- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Liga Italia
Melihat Sedikit Pendahulu Dybala dan Higuain


TS
Kaskus Sport
Melihat Sedikit Pendahulu Dybala dan Higuain
Saat Juventus memantapkan diri di puncak clasifica usai menggilas Bologna semalam (9/1), kenangan sosok-sosok tajam Argentina di Serie A kembali muncul. Gol-gol Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala membuat semua fans Bianconeri tersenyum. Memang inilah harapan lini serang Juve di awal musim kala manajemen mendatangkan Higuain. Duo Argentina di pucuk formasi Allegri.

Kembalinya Paul Pogba ke Manchester serta kedatangan beberapa pemain anyar membuat Dybala sempat kesulitan membuat gol di awal musim. Bahkan cedera sempat menjadikan pemain kidal ini absen di banyak pertandingan. Untung bagi Juve, Higuain langsung nyetel dan menjadi jaminan gol. Kombinasi keduanya sudah menghasilkan 40% gol La Vecchia Signora di Serie A musim ini.
Pedro Pasculli (Lecce)
Warna Argentina memang sangat kental di Italia. Jauh sebelum Higuain, Dybala, Icardi hingga Batistuta menjadi raja gol di Serie A, Lecce punya Pedro Pasculli. Hidup di era Diego Maradona, eks Argentinos Juniors ini menjadi bintang Lecce. Tentu publik lebih gemar membahas El Dios serta persaingannya dengan Van Basten serta Matthaus. Pasculli datang ke Italia pada 1985 pasca mengantarkan Argentinos Juniors Copa Libertadores.
Jika kita melihat catatan terbaik Salentini yang mampu finis di strip kesembilan di Serie A, Pasculli menjadi aktor utama Lecce kala itu. Striker yang sempat bekerjasama dengan salah satu klub di Indonesia ini membuat 53 gol dari 214 pertandingan bersama Lecce di kurun 1985 hingga 1992.
Pedro Manfredini (Roma)
Menjadi pencetak gol terbanyak Serie A musim 1962–63 dengan 19 gol, Pedro Manfredini membayar kepercayaan Roma yang mendatangkannya dari Racing Club pada akhir dekade 50-an. Dari 130 pertandingan bersama Giallorossi, 77 gol berhasil dibuat penyerang yang sempat memberikan trofi Inter-Cities Fairs Cup tahun 1961 bagi I Lupi. Saat orang lebih sibuk membahas Omar Sivori, Harald Nielsen serta Mazzola, Manfredin malah menjadi pencetak gol terbanyak Coppa Italia di musim 1963–64.
Julio Libonatti (Torino)
Dia adalah legenda Il Granata. Catatan golnya abadi. Didatangkan dari Newell's Old Boys, Torino langsung moncer sejak kehadiran bomber maut ini. Ketajamannya terbukti dengan menjadi top-scorer di musim 1927–28. Torino pun menjadi raja di tahun 1927. Hingga meninggalkan Torino pada tahun 1934, dirinya hanya kalah dari Paolo Pulici (172 gol) sebagai bomber tersubur Il Toro sepanjang masa. Selain membela Argentina, dirinya juga memiliki caps bersama Italia.


Kembalinya Paul Pogba ke Manchester serta kedatangan beberapa pemain anyar membuat Dybala sempat kesulitan membuat gol di awal musim. Bahkan cedera sempat menjadikan pemain kidal ini absen di banyak pertandingan. Untung bagi Juve, Higuain langsung nyetel dan menjadi jaminan gol. Kombinasi keduanya sudah menghasilkan 40% gol La Vecchia Signora di Serie A musim ini.
Pedro Pasculli (Lecce)
Warna Argentina memang sangat kental di Italia. Jauh sebelum Higuain, Dybala, Icardi hingga Batistuta menjadi raja gol di Serie A, Lecce punya Pedro Pasculli. Hidup di era Diego Maradona, eks Argentinos Juniors ini menjadi bintang Lecce. Tentu publik lebih gemar membahas El Dios serta persaingannya dengan Van Basten serta Matthaus. Pasculli datang ke Italia pada 1985 pasca mengantarkan Argentinos Juniors Copa Libertadores.
Jika kita melihat catatan terbaik Salentini yang mampu finis di strip kesembilan di Serie A, Pasculli menjadi aktor utama Lecce kala itu. Striker yang sempat bekerjasama dengan salah satu klub di Indonesia ini membuat 53 gol dari 214 pertandingan bersama Lecce di kurun 1985 hingga 1992.
Pedro Manfredini (Roma)
Menjadi pencetak gol terbanyak Serie A musim 1962–63 dengan 19 gol, Pedro Manfredini membayar kepercayaan Roma yang mendatangkannya dari Racing Club pada akhir dekade 50-an. Dari 130 pertandingan bersama Giallorossi, 77 gol berhasil dibuat penyerang yang sempat memberikan trofi Inter-Cities Fairs Cup tahun 1961 bagi I Lupi. Saat orang lebih sibuk membahas Omar Sivori, Harald Nielsen serta Mazzola, Manfredin malah menjadi pencetak gol terbanyak Coppa Italia di musim 1963–64.
Julio Libonatti (Torino)
Dia adalah legenda Il Granata. Catatan golnya abadi. Didatangkan dari Newell's Old Boys, Torino langsung moncer sejak kehadiran bomber maut ini. Ketajamannya terbukti dengan menjadi top-scorer di musim 1927–28. Torino pun menjadi raja di tahun 1927. Hingga meninggalkan Torino pada tahun 1934, dirinya hanya kalah dari Paolo Pulici (172 gol) sebagai bomber tersubur Il Toro sepanjang masa. Selain membela Argentina, dirinya juga memiliki caps bersama Italia.

Supported by:





www.kaskus.co.id





www.kaskus.co.id
0
2.2K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan