toesteldjadoelAvatar border
TS
toesteldjadoel
Cornelis: Saya Kafir, Saya Renovasi Masjid Jadi Megah
Netralitas.com - Wajah Cornelis MH memerah bara. Gemeretak gerahamnya membentuk kepalan tinju. “Dengarlah ini, dengarkan baik-baik”.
Dalam kesenyapan hanya terdengar orasi sulut api kebencian, “Kafir…kafir…kafir”.
“Kalian dengarkan, siapa yang dibilangnya kafir itu. Daerah mana yang dua periode dipimpin kafir itu? Ini benar-benar sudah kelewatan, mau ngajak perang atau gimana”.


Adalah Muhammad Rizieq Shihab atau populer disebut Habib Rizieq yang membuat Cornelis, orang nomor satu di Kalimantan Barat ini berada di nadir kesabarannya.

Imam Forum Pembela Islam (FPI) itu dalam ceramahnya yang disebarkan melalui media sosial (youtube) menyebut dirinya kafir dan Kalimantan Barat harus direbut kembali.

“Jangan harap orang itu (Habib Rizieq) bisa menginjakkan kakinya di Kalbar. Kalbar hanya boleh didatangin orang-orang yang cinta NKRI dan menghargai tolerasi, bukan orang yang mudah menuding orang lain kafir,” tegasnya.

Bahkan Cornelis menyebut Rizieq salah data saat menyebut umat Islam 72 persen jauh lebih besar dibandingkan agama lain di Kalimantan Barat.

“Ini orang mau mengadu domba se Kalbar. Nanti saat yang Islam dan non Islam di Kalimantan Barat saling tebas, itu orang ketawa-tawa di Jakarta. Orang gila sekalipun tidak mungkin melakukan itu,” ujarnya.

Lebih jauh Cornelis mengatakan bahwa di bawah kepemimpinannya Masjid Mujahidin mengalami pemugaran dan areal lahannya diperluas.

Padahal selama 37 tahun, sejak diresmikan oleh mantan Presiden Soeharto, Kalbar dipimpin oleh gubernur yang beragama Islam. “Si kafir ini yang merenovasi Masjid Mujahidin menjadi begitu indah, megah dan berhalaman luas. Berarti si kafir ini lebih Islam dibandingkan yang beragama Islam, coba tanya sama dia yang gampang mengkafirkan orang” ujar Cornelis.

Dalam rekaman yang diperdengarkan, Ketua Umum FPI menyebut Umat Islam di Kalimantan Barat itu 72 persen (mayoritas), namun dipimpin oleh gubernur yang non muslim (Kafir).
Padahal menurut Cornelis, berdasarkan data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, umat Islam 59,42 persen, Katolik 22,34 persen, Kristen 11,39 persen, Budha 6,49 persen, Khonghucu 0,22 persen, Kepercayaan 0,08 persen dan Hindu 0,06 persen.

“Kita lihat saja datanya benar tidak 72 persen yang dibilangnya, bila yang kafir-kafir itu digabung jumlahnya 40,58 persen dan Islam 59,42 persen tidak terlalu jauh perbedaannya. Jangan asal main klaim di sekian persen, nanti pada ngamuk apa itu orang mau tanggung jawab,” papar Cornelis.

Berdasarkan data tersebut, lanjut Cornelis yang juga Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), tidaklah terlalu lebar jumlah pemilihnya bila dibagi dalam kedua kelompok, yakni Islam dan non Islam. Artinya, terbuka bagi kedua kelompok untuk memimpin Kalimantan Barat.

“Setahu dan seingat saya, NKRI itu bukan negara agama tapi negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Terbuka bagi siapapun dari agama apapun untuk dipilih, memilih dan memimpin melalui proses pemilihan yang demokratis, hak ini dijamin undang-undang. Jangan karena nafsu berkuasa main kafir-kafirkan orang tidak baik itu,” paparnya.

Dia memberikan contoh Sadiq Khan yang menjabat Walikota London. Sadiq merupakan muslim pertama dalam sejarah perpolitikan modern di Inggris yang berhasil meraih kursi walikota London setelah meraih 56,8 persen dari rivalnya 43,2 persen, dengan tingkat partisipasi 45,3 persen dari jumlah pemilih.

“Bisa itu orang yang gemar kofir-kafir bayangkan, rakyat London yang mayoritas Kristen mempercayakan Shadiq Khan yang muslim memimpin mereka. Ajarkan rakyat pendidikan politik yang sehat sehingga tidak lagi memilih berdasarkan agamanya tapi intergritasnya dan program kerja yang ditawarkan,” tegasnya.

http://www.netralitas.com/nusantara/...jid-jadi-megah


Ane dukung pak,jaga tanah kalbar tetep damai..
0
8.7K
91
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan