Spoiler for Darmin Klarifikasi Pernyataan Soal Kenaikan Tarif PNBP:
Quote:
Surabaya - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Darmin Nasution, mengklarifikasi pernyataannya tentang kenaikan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sebelumnya, Darmin mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kenaikan tarif PNBP (Penerimaan Negara Buka Pajak) untuk pelayanan publik jangan terlalu tinggi.
Pernyataan itu terkait dengan kenaikan tarif pengurusan STNK hingga BPKB tahun ini. Setoran dari biaya STNK hingga BPKB masuk dalam PNBP.
"Saya ingin mengoreksi. Saya mendapatkan kabar mulai dari berita sampai meme-meme bahwa Pak Menko Perekonomian menjelaskan bla bla urusannya kenaikan STNK, BPKB," kata Darmin Nasution kepada wartawan di sela kunjungan kerjanya di Surabaya, Sabtu (7/1/2017).
Ia menceritakan bagaimana dirinya memberikan statement tentang kenaikan PNBP kepada wartawan di istana usai bertemu dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
"Saya menceritakan bahwa Presiden pernah bilang tentang PNBP, tapi sebelum itu (PP) ditandatangani presiden. Pak Presiden menyampaikan, kalau menyangkut rakyat banyak, pelayanan luas, jangan dinaikkan tinggi , harus diperhatikan betul," tuturnya.
"Jadi saya ingin meluruskan, jangan digambarkan seolah-olah presiden mengomentari lagi kenapa naik. Komentar presiden itu disampaikan sebelum itu ada. Jangan dipakai seolah-olah presiden menyalahkan apa yang sudah beliau teken, dan ini saya luruskan," tandasnya.
Koperasi susu
Selain itu, Darmin juga menyoroti soal pertumbuhan koperasi susu sapi perah di Pujon, Kabupaten Malang dalam kurun waktu lima tahun terkahir ini mengalami pelambatan bahkan terhenti.
"Kita juga melihat koperasi sapi perah di Pujon (Malang). Kita lihat seperti apa perkembangannya. Seperti apa permasalahannya. Apa saja kesulitan yang dihadapi oleh peternak kita," kata Darmin Nasution yang didampingi Gubernur Jawa Timur Soekarwo
"Tampaknya koperasi disana beberapa tahun terkahir perkembangannya tidak berlanjut. Selama 5 sampai 10 tahun berkembang. Tapi sejak 5 tahun terkahir ini, kelihatannya mulai melambat dan berhenti," tuturnya.
Ia mengatakan, melambatnya pertumbuhan sapi perah di Pujon Malang itu karena ada permasalahan yang harus diselesaikan.
"Kita identifikasi termasuk masalah makan oleh peternak, masalah kandang, persoalan genetik. Karena sudah semakin lama sapi perahnya turun-temurun genetiknya sudah tidak terlalu bagus lagi," ujarnya.
"Kita sedang mencoba merumuskan, bagaimana menolong, membantu para peternak kita dalam persoalan pembiayaan kredit, pembentukan kandang," terangnya sambil menambahkan, persoalan kandang juga perlu diperhatikan, karena salah satu pendukung sukses tidaknya adalah kandang.