Kepada Sang Pencinta
Di Tahta Suci-Mu yang Kudus


Sebelum kutuliskan sepucuk surat ini, Engkau terlebih dulu jauh sebelumnya tahu, karena selain Sang Pencinta, Engkaulah Sang Pencipta, Sang Penulis cerita dunia, juga cerita hidupku.

Wahai Penulis Agung, tak ada cukup kata yang dapat melukiskan betapa besarnya cinta-Mu. Aku tidak akan membahas cintaku padamu, karena apalah aku ini, hanya setitik debu, bagai sepucuk bunga yang hari ini ada dan esok tiada.




Walaupun sebegitu kecilnya, sebegitu singkatnya hidupku, Engkau tahu semua hari-hariku. Bahkan setiap helai rambutku pun Kau tahu, tidak akan jatuh tanpa Engkau mengizinkannya.




Sang Maha Agung, Yang Maha Mulia, tak ada yang dapat menandingi kehebatan-Mu. Justru sungguh takjublah aku, karena Dikau yang begitu Digjaya, bersedia mengasihiku lebih dari cinta seorang ibu yang melahirkan anaknya. Seorang ibu tak mungkin melupakan anak yang dilahirkannya, tapi kalaupun ia melupakan, Engkau tidak sekali-kali melupakanku.




Tak dapat terukur besar, dalam, tinggi, luas cinta-Mu, karena sebelum aku bahkan mengenal-Mu, Engkau terlebih dahulu mengenal, menerima, dan mencintai diriku apa adanya. Bahkan saat aku menjauh, atau menolak Engkau, Engkau tetap setia mencintaiku.




Adakah yang seperti Engkau? Adakah yang cintanya tak berubah? Dulu, sekarang, sampai selama-lamanya? Hanya Engkau, Sang Pencinta, Sang Pencipta, Sang Arsitek Agung yang Tiada Bandingnya.




Melihat karya 'tangan'-Mu, alam semesta, jagad raya, bahkan segenap makhluk yang Kaujadikan, nyatalah betapa besar dan berkuasa Engkau. Sang Maha Segalanya, Di Atas Segalanya, berkenan mencintai manusia, sungguh anugrah terbesar yang tidak dapat diukur dengan apa pun juga.




Hanya ucapan syukur yang dapat kuberikan kepada-Mu, Sang Pecinta, karena tiada lagi yang dapat kuberikan. Semua milik-Mu. Terima kasih buat setiap cinta-Mu.





Dari: yang dicintai-Mu
@archaengela