- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hotel Agria Bogor Sepelekan Warga Terdampak Kasus “Pamer Mesum”


TS
yukierushdie
Hotel Agria Bogor Sepelekan Warga Terdampak Kasus “Pamer Mesum”
Sumber: klik di sini
Video: klik di sini

BOGOR (IGS BERITA) – Ahmad Sukarya, warga Desa Muarasari RT 02 RW 04, Tajur, Kota Bogor, menilai, manajemen Hotel Agria Bogor terlalu menyepelekan pihak yang terdampak oleh kasus “pamer mesum siang bolong”.
Hingga detik ini, Senin (30/1/2017), pihak manajemen Hotel Agria Bogor belum juga menemuinya untuk menyampaikan klarifikasinya secara langsung terkait kasus yang sudah dua kali terjadi sepanjang tahun 2016 itu.
“Saya belum merasakan adanya iktikad baik dari pihak manajemen Hotel Agria Bogor, apalagi untuk datang menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada keluarga saya. Mungkin mereka terlalu sombong untuk mau menemui kami yang dianggapnya cuma warga masyarakat biasa,” kata Ahmad kepada IGS Berita, Senin (30/1).
Padahal, Ahmad, yang tempat tinggalnya memang tepat berhadapan dengan Hotel Agria, merasa keluarganya telah menjadi salah satu pihak yang paling terdampak oleh kasus “pamer mesum” yang menjijikkan tersebut.
“Bayangkan, dari dua kejadian itu (Mei dan Desember 2016), selalu anak saya yang kecil yang pertama kali melihat. Dia teriak-teriak, ‘Mamah... Mamah... tingali itu, aya bujur oyag-oyagan!’ (Mama... Mama... lihat itu, ada pantat goyang-goyang!),” kata Ahmad.
Memang, lanjut Ahmad, beberapa hari lalu, Ketua RT 02 RW 04 Muarasari menyampaikan adanya undangan dari pihak manajemen Hotel Agria Bogor untuk bertemu dengan warga setempat.
“Tapi, setahu saya, itu hanyalah acara pengenalan manajemen baru mereka, setelah GM (General Manager) lamanya, Pak Ali Reza Agusta, diganti. Kalau memang mereka mau minta maaf dan memberikan penjelasan, ya mereka dong yang ke sini, bukan saya yang ke sana. Kok jadi seperti kami yang salah. Heran!” kata Ahmad, sengit.
Bahkan, menurutnya, salah seorang tokoh agama di kampungnya sudah enggan mendengar kata Agria lagi, yang di matanya hanyalah sebuah “hotel mesum”. Pasalnya, dari mulai pembangunan sampai saat ini, pihak hotel tidak pernah melibatkan warga di wilayahnya.
“Memang sih, setahu saya, bagi warga kampung kami ini keberadaan Hotel Agria Bogor itu belum memberikan manfaat apa-apa selain aib dari kasus-kasus mesumnya. Kami belum pernah merasakan bantuan sosial dalam bentuk apapun. Yang mereka bantu hanyalah kampung di samping kiri-kanan dan belakangnya, mungkin karena dianggap se-RT atau se-RW. Padahal, yang paling terdampak oleh kasus mesum mereka itu adalah kami, yang berada di seberangnya,” kata Ahmad lagi.
Ia pun, dengan logat Sundanya yang kental, menyindir sikap Hotel Agria Bogor yang terkesan menyepelekan warga sekitar.
“Rek naon nyampeur-nyampeurkeun ka ditu? Ceuk nu sok ka ditu ge, paling-paling ngan disuguhan cai wungkul. Mending maranehna nu ka dieu. Ku warga di dieu mah, kajeun butut-butut ge, maranehna pasti bakal disuguhan ari kueh-kueh wae mah. (Mau apa mendatangi mereka ke sana? Kata mereka yang pernah ke sana pun, paling hanya disuguhi air minum. Lebih baik mereka yang ke sini. Oleh warga di sini sih, kalau mereka datang pasti bakal disuguhi, meskipun sekadar penganan-penganan yang biasa),” kata Ahmad, sinis.
Hotel Agria Belum Bisa Klarifikasi
Sebelumnya, pihak manajemen Hotel Agria Bogor, sebagaimana disampaikan pejabat HRD-nya, Eva Fauziah, yang didampingi Marketing Communications Officer, Windy Marthavianti, menyatakan akan menyampaikan klarifikasinya dalam waktu dekat ini. Namun, ternyata, mereka belum juga bisa melaksanakan hal tersebut.
Saat dihubungi IGS Berita, Senin (30/1) sore, Windy Marthavianti menyatakan dirinya sedang bedrest karena sakit. Ia baru bisa menyampaikan persoalan ini kepada GM Hotel Agria yang baru setelah sembuh nanti.
“Nanti (setelah) saya (bisa) masuk kerja (akan) disampaikan,” katanya, seraya mempersilakan IGS Berita menayangkan pemberitaan tanpa menghadirkan pernyataan dari pihak Hotel Agria Bogor.
Seperti diketahui, sepanjang tahun 2016, terdapat dua kasus serupa di Hotel Agria Bogor, yakni “pamer mesum siang bolong” – berhubungan intim tanpa menutup tirai jendela, sehingga menjadi tontonan masyarakat sekitar dan menimbulkan keresahan.
Baca Juga:
Pada saat itu, pihak manajemen Hotel Agria Bogor telah meminta maaf, dan berjanji akan melapisi kaca-kaca jendela kamarnya yang menghadap ke permukiman masyarakat, serta meningkatkan pengawasan terhadap perilaku para tamunya.
Namun, hingga Senin (30/1), belum semua janji tersebut dipenuhi. Pemasangan kaca film pun belum berjalan secara maksimal sesuai yang dijanjikan. (ars/fji).*
Sumber: klik di sini
Video: klik di sini
Video: klik di sini

BOGOR (IGS BERITA) – Ahmad Sukarya, warga Desa Muarasari RT 02 RW 04, Tajur, Kota Bogor, menilai, manajemen Hotel Agria Bogor terlalu menyepelekan pihak yang terdampak oleh kasus “pamer mesum siang bolong”.
Hingga detik ini, Senin (30/1/2017), pihak manajemen Hotel Agria Bogor belum juga menemuinya untuk menyampaikan klarifikasinya secara langsung terkait kasus yang sudah dua kali terjadi sepanjang tahun 2016 itu.
“Saya belum merasakan adanya iktikad baik dari pihak manajemen Hotel Agria Bogor, apalagi untuk datang menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada keluarga saya. Mungkin mereka terlalu sombong untuk mau menemui kami yang dianggapnya cuma warga masyarakat biasa,” kata Ahmad kepada IGS Berita, Senin (30/1).
Padahal, Ahmad, yang tempat tinggalnya memang tepat berhadapan dengan Hotel Agria, merasa keluarganya telah menjadi salah satu pihak yang paling terdampak oleh kasus “pamer mesum” yang menjijikkan tersebut.
“Bayangkan, dari dua kejadian itu (Mei dan Desember 2016), selalu anak saya yang kecil yang pertama kali melihat. Dia teriak-teriak, ‘Mamah... Mamah... tingali itu, aya bujur oyag-oyagan!’ (Mama... Mama... lihat itu, ada pantat goyang-goyang!),” kata Ahmad.
Memang, lanjut Ahmad, beberapa hari lalu, Ketua RT 02 RW 04 Muarasari menyampaikan adanya undangan dari pihak manajemen Hotel Agria Bogor untuk bertemu dengan warga setempat.
“Tapi, setahu saya, itu hanyalah acara pengenalan manajemen baru mereka, setelah GM (General Manager) lamanya, Pak Ali Reza Agusta, diganti. Kalau memang mereka mau minta maaf dan memberikan penjelasan, ya mereka dong yang ke sini, bukan saya yang ke sana. Kok jadi seperti kami yang salah. Heran!” kata Ahmad, sengit.
Bahkan, menurutnya, salah seorang tokoh agama di kampungnya sudah enggan mendengar kata Agria lagi, yang di matanya hanyalah sebuah “hotel mesum”. Pasalnya, dari mulai pembangunan sampai saat ini, pihak hotel tidak pernah melibatkan warga di wilayahnya.
“Memang sih, setahu saya, bagi warga kampung kami ini keberadaan Hotel Agria Bogor itu belum memberikan manfaat apa-apa selain aib dari kasus-kasus mesumnya. Kami belum pernah merasakan bantuan sosial dalam bentuk apapun. Yang mereka bantu hanyalah kampung di samping kiri-kanan dan belakangnya, mungkin karena dianggap se-RT atau se-RW. Padahal, yang paling terdampak oleh kasus mesum mereka itu adalah kami, yang berada di seberangnya,” kata Ahmad lagi.
Ia pun, dengan logat Sundanya yang kental, menyindir sikap Hotel Agria Bogor yang terkesan menyepelekan warga sekitar.
“Rek naon nyampeur-nyampeurkeun ka ditu? Ceuk nu sok ka ditu ge, paling-paling ngan disuguhan cai wungkul. Mending maranehna nu ka dieu. Ku warga di dieu mah, kajeun butut-butut ge, maranehna pasti bakal disuguhan ari kueh-kueh wae mah. (Mau apa mendatangi mereka ke sana? Kata mereka yang pernah ke sana pun, paling hanya disuguhi air minum. Lebih baik mereka yang ke sini. Oleh warga di sini sih, kalau mereka datang pasti bakal disuguhi, meskipun sekadar penganan-penganan yang biasa),” kata Ahmad, sinis.
Hotel Agria Belum Bisa Klarifikasi
Sebelumnya, pihak manajemen Hotel Agria Bogor, sebagaimana disampaikan pejabat HRD-nya, Eva Fauziah, yang didampingi Marketing Communications Officer, Windy Marthavianti, menyatakan akan menyampaikan klarifikasinya dalam waktu dekat ini. Namun, ternyata, mereka belum juga bisa melaksanakan hal tersebut.
Saat dihubungi IGS Berita, Senin (30/1) sore, Windy Marthavianti menyatakan dirinya sedang bedrest karena sakit. Ia baru bisa menyampaikan persoalan ini kepada GM Hotel Agria yang baru setelah sembuh nanti.
“Nanti (setelah) saya (bisa) masuk kerja (akan) disampaikan,” katanya, seraya mempersilakan IGS Berita menayangkan pemberitaan tanpa menghadirkan pernyataan dari pihak Hotel Agria Bogor.
Seperti diketahui, sepanjang tahun 2016, terdapat dua kasus serupa di Hotel Agria Bogor, yakni “pamer mesum siang bolong” – berhubungan intim tanpa menutup tirai jendela, sehingga menjadi tontonan masyarakat sekitar dan menimbulkan keresahan.
Baca Juga:
- Pamer Adegan Mesum di Siang Bolong, Warga Tuntut Izin Hotel Agria Bogor Dicabut
- Video Pamer Mesum di Hotel Agria Bogor Mulai Tersebar
- Kasus Pamer Adegan Mesum Siang Bolong: Manajemen Hotel Agria Gino Feruci Bogor Bungkam, Warga Tuntut Pemkot dan Ketua PHRI Penuhi Janji
- Kasus Pamer Mesum Siang Bolong: GM Hotel Agria Bogor Belum Lihat Buktinya, Warga Tetap Tuntut Pencabutan Izin
- Pamer Mesum Siang Bolong: Manajemen Hotel Agria Bogor Minta Maaf
- Buntut Kasus "Pamer Mesum", Hotel Agria Bogor Pasang Kaca Film
- Hotel Agria Bogor akan Klarifikasi Kasus "Pamer Mesum"
Pada saat itu, pihak manajemen Hotel Agria Bogor telah meminta maaf, dan berjanji akan melapisi kaca-kaca jendela kamarnya yang menghadap ke permukiman masyarakat, serta meningkatkan pengawasan terhadap perilaku para tamunya.
Namun, hingga Senin (30/1), belum semua janji tersebut dipenuhi. Pemasangan kaca film pun belum berjalan secara maksimal sesuai yang dijanjikan. (ars/fji).*
Sumber: klik di sini
Video: klik di sini
0
1.4K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan