- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Mirisnya nasib para jomblo akut yang mendamba istri di China


TS
tenglengwotik
Mirisnya nasib para jomblo akut yang mendamba istri di China
Quote:
Kekurangan wanita sudah menjadi masalah kependudukan tersendiri di China. Tak hanya menghasilkan dampak kultural, krisis penduduk wanita di negeri Tiongkok telah menjadi masalah ekonomi yang membuat pemerintah China harus putar otak untuk mengatasinya.
Walaupun begitu, krisis penduduk wanita ini paling dirasakan oleh para pria.
Jumlah pria yang harus menyandang status bujang lapuk di sana semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama di daerah-daerah miskin. Sebaliknya, keluarga yang memiliki anak perempuan cenderung menerapkan standar tinggi untuk mencari menantu. Bisa ditebak, besarnya materi lantas jadi ukuran penting dalam menilai kelayakan seorang pria.
Ngenes, di masa depan 2 pria harus berebut 1 wanita!
Krisis penduduk wanita di China berakar dari kebijakan satu anak yang diterapkan pemerintah. Pada awalnya, warga menganggap anak lelaki lebih berguna karena bisa menjadi penerus keluarga. Sementara anak perempuan dianggap beban dan rawan menjadi 'wanita buangan' jika tak kunjung menikah sampai usia 30 tahun. Karena itulah, kasus aborsi dan penelantaran hingga berujung kematian terhadap bayi perempuan kerap terjadi. Pada tahun 1979, China mulai mengalami kekurangan penduduk wanita.
Menurut sebuah data statistik yang menghebohkan di tahun 2012, jumlah pria di China diproyeksikan bakal mengungguli jumlah penduduk wanita sebanyak 30 hingga 40 juta pada tahun 2020 nanti. Ini berarti sekitar 10 juta pria China akan melajang seumur hidup. Berdasarkan data tahun 2014, terdapat 118 bayi laki-laki untuk setiap 100 bayi perempuan. Dengan kata lain, perbandingan penduduk pria dan wanita di China semakin lama semakin mendekati 2:1. Sementara itu, jumlah penduduk wanita di China dalam beberapa dekade terakhir berkurang setidaknya 35-40 juta. Tentunya hal ini membuat para pria harus bersaing ketat untuk menemukan jodoh.
'Harga' istri makin mahal, pria golongan ekonomi lemah gigit jari
Budaya China mengenal tradisi pemberian mahar yang disebut 'harga mempelai'. Sebagai bentuk permintaan izin untuk memboyong calon istri, seorang pria harus memberikan barang dengan nilai tertentu kepada keluarga calon mempelai. Jika di tahun 1980-an satu set televisi atau kulkas sudah dianggap pantas, kini harga mempelai yang harus dibayarkan seorang pria jauh lebih mahal. Sejumlah besar uang tunai lebih disukai daripada barang mewah. Di kota besar seperti Shanghai, harga mempelai bisa mencapai 1 juta yuan atau sekitar 1,9 miliar rupiah.
Untuk mendapatkan seorang istri, tak jarang para pria harus berutang hingga puluhan ribu atau malah ratusan ribu yuan. Hal seperti inilah yang harus dialami oleh Zhang Hu, seorang jejaka dari pedesaan China. Zhang harus meminjam 150.000 yuan atau sekitar 287 juta rupiah untuk meminang calon istrinya.

Para bujang lapuk di pedesaan China. DailyMail
Masalah serupa dihadapi para pria lajang di desa-desa miskin seperti Laoya dan Banzhushan. Mereka terpaksa menerima nasib jadi perjaka tua dan dicap sebagai manusia tanpa guna. "Mereka disebut 'ranting telanjang', para pria yang kelewat miskin, tidak berpendidikan, tak punya istri atau anak, jadi seperti pohon yang tak berdaun. Ada banyak pedesaan di China yang dipenuhi pria-pria seperti ini," cerita Manya Koetse, editor What's on Weibo kepada BBC.
Ahli ekonomi sarankan untuk berbagi istri
Menanggapi krisis penduduk wanita di Tiongkok, seorang ahli ekonomi menawarkan sebuah solusi yang cukup kontroversial. Profesor Xie Zuoshi, seorang dosen ekonomi di Zhejiang menyarankan agar para pria di China berbagi istri saja.
"Para pria berpenghasilan besar bisa mencari wanita dengan mudah karena mereka mampu menjangkau harga tinggi yang ditetapkan. Tetapi bagaimana dengan para pria berpenghasilan rendah? Satu solusi yang bisa ditempuh adalah membentuk kelompok untuk mencari seorang istri," tulisnya dalam postingan blog yang dikutip People's Daily Online.

Ilustrasi keluarga dengan pernikahan poliandri di Tibet. Emily Gong
"Bukannya saya ngawur. Di daerah-daerah miskin ada beberapa kasus di mana beberapa saudara lelaki berbagi satu istri dan mereka hidup bahagia."
Saran Xie dicela habis-habisan oleh warga China. Netizen menyampaikan kritik pedas mereka lewat berbagai jejaring sosial. Setelah itu, sang dosen menghapus postingan yang diunggahnya pada bulan Oktober 2014 itu.
Susah cari istri China, impor wanita dari negara tetangga pun jadi
Hidup dengan berbagi istri bersama beberapa pria lain mungkin masih kelewat tabu bagi para pria di China. Namun rupanya cukup banyak yang bersedia menempuh jalan ilegal dengan 'membeli' istri dari Vietnam atau Myanmar.

Pada tahun 2014 saja, pemerintah China dan kepolisian Myanmar berhasil menggagalkan perdagangan wanita ke negeri tirai bambu. Dengan iming-iming pekerjaan, gadis-gadis belia Myanmar dijual sebagai istri di pedesaan Tiongkok dengan harga minimal 50.000 yuan atau sekitar Rp 96.000.000. Selain Myanmar, istri dari negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam juga cukup diminati.
banyak jones
Walaupun begitu, krisis penduduk wanita ini paling dirasakan oleh para pria.
Jumlah pria yang harus menyandang status bujang lapuk di sana semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama di daerah-daerah miskin. Sebaliknya, keluarga yang memiliki anak perempuan cenderung menerapkan standar tinggi untuk mencari menantu. Bisa ditebak, besarnya materi lantas jadi ukuran penting dalam menilai kelayakan seorang pria.
Ngenes, di masa depan 2 pria harus berebut 1 wanita!
Krisis penduduk wanita di China berakar dari kebijakan satu anak yang diterapkan pemerintah. Pada awalnya, warga menganggap anak lelaki lebih berguna karena bisa menjadi penerus keluarga. Sementara anak perempuan dianggap beban dan rawan menjadi 'wanita buangan' jika tak kunjung menikah sampai usia 30 tahun. Karena itulah, kasus aborsi dan penelantaran hingga berujung kematian terhadap bayi perempuan kerap terjadi. Pada tahun 1979, China mulai mengalami kekurangan penduduk wanita.
Menurut sebuah data statistik yang menghebohkan di tahun 2012, jumlah pria di China diproyeksikan bakal mengungguli jumlah penduduk wanita sebanyak 30 hingga 40 juta pada tahun 2020 nanti. Ini berarti sekitar 10 juta pria China akan melajang seumur hidup. Berdasarkan data tahun 2014, terdapat 118 bayi laki-laki untuk setiap 100 bayi perempuan. Dengan kata lain, perbandingan penduduk pria dan wanita di China semakin lama semakin mendekati 2:1. Sementara itu, jumlah penduduk wanita di China dalam beberapa dekade terakhir berkurang setidaknya 35-40 juta. Tentunya hal ini membuat para pria harus bersaing ketat untuk menemukan jodoh.
'Harga' istri makin mahal, pria golongan ekonomi lemah gigit jari
Budaya China mengenal tradisi pemberian mahar yang disebut 'harga mempelai'. Sebagai bentuk permintaan izin untuk memboyong calon istri, seorang pria harus memberikan barang dengan nilai tertentu kepada keluarga calon mempelai. Jika di tahun 1980-an satu set televisi atau kulkas sudah dianggap pantas, kini harga mempelai yang harus dibayarkan seorang pria jauh lebih mahal. Sejumlah besar uang tunai lebih disukai daripada barang mewah. Di kota besar seperti Shanghai, harga mempelai bisa mencapai 1 juta yuan atau sekitar 1,9 miliar rupiah.
Untuk mendapatkan seorang istri, tak jarang para pria harus berutang hingga puluhan ribu atau malah ratusan ribu yuan. Hal seperti inilah yang harus dialami oleh Zhang Hu, seorang jejaka dari pedesaan China. Zhang harus meminjam 150.000 yuan atau sekitar 287 juta rupiah untuk meminang calon istrinya.

Para bujang lapuk di pedesaan China. DailyMail
Masalah serupa dihadapi para pria lajang di desa-desa miskin seperti Laoya dan Banzhushan. Mereka terpaksa menerima nasib jadi perjaka tua dan dicap sebagai manusia tanpa guna. "Mereka disebut 'ranting telanjang', para pria yang kelewat miskin, tidak berpendidikan, tak punya istri atau anak, jadi seperti pohon yang tak berdaun. Ada banyak pedesaan di China yang dipenuhi pria-pria seperti ini," cerita Manya Koetse, editor What's on Weibo kepada BBC.
Ahli ekonomi sarankan untuk berbagi istri
Menanggapi krisis penduduk wanita di Tiongkok, seorang ahli ekonomi menawarkan sebuah solusi yang cukup kontroversial. Profesor Xie Zuoshi, seorang dosen ekonomi di Zhejiang menyarankan agar para pria di China berbagi istri saja.
"Para pria berpenghasilan besar bisa mencari wanita dengan mudah karena mereka mampu menjangkau harga tinggi yang ditetapkan. Tetapi bagaimana dengan para pria berpenghasilan rendah? Satu solusi yang bisa ditempuh adalah membentuk kelompok untuk mencari seorang istri," tulisnya dalam postingan blog yang dikutip People's Daily Online.

Ilustrasi keluarga dengan pernikahan poliandri di Tibet. Emily Gong
"Bukannya saya ngawur. Di daerah-daerah miskin ada beberapa kasus di mana beberapa saudara lelaki berbagi satu istri dan mereka hidup bahagia."
Saran Xie dicela habis-habisan oleh warga China. Netizen menyampaikan kritik pedas mereka lewat berbagai jejaring sosial. Setelah itu, sang dosen menghapus postingan yang diunggahnya pada bulan Oktober 2014 itu.
Susah cari istri China, impor wanita dari negara tetangga pun jadi
Hidup dengan berbagi istri bersama beberapa pria lain mungkin masih kelewat tabu bagi para pria di China. Namun rupanya cukup banyak yang bersedia menempuh jalan ilegal dengan 'membeli' istri dari Vietnam atau Myanmar.

Pada tahun 2014 saja, pemerintah China dan kepolisian Myanmar berhasil menggagalkan perdagangan wanita ke negeri tirai bambu. Dengan iming-iming pekerjaan, gadis-gadis belia Myanmar dijual sebagai istri di pedesaan Tiongkok dengan harga minimal 50.000 yuan atau sekitar Rp 96.000.000. Selain Myanmar, istri dari negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam juga cukup diminati.
banyak jones
drunkard kemana nih

ditambah lagi banyak panda yang diimpor ke asia tenggara untuk jadi psk, seperti 76 orang yang ditangkap dimalam tahun baru di mangga besar, perbandingan cowo sama cewek di mainland bakal makin jomplang aja

Diubah oleh tenglengwotik 16-01-2017 07:22




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
10.2K
Kutip
49
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan