Kaskus

Sports

Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Udinese vs Milan: Kembali ke Jalur Kemenangan
Tengah pekan lalu, Juventus akhirnya bisa membalas dendam dua kekalahan yang diderita dari Milan musim ini. Pada babak perempatfinal Coppa Italia yang dihelat di Juventus Stadium, Si Nyonya Tua berhasil menyingkirkan Milan dengan skor tipis 2-1. Milan harus memupus asa lolos ke babak semifinal, dan praktis ‘hanya’ tinggal menyisakan konsentrasi skuatnya pada kompetisi Serie-A saja saat ini. Namun Milan pantas pulang dari Turin dengan kepala tegak, karena berhasil menyuguhkan perlawanan sengit sampai menit akhir meski hanya bermain dengan 10 orang dan bahkan lebih mendominasi laga pada babak kedua. Sayang, penyelesaian akhir yang buruk membuat Milan gagal menyamakan peluang sekaligus memperpanjang nafas mereka untuk bertarung menuju babak selanjutnya di Coppa Italia.

Pada giornata 22, Milan akan melawat ke Friuli untuk menghadapi tim peringkat 13, Udinese. Pasca melewati pekan ketat nan sulit, di mana mereka harus berturut-turut menghadapi Torino, Napoli, dan Juventus, muskil bagi Montella untuk tidak melakukan rotasi. Apalagi, Montella baru saja memainkan 6 starter yang sama saat menghadapi Napoli-Juventus dalam selang waktu 4 hari, dan akan sangat riskan untuk kembali menurunkan mereka semua (Donnarumma, Abate, Kucka, Bonaventura, Bacca, dan Suso) secara bersamaan sejak menit pertama.

Udinese vs Milan: Kembali ke Jalur Kemenangan


Di sisi lain, kubu tuan rumah juga sedang tidak dalam performa mengesankan. Pada 5 laga terakhir, Udinese hanya berhasil meraih satu kemenangan dan satu kali imbang. Tiga kekalahan beruntun yang mereka alami sejak pergantian tahun mengisyaratkan bahwa sedang ada sesuatu yang janggal dalam skuat asuhan Del Neri tersebut, dan kegagalan untuk mendulang poin sempurna akan membuat posisi pelatih veteran itu jadi semakin rawan di Friuli. Apalagi Udinese hanya memiliki selisih 2 angka dengan tujuh 7 tim di papan tengah Serie-A, sehingga kekalahan dari Milan praktis akan membuat mereka terjun bebas di klasemen sementara pekan ini.

Montella bisa memanfaatkan tren buruk yang sedang dialami tuan rumah, sebagai momentum kebangkitan pasca mengalami 2 kekalahan beruntun bulan ini. Milan memang masih belum bisa bersanding dengan raksasa Italia lain untuk bertarung di perebutan gelar juara, tapi dengan meraih 3 angka akhir pekan nanti, asa mereka untuk lolos ke zona Eropa musim depan akan tetap terjaga. Kembalinya Locatelli dan Romagnoli pasca terkena larangan bermain juga akan menjadi suntikan ekstra bagi Rossoneri, apalagi dengan kedatangan penggawa anyar dari Everton, Gerrard Deulofeu, yang bisa menjadi andalan Milan di lini depan pasca kepergian Niang ke Watford.

Skema 4-3-3 diperkirakan masih akan menjadi pilihan Montella, karena Milan terbukti cukup efektif memainkan formasi tersebut musim ini. Duet Paletta-Romagnoli bisa kembali tampil di depan Donnarumma, sementara untuk posisi bek sayap besar kemungkinan akan menjadi ditempati oleh Calabria dan De Sciglio yang tidak tidak bermain di Coppa Italia tengah pekan lalu. Di tengah, Kucka mungkin tidak akan tampil sebagai starter karena sudah menjalani 3 laga beruntun dalam kurun 2 pekan, sehingga perannya akan digantikan oleh Locatelli yang ditemani Bertolacci-Pasalic di sisi kanan dan kiri. Trisula lini depan Milan adalah salah satu lini yang jarang dijamah rotasi, karena terbukti konsisten menampilkan performa apik ketika dipasang bersamaan. Suso, Bacca, dan Bonaventura juga tampil di 3 laga berturut-turut, sehingga salah satu dari mereka mungkin tidak akan tampil sejak menit pertama. Lapadula menjadi pemain yang paling berpotensi menggantikan Bacca sebagai striker murni, sementara Deulofeu bisa memberikan kejutan sebagai pemain pengganti di babak kedua.

Namun yang lebih penting dari pemilihan line-up yang tepat, adalah mental bermain Milan yang sering ‘terlambat panas’ dalam beberapa pekan terakhir. Saat melawan Torino di Coppa Italia dan di Serie-A, mereka harus kebobolan terlebih dahulu sebelum berbalik menguasai laga di paruh babak kedua. Pun seperti saat melawan Napoli dan Juventus, di mana mereka sempat diprediksi akan dibabat karena dijebol 2 gol cepat pada babak pertama, tapi tampil jauh lebih trengginas pasca turun minum. Milan harus membiasakan diri tampil menekan sejak awal laga, karena tempo dan gaya bermain yang mereka bawakan terbukti sukses merepotkan lawan pada laga-laga sebelumnya—yang sayangnya baru muncul di babak kedua. Di sinilah jiwa kepemimpinan Montella dan penggawa senior Milan di ruang ganti bakal diuji, karena mereka harus memadukan pengalaman sekaligus memotivasi pilar muda Rossoneri untuk memberikan semangat bermain sejak menit pertama. Minimnya pengalaman bermain dan ketidaksiapan untuk mengatasi tekanan tim lawan seringkali merepotkan penggawa muda dari segi non-teknis, padahal dari segi kualitas, mereka punya segala alasan untuk tampil apik sebagaimana para seniornya.

Angin segar juga berembus kepada Milan, karena timnya punya antidot gaya bermain tuan rumah. Musim ini, Udinese kerap kesulitan mengantisipasi serangan dari sisi sayap, sekaligus mempertahankan keunggulan meski terlihat mendominasi laga pada babak pertama. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Milan justru menjadi tim yang memiliki grinta berlebih ketika berada dalam posisi tertinggal, dan karakter ini bisa menjadi senjata rahasia mereka andaikan kebobolan lebih dulu dari Udinese. Selain itu, penetrasi yang dilakukan Milan dari sisi sayap adalah alasan kenapa mereka tampil jauh lebih mengesankan dibanding musim lalu.

Karakter pemain dengan kualitas teknik dan kecepatan mumpuni seperti Bonaventura dan Suso, diprediksi akan sangat merepotkan lini belakang Zebrette meski tampil di hadapan pendukungnya sendiri. Dengan catatan kombinasi 7 gol dan 8 assists, kedua pemain itu diharapkan bisa menyuguhkan servis terbaik kepada Lapadula yang bermain sebagai striker murni di depan gawang. Jangan lupakan pula, Milan kini memiliki Deulofeu yang dikenal cukup merepotkan bek lawan dari sisi sayap sejak aktif bermain di Inggris dan Spanyol. Montella mungkin akan memasukkan eks-penggawa Barcelona itu sebagai pemain pengganti di 30-20 menit terakhir, sehingga kecepatan yang ia miliki bisa menyulitkan lini belakang tuan rumah yang mulai kehabisan stamina.

Tapi Milan tidak boleh memandang Udinese dengan sebelah mata, hanya karena status mereka di atas kertas lebih diunggulkan ketimbang Cyril Théréau dan kawan-kawan. Sebab pada 5 kunjungan terakhir ke Friuli, Milan harus menelan 3 kali kekalahan dan 2 kali menang dengan susah payah. Apalagi pada pertemuan perdana musim ini, Udinese justru berhasil menekuk Milan dengan skor tipis 1-0 di San Siro. Andai tidak waspada, bukan tidak mungkin Rossoneri justru akan terjungkal oleh hentakan zebra kecil dari utara Italia itu.

Supported by:
Udinese vs Milan: Kembali ke Jalur Kemenangan

Udinese vs Milan: Kembali ke Jalur KemenanganUdinese vs Milan: Kembali ke Jalur Kemenangan

Udinese vs Milan: Kembali ke Jalur KemenanganUdinese vs Milan: Kembali ke Jalur Kemenangan
www.kaskus.co.id
0
457
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan