2.381 angkot dari pusat kota menuju daerah pinggiran.
Sebagai gantinya, di tengah kota hanya akan dilayani oleh bus 3/4 tadi. Selain itu, dengan adanya program rerouting ini, Bima akan Cumiarkan 23 rute angkot menjadi 30 rute. (ars/fji).*
sumber : klik disini
BOGOR (IGS BERITA) – Sejumlah sopir angkutan kota, Senin (30/1), mengecam rencana Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, untuk menghapus ribuan angkot yang beroperasi di tengah kota.
“Menurut saya, angkot itu begitu banyak. Ini (angkot) yang mengijinkan (beroperasi) juga kan Pak Walikota sendiri. Di situ kan tertulis atas nama Pak Wali yang mengizinkan. Kenapa sekarang jadi angkot yang disalahkan?” kata Aceng, salah seorang supir angkot kepada IGS Berita di Bunderan Sukasari, Kota Bogor.
Ia menilai, seharusnya Walikota Bima Arya membimbing para sopir angkot, karena sebagian dari mereka adalah rakyat kecil yang sekadar mencari makan untuk anak-istrinya. Ia pun mempersoalkan kelayakan menambah armada bis di tengah Kota Bogor.

“Kita ini manusia juga. Kita mencari makan untuk anak dan istri. Tapi kebijakan baru ini harus dilihat juga ketepatannya. Apa sudah pantas Bogor ditambah armada bis? Ini saja kita narik masih susah dengan diadakannya jalur SSA (Sistem Satu Arah),” tuturnya, kesal.
Sebetulnya, lanjut Aceng, jika ditanya setuju atau tidak, yang penting mereka masih bisa mencari makan. Untuk mengembalikan pendapatan sebelum diberlakukan SSA saja Aceng mengaku masih sulit, apalagi dengan adanya penambahan rute angkot dan armada bis Trans Pakuan.
Kadishub Akui Pro-Kontra
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Dra. Rakhmawati, M.Si., mengaku, pro dan kontra pasti ada dalam setiap pembuatan kebijakan baru, termasuk rerouting (tata ulang rute) ini.
“Sopir angkot itu ada macem-macem. Ada sopir tembak, ada lagi yang disebut sopir kadal. Jadi, sopir-sopir yang kedua dan ketiga ini yang mungkin pada protes, karena tidak dalam pengawasan pemilik,” ujarnya, saat ditemui IGS Berita di Kantor Dinas Perhubungan, Jalan Raya Tajur Nomor 54, Pakuan, Kota Bogor, Senin (30/1).
Ia berpendapat, sopir angkot itu sejatinya hanya ada satu atau dua orang. Terkait keluhan, ia mengaku dengan adanya trayek baru itu sebetulnya mereka (sopir angkot) lebih diuntungkan. Yang tadinya hanya melewati 59 Kelurahan, dengan adanya rerouting ini menjadi 68 Kelurahan.
“Saya rasa (rerouting) lebih okelah. Cuma sopir kedua dan ketiga ini yang mau dialihkan ke mana, saya tidak tahu,” tandasnya.
Sebelumnya, Walikota Bogor, Bima Arya, berencana menghapus ribuan angkot yang beroperasi di tengah kota dan menggantinya dengan bus 3/4 sejenis metromini. Dalam program rerouting angkutan umum, Bima akan menggeser 2.381 angkot dari pusat kota menuju daerah pinggiran.
Sebagai gantinya, di tengah kota hanya akan dilayani oleh bus 3/4 tadi. Selain itu, dengan adanya program rerouting ini, Bima akan Cumiarkan 23 rute angkot menjadi 30 rute. (ars/fji).*
sumber : klik disini




tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
2.2K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan