Quote:
Rimanews - Mantan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif. Dalam meminta agar proses pendirian pabrik semen di Rembang dihentikan.
"Rakyat sudah bukan bodoh lagi. Rakyat sekarang semakin cerdas, dan Pemerintah harus senang dengan rakyatnya," ujar Syafii saat bertemu perwakilan petani yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) di Yogyakarta, kemarin, seperti dikutip Suara Muhammadiyah.
Penolakan para petani terhadap keberadaaan pabrik semen ini telah dimulai sejak 2014. Saat itu para petani membangun tenda di depan pintu masuk PT Semen Indonesia di Rembang. Bagi petani Kendeng, kehadiran pabrik semen bisa membawa bencana ekologis dan mengancam ruang hidup petani. Menimbulkan banyak mudharat bagi alam dan manusia.
Para petani juga menempuh jalur hukum. Pada April 2015, petani Kendeng juga melakukan gugatan terhadap PT Semen Indonesia di PTUN Semarang. Namun gugatan ini ditolak dengan alasan kadaluarsa. Pada November 2015, petani Kendeng kembali kalah di PTUN Surabaya. Meski kalah di PTUN, para petani belum juga mau tunduk. Pada Oktober 2016, petani Kendeng akhirnya meraih kemenangan di Mahkamah Agung.
Namun, keputusan MA ternyata tidak menghentikan niat PT Semen Indonesia membangun pabrik di Rembang.
Menurut Syafii, tuntutan rakyat Kendeng sangat realistis dan harus didengarkan oleh semua pihak yang berkepentingan. "Hentikan proses pabrik semen di Rembang," kata Syafii.
Syafii meminta siapa pun yang terlibat dalam perkara itu harus menghormati putusan hukum yang sah. "Sebab kalau tidak, dampaknya sangat buruk," katanya.
Buya Syafii berharap keluhan rakyat itu ditangkap dan direspon secara positif.
"Pemerintah, terutama pemerintah Jawa Tengah mohon berpikir ulang. Berpikir ulang untuk mematuhi keputusan MA,"tutur Syafii.
http://rimanews.com/nasional/hukum/r...men-di-Rembang
semoga semakin banyak orang yang mendahulukan kesalehan sosial
daripada melulu soal kesalehan ritual