- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kata Warga Kepulauan Seribu Soal Pidato Ahok yang Kutip Al Maidah


TS
aghilfath
Kata Warga Kepulauan Seribu Soal Pidato Ahok yang Kutip Al Maidah
Spoiler for Kata Warga Kepulauan Seribu Soal Pidato Ahok yang Kutip Al Maidah:

Quote:
Jakarta - Pidato Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pulau Pramuka, Kelurahan Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu, menimbulkan polemik hingga dibawa ke meja hijau. Apa kata warga Pulau Pramuka soal pidato Ahok?
Pidato Ahok bermasalah itu disampaikan di Pulau Pramuka pada 27 September 2016 lalu. Sedianya, Ahok hanya akan berdialog dengan warga soal budidaya ikan, dilanjutkan panen di salah satu kapal tambak Pulau Panggang. Di sela acara, Ahok berpidato. Pidato itulah yang bergulir jadi kasus dugaan penistaan agama.
Ada pihak yang melaporkan pidato Ahok ke polisi. Ia dilaporkan karena diduga menista agama dengan mengaitkan surat Al Maidah ayat 51 dengan politik. Lebih tepatnya, Ahok diduga menista agama karena mengatakan, "jangan mau dibohongi pakai Al Maidah 51".

Foto: Masaul/detikcom
TPI Pulau Pramuka
detikcom mendatangi Pulau Pramuka sejak Rabu (4/1) siang hingga Kamis (5/1) siang hari ini. Banyak warga Pulau Pramuka yang cukup antusias saat diajak berbincang soal pidato Ahok. Namun hanya sedikit yang bersedia dikutip sebagai wawancara.
Dari keterangan Lurah Panggang, Yulihardi, acara pidato Ahok di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pulau Pramuka dihadiri oleh peserta yang diundang saja. Karena sosialisasi budidaya ikan, pesertanya merupakan gabungan dari pulau-pulau di sekitar Pulau Pramuka. Jadi, tak banyak juga warga Pulau Pramuka yang datang.
"Ramai kok. Ada yang dari Pulau Kelapa dan lain juga. Perkiraan 100 orang. Itu kan pengelolaan ikan yang program hasilnya 80 persen rakyat dan 20 ke pemerintah," jelas Yulihardi, Kamis (5/1/2016).
Meski tak banyak yang hadir sebagai peserta resmi acara itu, banyak juga warga Pulau Pramuka yang ikut menyaksikan pidato itu di sekitar lokasi acara, meski tak banyak yang memperhatikan isinya. Namun yang jelas, kata Yulihardi, tak ada warga yang marah karena pidato Ahok.
"Saya enggak terlalu merhatiin. Saat itu enggak ada yang marah. Karena mungkin ada joke-joke juga dari Pak Ahok," kata Yulihardi.
"Fokusnya warga ke program. Secara pribadi, saya tidak tahu warga 'ngeh' atau enggak saat itu," imbuh dia.
Menurut Yulihardi, warganya mulai memberikan tanggapan saat kasus Ahok diproses polisi. Warga ramai membahas dugaan penistaan agama, namun, masih kata Yulihardi, pembahasan datar-datar saja.
"Macam-macam tanggapannya setelah ramai, ada yang cuek kebanyakan," kata dia.
Ahok sendiri sudah beberapa kali didemo atas pidatonya itu. Lurah Panggang menuturkan bahwa beberapa warganya pun ikut serta dalam demo itu.
"Ada tapi cuma beberapa saja," ucap Yulihardi.

Foto: Masaul/detikcom
Bram
Pada kesempatan yang berbeda, dari keterangan sejumlah warga Pulau Pramuka dan Panggang, tidak banyak yang meributkan pidato Ahok. Bahkan ada yang menganggap isi pidatonya bagus.
"Pidato Pak Ahok? Saya biasa saja," ujar salah satu warga Pulau Pramuka, Bram (52) di dermaga Pulau Pramuka, Rabu (4/1).
"Pidatonya bagus. Karena kesandung itu saja jadi masalah. Orang pulau yang enggak tahu, jadi tahu semua," ucap Jerri (51) di tempat yang sama.
Sementara itu, warga Pulau Panggang yang sempat bertemu Ahok saat panen menilai pidato itu tidaklah menyinggung. Melainkan salah pilih kata saja.

Foto: Masaul/detikcom
Warga Pulau Pramuka, Boko.
"Saya enggak di sosialisasi, saya ketemu di panen raya. Kalau anggapan saya Pak Ahok bukan menyinggung apa gimana. Kalau manusia luput kesalahan ngomong walaupun lain agama dijelekkan enggak mungkin, salah kata saja," ujar Marudin Boko (51) saat ditemui di Pulau Panggang.
Menurut mereka dan sejumlah warga yang dikonfirmasi lainnya mengaku tidak mempermasalahkan pidato Ahok. Keadaan pulau setelahnya pun terbilang normal tanpa adanya gejolak.
Pidato Ahok bermasalah itu disampaikan di Pulau Pramuka pada 27 September 2016 lalu. Sedianya, Ahok hanya akan berdialog dengan warga soal budidaya ikan, dilanjutkan panen di salah satu kapal tambak Pulau Panggang. Di sela acara, Ahok berpidato. Pidato itulah yang bergulir jadi kasus dugaan penistaan agama.
Ada pihak yang melaporkan pidato Ahok ke polisi. Ia dilaporkan karena diduga menista agama dengan mengaitkan surat Al Maidah ayat 51 dengan politik. Lebih tepatnya, Ahok diduga menista agama karena mengatakan, "jangan mau dibohongi pakai Al Maidah 51".
Spoiler for TPI Pulau Pramuka:

Foto: Masaul/detikcom
TPI Pulau Pramuka
detikcom mendatangi Pulau Pramuka sejak Rabu (4/1) siang hingga Kamis (5/1) siang hari ini. Banyak warga Pulau Pramuka yang cukup antusias saat diajak berbincang soal pidato Ahok. Namun hanya sedikit yang bersedia dikutip sebagai wawancara.
Dari keterangan Lurah Panggang, Yulihardi, acara pidato Ahok di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pulau Pramuka dihadiri oleh peserta yang diundang saja. Karena sosialisasi budidaya ikan, pesertanya merupakan gabungan dari pulau-pulau di sekitar Pulau Pramuka. Jadi, tak banyak juga warga Pulau Pramuka yang datang.
"Ramai kok. Ada yang dari Pulau Kelapa dan lain juga. Perkiraan 100 orang. Itu kan pengelolaan ikan yang program hasilnya 80 persen rakyat dan 20 ke pemerintah," jelas Yulihardi, Kamis (5/1/2016).
Meski tak banyak yang hadir sebagai peserta resmi acara itu, banyak juga warga Pulau Pramuka yang ikut menyaksikan pidato itu di sekitar lokasi acara, meski tak banyak yang memperhatikan isinya. Namun yang jelas, kata Yulihardi, tak ada warga yang marah karena pidato Ahok.
"Saya enggak terlalu merhatiin. Saat itu enggak ada yang marah. Karena mungkin ada joke-joke juga dari Pak Ahok," kata Yulihardi.
"Fokusnya warga ke program. Secara pribadi, saya tidak tahu warga 'ngeh' atau enggak saat itu," imbuh dia.
Menurut Yulihardi, warganya mulai memberikan tanggapan saat kasus Ahok diproses polisi. Warga ramai membahas dugaan penistaan agama, namun, masih kata Yulihardi, pembahasan datar-datar saja.
"Macam-macam tanggapannya setelah ramai, ada yang cuek kebanyakan," kata dia.
Ahok sendiri sudah beberapa kali didemo atas pidatonya itu. Lurah Panggang menuturkan bahwa beberapa warganya pun ikut serta dalam demo itu.
"Ada tapi cuma beberapa saja," ucap Yulihardi.
Spoiler for Bram:

Foto: Masaul/detikcom
Bram
Pada kesempatan yang berbeda, dari keterangan sejumlah warga Pulau Pramuka dan Panggang, tidak banyak yang meributkan pidato Ahok. Bahkan ada yang menganggap isi pidatonya bagus.
"Pidato Pak Ahok? Saya biasa saja," ujar salah satu warga Pulau Pramuka, Bram (52) di dermaga Pulau Pramuka, Rabu (4/1).
"Pidatonya bagus. Karena kesandung itu saja jadi masalah. Orang pulau yang enggak tahu, jadi tahu semua," ucap Jerri (51) di tempat yang sama.
Sementara itu, warga Pulau Panggang yang sempat bertemu Ahok saat panen menilai pidato itu tidaklah menyinggung. Melainkan salah pilih kata saja.
Spoiler for Warga Pulau Pramuka, Boko.:

Foto: Masaul/detikcom
Warga Pulau Pramuka, Boko.
"Saya enggak di sosialisasi, saya ketemu di panen raya. Kalau anggapan saya Pak Ahok bukan menyinggung apa gimana. Kalau manusia luput kesalahan ngomong walaupun lain agama dijelekkan enggak mungkin, salah kata saja," ujar Marudin Boko (51) saat ditemui di Pulau Panggang.
Menurut mereka dan sejumlah warga yang dikonfirmasi lainnya mengaku tidak mempermasalahkan pidato Ahok. Keadaan pulau setelahnya pun terbilang normal tanpa adanya gejolak.
Quote:
Disebut Awam oleh Habib Novel, Ini Kata Warga Kepulauan Seribu
Jakarta - Sekjen Dewan Syuro DPD FPI Jakarta, yang juga pelapor kasus Ahok, Novel Bamukmin, menyebut warga Kepulauan Seribu yang tertawa mendengar pidato Ahok sebagai awam yang tak paham soal surat Al Maidah ayat 51. Warga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, protes dengan pernyataan itu.
Pidato kontroversial Ahok yang menyebut surat Al Maidah memang disampaikan di Pulau Pramuka 27 September 2016 lalu. Sedianya, Ahok hanya akan berdialog dengan warga soal budidaya ikan, dilanjutkan panen di salah satu kapal tambak Pulau Panggang. Di sela acara, Ahok berpidato. Pidato itulah yang bergulir jadi kasus dugaan penistaan agama.
Ada pihak yang melaporkan pidato Ahok ke polisi. Ia dilaporkan karena diduga menista agama dengan mengaitkan surat Al Maidah ayat 51 dengan politik. Lebih tepatnya, Ahok diduga menista agama karena mengatakan, "jangan mau dibohongi pakai Al Maidah 51".
Usai sidang keempat kasus itu, Selasa (3/1), Ahok memberikan keterangan pers. Ahok menuding Novel menyebut warga Kepulauan Seribu yang mendengarkan pidato Ahok kurang beriman.
"Habib Novel juga mengatakan sorenya, 27 September itu, banyak telepon dari Kepulauan Seribu menelepon beliau mengatakan saya menista menodai agama. Ini tertulis laporan tersebut atas kehendak umat Islam seluruh Indonesia. Lalu kita tanya, orang Kepulauan Seribu umat Islam Indonesia bukan? Iya, tapi kurang beriman, katanya. Ini beda Islam-nya," kata Ahok setelah menjalani sidang di aula Kementan, Jakarta Selatan, Selasa (3/1).
Novel menjawab tudingan Ahok. Dia menepis tuduhan menyebut warga Kepulauan Seribu kurang beriman.
"Bukan kurang beriman. Mereka (warga Kepulauan Seribu) yang tertawa mendengarkan komentar Ahok itu orang awam, yang tidak mengerti Al Maidah 51 itu apa. Jadi mereka tertawa saja," kata Novel ketika dihubungi detikcom, Selasa (3/1) malam.
detikcom mendatangi Pulau Pramuka sejak Rabu (4/1) siang hingga Kamis (5/1) siang hari ini. Banyak warga Pulau Pramuka yang cukup antusias saat diajak berbincang soal pidato Ahok. Namun hanya sedikit yang bersedia dikutip sebagai wawancara.
Dari keterangan Lurah Panggang, Yulihardi, acara pidato Ahok di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pulau Pramuka dihadiri oleh peserta yang diundang saja. Karena sosialisasi budidaya ikan, pesertanya merupakan gabungan dari pulau-pulau di sekitar Pulau Pramuka. Jadi, tak banyak juga warga Pulau Pramuka yang datang.
Meski tak banyak yang hadir sebagai peserta resmi acara itu, banyak juga warga Pulau Pramuka yang ikut menyaksikan pidato itu di sekitar lokasi acara. Tak banyak yang memperhatikan isi pidato. Namun yang jelas, kata Yulihardi, tak ada warga yang marah karena pidato Ahok.
Meski tak begitu memperhatikan saat Ahok berpidato, namun sejumlah warga mengaku mendapat cerita lengkap soal pidato Ahok dari Ketua RW setempat. Setelah mendengar cerita, mereka tak merasa ada masalah dengan pidato itu.
Lalu bagaimana jika mereka disebut awam dan tak mengerti surat Al Maidah 51?
"Kita marah juga kalau dibilang seperti itu. Kenapa dia enggak ke sini ngomong begitu. Ya marah juga lah kita memang dia tahu kita di sini Islamnya bagaimana!" ujar warga Pulau Pramuka bernama Linda (41). Linda memang bukan peserta resmi pertemuan dengan Ahok, namun dia mengaku ada di sekitar lokasi acara dan mendengar pidato Ahok.
Tanggapan serupa dilontarkan Marudin Boko (51) warga asli Pulau Panggang. Dia merasa tersinggung dengan pernyataan Novel.
"Memang Islam saya belom dalam. Kalau keseluruhan pulau memang benar dikatakan awam tersinggunglah kita. Dia juga belum tentu bener," tukasnya.
Senada dengan dua orang lainnya, warga lain bernama Jerry mengaku tak senang mendengar pernyataan itu. Nadanya meninggi saat dimintai tanggapan soal pernyataan Novel.
"Kalau dalam politik, iya kami awam. Tapi kita bukan orang gunung juga. Bukan nggak tahu Alquran sepenuhnya. Kalau mempelajari lagi tahu lah," ujar Jerry dengan nada tinggi.
detik
Karena menurut novel "fitsa hats" bamukmin orang kepulauan seribu imannya kurang dan Islamnya beda

Diubah oleh aghilfath 05-01-2017 22:16
0
5.8K
Kutip
73
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan