SUDAH terbiasa penduduk di sekitar Jabodetabek melakukan aktivitasnya dnegan menaiki transportasi umum kereta Commuter Line. Setiap penumpangnya harus berdesakan untuk tiba di tujuan karena memang penuh sekali. Padahal dalam jangka panjang kebiasaan buruk itu dapat memicu gangguan kesehatan mental. Karena berdesakan, sesama penumpang bisa saling marah.



Karena kereta sangat penuh, orang juga bisa mengalami stres. Pemicunya tidak lain karena perilaku penumpang kereta yang sulit ditebak sikapnya.

Direktur, Kesehatan Mental dan Ilmu Perilaku, Rumah Sakit Max, Saket, Dr Sameer Malhotra menjelaskan, penumpang kereta lebih mudah mengalami dampak penurunan kadar serotonin. Hormon ini secara alami berdampak pada suasana hati, terutama mengarah pada kecemasan dan pesimis. Di sisi lain, stres juga dipicu karena beban pekerjaannya di kantor.



Jadilah dampaknya dua kali lebih berisiko pada gangguan kesehatan mental. Tapi semua risiko itu dapat diminimalisir dengan cara berikut yang dilansir Timesofindia, Kamis (5/1/2017).



- Memanfaatkan waktu dengan baik dan melakukan apa yang Anda suka selama melewati perjalanan di dalam kereta. Misalnya, membaca buku, menonton video, mendengarkan musik.

- Jangan terlalu mengambil posisi duduk membungkuk atau menurunkan leher di saat berdiri.

-Tarik napas panjang ketika merasa bosan saat di dalam kereta.

- Pijat sendiri bagian leher dan bahu yang membantu Anda mengurangi stres.

- Ketika tiba di kantor, minumlah secangkir kopi atau teh hangat untuk meminimalisir perasaan cemas.