Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dzulbintangxAvatar border
TS
dzulbintangx
Mempertanyakan Kepunahan Harimau Jawa?








Mempertanyakan Kembali Kepunahan Harimau Jawa
Meski statusnya sudah dinyatakan punah oleh IUCN, kepunahan harimau Jawa masih disangsikan oleh sebagian kalangan. Mereka percaya bahwa harimau Jawa masih ada.

Kehidupan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica). Foto ini diambil di Ujung Kulon pada 1938 dan pernah dipublikasikan dalam buku karya Andries Hoogerwerf, "Ujung Kulon: The Land of the last Javan Rhinoceros". (Andries Hoogerwerf/Wikimedia Commons)
Sekali lagi, Indonesia harus kehilangan satu subspesies harimau setelah International Union of Conservation for Nature (IUCN) menaikkan status Harimau Jawa dari level Sangat Rentan (Critically Endangered) ke Punah (Extinct) pada pertengahan tahun 1970. Sekitar tiga puluh tahun sebelumnya, sepupu dekat harimau Jawa, yakni harimau Bali juga telah dinyatakan punah.

Hingga saat ini, ada tiga subspesies harimau di dunia yang dinyatakan punah oleh IUCN: harimau Kaspia (Panthera tigris virgata); harimau Bali (Panthera tigris balica); dan harimau Jawa (Panthera tigris sondaica).

Harimau Jawa merupakan subspesies harimau yang memiliki postur tubuh terbesar keempat di dunia setelah Harimau Kaspia di Semenanjung Balkan, Harimau Siberia di selatan Russia dan negara-negara Asia Timur Jauh, serta Harimau Benggala di India. Di kalangan masyarakat Jawa, kucing besar ini begitu dihormati. Mereka biasa menyebutnya dengan julukan “Simbah”.

Belum ada yang mengukur tubuh harimau Jawa secara pasti. Diperkirakan, jika diukur dari hidung hingga ekor,  panjang tubuh harimau Jawa jantan dewasa bisa mencapai 285 cm dengan berat sekitar 150 Kg. Sementara betina dewasa diperkirakan dapat mencapai ukuran 270 cm, dengan berat sekitar 140 Kg.



Sekelompok pria dan anak-anak berfoto dengan harimau Jawa yang mati diburu pada Mei 1941 di Malingping, Banten. (H. Bartels/Tropenmuseum/Wikimedia Commons)
Berdasarkan pengamatan pada sebuah foto hitam putih harimau Jawa yang mati diburu di Taman Nasional Meru Betiri tahun 1957, harimau Jawa tampak memiliki pola loreng yang sedikit lebih tipis dibandingkan dengan loreng pada harimau Sumatera. Bentuk hidung dan moncongnya lebih sempit dan memanjang, dengan kepala yang cenderung bulat dengan muka lonjong. Tidak seperti harimau Sumatera yang bulu pada pipi kanan dan kiri sedikit lebih tebal dan panjang, pada harimau Jawa bulu tebal dan panjang justru terkonsentrasi di dagu bagian bawah.

Benarkah harimau Jawa telah punah?

Meski statusnya sudah dinyatakan punah oleh IUCN, kepunahan harimau Jawa masih disangsikan oleh sebagian kalangan. Mereka percaya bahwa harimau Jawa masih ada, belum punah seperti yang telah diberitakan selama ini.

Didik Raharyono, seorang peneliti Indonesia yang meyakini bahwa harimau Jawa belum punah, giat mengungkap fakta keberadaan Simbah di Nusantara. Dengan semboyan “Sehelai rambut adalah bukti keberadaan Harimau Jawa”, Ia melakoni berbagai penelitian serta pengamatan lapangan secara langsung demi mendapatkan fakta-fakta dan petunjuk yang mengarah pada eksistensi harimau Jawa.

Dalam buku “Berkawan Harimau Bersama Alam” yang disusunnya bersama Eko Teguh Paripurno, Didik menuangkan fakta-fakta dan hasil penelitiannya tentang keberadaan harimau Jawa. Bukti-bukti pengamatan seperti foto, temuan kotoran, garutan bekas cakar, jejak tapak kaki, bulu yang tersangkut maupun jejak-jejak lain yang ditemukan semakin memperkuat keberadaan harimau Jawa pada saat ini.

Kesaksian dari masyarakat yang bekerja sebagai perencek (pencari kayu di hutan) atau pesanggem (petani hutan) di sekitar habitat harimau Jawa yang pernah melihat dan berpapasan langsung dengan Simbah juga memperkuat bukti-bukti sebelumnya.   

Dalam situs [url=http://www.pedulikarnivorjawa.org,]www.pedulikarnivorjawa.org,[/url] Didik Raharyono menyatakan bahwa setelah pencarian panjang tentang bukti-bukti keberadaan harimau Jawa, akhirnya Ia mendapat petunjuk kuat tentang keberadaan kucing besar tersebut pada 2014 silam. Kiriman foto sosok harimau loreng di lantai hutan jati di kawasan Provinsi Jawa Timur, jelas sangat menguatkan bukti-bukti bahwa harimau Jawa belum punah.

“Berselang dua minggu kemudian ada kiriman lagi sosok jelas foto Harimau Jawa yang sedang melintas di hutan pinus di sebuah lereng gunung di Jawa Tengah,” tambahnya.

Mencari bukti keberadaan Simbah secara ilmiah memang tidak semudah membalik telapak tangan. Dibutuhkan upaya dan kerjasama dari berbagai pihak untuk membuktikan keberadaan harimau Jawa saat ini. Semakin banyak orang yang peduli dan berusaha menemukan jejak harimau Jawa, otomatis akan semakin banyak pula bukti-bukti terkumpul untuk mengeluarkan Simbah dari daftar hewan yang telah punah. Kita sebagai warga negara yang baik kita perlu menjaga flora fauna yang masih ada agar kelak anak cucu kita bisa dapat melihatnyaemoticon-Peace

SEKIAN PENJELASAN ANE SEMOGA MENAMBAH WAWASAN AGAN&SISTA YA TENTANG FAUNA INDONESIA YG MASIH DIPERTANYAKAN KEPUNAHANNYA



TUH PICT PENAMPAKAN SEBAGIAN.MAHASISWA YG SEDANG MENANJAK GUNUNG SLAMET TIDAK SENGAJA MEMFOTO DI HUTAN PINUS NAMUN FOTO ITU MASIH DIPERTANYAKAN.NAMUN ADA YG BERPENDAPAT ASLI DI KARENAKAN HUTAN GN SLAMET MEMANG ADA POHON PINUS YG BNYAK DAN MASIH JARANG DILEWATI MANUSIA,MUNGKIN AGAN&SISTA ADA YG PERNAH MELIHAT,WAJIB emoticon-Add Friend (S) COMENT DAN SARAN SILAKAN DIKETIK KETIKA SELESAI MEMBACA HEHEHEemoticon-thumbsup.SEKIAN THREAD ANE BILA BERKENAN emoticon-Cendol (S): emoticon-Rate 5 Star biar ht makasih wassalam
Diubah oleh dzulbintangx 31-01-2017 10:14
tien212700Avatar border
dewa67Avatar border
dewa67 dan tien212700 memberi reputasi
2
13.2K
108
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan