- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Gosip Nyok!
(Dongeng Panjang) Bentuk Bumi


TS
cekibot0101
(Dongeng Panjang) Bentuk Bumi
1. Namaku Andri
Waktu itu sekitar pukul dua dini hari.
Aku baru saja menyelesaikan tugas mengedit video yang kukerjakan secara marathon sejak siang hari tadi.
Setelah menekan tombol Enter untuk memulai proses render, aku melompat kecil dari kursi dan menjatuhkan tubuh di ranjang, hingga wajahku langsung menghadap ke layar laptop yang sedari tadi kubiarkan mengunduh film bajakan selama aku sibuk mengerjakan tugas menggunakan komputer di meja belajar.
Di layar laptop terlihat bahwa unduhanku telah selesai.
"Nanti saja kutonton hasil unduhan ini," pikirku.
Sambil iseng, kucoba melihat-lihat hasil pencarian lain di halaman pencari.
Dan, mataku melihat sebuah link dalam bentuk judul video.
Kalimat judul video itu bagiku terdengar seperti tidak masuk akal, tetapi justru memancing penasaran untuk membukanya.
Judulnya 'Flat Earth' (Bumi Datar, atau bisa juga berarti Bumi Tanpa Perubahan).
"Umpan klik macam apa lagi ini?", pikirku.
Kuarahkan mouse pointerdi layar laptop ke link itu, yang ternyata mengantarkanku pada sebuah halaman forum video online.
Video berbahasa Inggris berdurasi kurang dari 10 menit itu menampilkan tayangan tentang satu ide yang sepintas sepertinya konyol dan tidak masuk akal.
Isi video ini mengatakan bahwa sebenarnya bentuk bumi tidak seperti bulatan sebagaimana yang selama ini dipercayai oleh semua orang sejagad, melainkan berbentuk datar seperti piringan dengan Kutub Utara berada di bagian tengahnya. Sedangkan, apa yang disebut sebagai Kutub Selatan adalah merupakan lingkaran terluar dari piringan tersebut.
"Apakah ini?" pikirku.
Tapi aku terus menonton. Lagi-lagi, lantaran keingintahuan.
Sebenarnya, pada saat menekan tombol Play tadi, aku bersiap untuk menyaksikan sebuah video lelucon atau prank, atau bentuk tayangan konyol lainnya. Tetapi, belum sampai 3 menit menonton, aku sudah bisa merasakan bahwa ternyata isinya adalah sebuah topik yang sama sekali bukan dimaksudkan sebagai bahan candaan. Narator dalam video itu memaparkan idenya dengan serius. Nada bicaranya sih tetap santai, tapi nampak sekali bahwa dia saat itu bukan hendak melucu.
Memang pada beberapa bagian ia berbicara dengan nada yang sedikit didramatisir, tapi tetap jelas bahwa si narator tersebut menyodorkan materinya sebagai fakta. Jauh dari kategori Fiksi, apalagi Lelucon.
Ada beberapa video lain di halaman tersebut yang berisi eksperimen-eksperimen dan pembuktian yang mendukung teori 'baru' tentang Bumi Datar ini.
Sambil sesekali memeriksa proses renderring di komputer, aku terus mengikuti video demi video yang berisi tentang topik 'baru' ini.
Tiba-tiba alarm ponselku berbunyi.
"Astaga! Jam lima?!" aku tersentak.
Tak terasa sudah tiga jam-an aku menyelami 'dunia baru' yang bernama Flat Earth ini.
Tanpa pikir panjang, kumatikan laptop dan bangun dari ranjang. Kusempatkan menggelar sajadah di lantai kamar, lalu menuju kamar mandi untuk berwudhu.
Selesai shalat subuh, aku putuskan untuk tidur, membiarkan komputerku menyala menyelesaikan render.
Jam sepuluh lewat delapan menit, aku terbangun.
Sambil membisikkan doa bangun tidur dan menggeliatkan tubuh, otakku me-refreshsegala sesuatu yang terakhir terekam di benak sebelum aku terlelap.
Serta-merta ingatan tentang render video tugasku muncul paling awal.
Aku menarik nafas panjang, bangkit dari ranjang, terus berjalan agak sempoyongan menuju meja untuk memeriksa layar komputer.
Saat itu kusadari, sebongkah kecil ingatan tentang topik Flat Earth muncul di sudut benakku.
Tapi tak kutanggapi. Tugasku lah yang lebih kuperhatikan.
"Ih, sekitar 4% lagi. Ya udah. Mungkin setelah sarapan dan ngopi, ini bakal selesai," pikirku.
"Mandi dulu saja, deh."
Selesai mandi, dengan handuk melilit sebatas pinggang, aku menggosok gigi.
Saat itulah kembali aku teringat tentang ide mengenai Flat Earth.
Akal sehatku yang sudah benar-benar terjaga lantaran segarnya air mandi pun mulai aktif, dan dengan sigap menangkap bongkah ingatan itu untuk sekedar menggunakannya sebagai bahan latihan pikiran.
Maka, sebagaimana kebiasaanku setiap kali tengah sendirian, aku mulai bertanya-jawab dengan benakku sendiri.
2. Namaku Indra
Andri, yang bercerita pada Bab 1 di atas itu adalah adik kembarku.
Usia kami hanya berselisih sekitar 8 menit.
Di antara kami berdua, dia lah yang lebih dulu menemukan mengenai perseteruan di dunia maya mengenai bentuk Bumi ini.
Yaitu antara orang-orang yang percaya pada pemahaman baru yang mengatakan bahwa Bumi adalah datar, dengan orang-orang 'normal' yang tetap yakin bahwa Bumi adalah bulat.
Awalnya, Andri termasuk pendukung Flat Earth.
Sedangkan aku jelas-jelas mendukung Bumi Bulat.
3. Mereka itu anak saya
"Terus apa urusannya sama Papa? Apa urusannya sama kalian?" Tanya saya, setelah Andri dan Indra menceritakan secara mendetil mengenai topik yang mereka perdebatkan di mobil sepanjang perjalanan pulang dari mengurus paspor di Kantor Imigrasi.
Mereka diam sejenak. Saya bisa merasakan bahwa saat itu benak mereka tengah menyusun jawaban buat menguatkan argumennya masing-masing di depan saya. Saya bisa menebak, mereka bermaksud mencari peluang agar saya memihak dan mendukung salah satu dari pendapat mereka.
Maka, sebelum mereka sempat membuka mulut, saya meneruskan,
"Buat Papa sih sama saja jika Bumi ini berbentuk Bulat atau Datar. Papa tetap harus mencari uang supaya kamu berdua dan juga Mbak Nel bisa kuliah sampai selesai.
Papa harus memastikan kalian menguasai studi kalian masing-masing. Itu saja yang penting. Entah nantinya mau jadi apa, kerja di mana. Yang pasti, kamu harus terus belajar sedalam-dalamnya di bidang kamu masing-masing. Sampai jenjang setinggi-tingginya, selama Papa mampu biayai kamu semua."
Saya menoleh ke arah Indra yang duduk di samping saya, kemudian melirik kaca spion kepada Andri yang duduk di kursi belakang. Sekarang air muka mereka mulai tenang. Saya sangat mengenal karakter mereka, hingga saya tahu bahwa saat itu mereka tengah mencerna kata-kata saya.
Lalu saya melanjutkan.
"Kalau kalian melhat perbedaan pendapat seperti itu, yang masing-masing pendapat punya dasar kuat buat membuktikan teorinya, coba dulu pahami kedua-duanya, dimulai dengan keyakinan bahwa kedua pihak adalah benar.
Jangan langsung memihak salah satu dan serta-merta menyalahkan yang lain. Itu sama saja kalian melatih pola pikir kalian untuk menjadi picik nantinya. Fanatik buta itu adalah ciri orang berpandangan sempit.
Apalagi sampai seperti tadi. Buat apa saling menyebut bodoh, tolol, kocak, apalagi itu tadi?
Jika ada pernyataan yang baru kamu dengar, sementara kamu tidak tahu apakah pernyataan itu benar atau salah, maka terimalah sebagai suatu kebenaran. Anggap saja kamu mendapatkan tambahan pengetahuan tentang hal itu.
Jangan menyalahkan suatu penjelasan jika kamu tidak punya pengetahuan yang pasti kebenarannya yang mendorong atau memaksa kamu untuk mengoreksi pendapat dari salah satu pihak itu.
Jika ada pernyataan yang baru kamu dengar dan kamu anggap keliru, maka tanyakanlah mengapa pihak tersebut mengatakan hal yang berbeda dengan apa yang kamu ketahui tentang hal itu.
Pahami dasar pemikiran yang membuat dia sampai bisa punya pendapat berbeda dengan pengetahuan kamu.
Tujuannya bukan untuk membantah, tetapi untuk berbagi informasi yang keduanya dianggap benarantara kamu dengan pihak yang kamu lihat keliru tadi.
Jika dia menganggap kamu salah, biarkan saja.
Toh diri kamu yang pingin mempelajari jalan fikiran dia.
Kamu gak perlu mengajari dia.
Lha wong kamu bukan guru atau dosen dia, kok. Dia kan gak bayar kamu buat ngasih kuliah.
Jadi, dalam menyaksikan suatu debat, kalian ambil hal yang benar, dan membuang yang bohong.
Bagaimana caranya menemukan yang benar dan yang bohong?
Setiap pendapat pasti punya alasan atau dasar pemikiran.
Kalau kamu sadari, sebenarnya suatu alasan atau dasar pemikiran dari sebuah pendapat pun merupakan sebuah argumen. Periksa hubungan antara dasar pemikiran tersebut dengan pendapat yang didasarinya tadi.
Kemudian tanyakan dasar pemikiran dari dasar pemikiran yang dia ajukan kalau kamu berbeda pendapat juga tentang hal itu.
Terus begitu sampai ke akarnya, sampai kamu dan dia tiba di sebuah fakta yang tidak bisa lagi dibantah.
Seperti umpamanya pendapat bahwa 2x3=6.
Dasar pemikirannya adalah 2+2+2.
Dan hasilnya memang benar 6.
Seperti itu contoh sederhananya.
Kemudian, baru lanjutkan dengan satu poin argumen berikutnya dari kedua pendapat yang berlawanan tadi, lakukan seperti cara di atas.
Begitu seterusnya, sampai seluruh argumen dari kedua pihak selesai diadu dengan cara yang sama.
Ini salah satu cara memunculkan kebenaran tanpa paksaan di antara dua ide atau teori yang berlawanan.
Yaitu dengan memberikan nilai Benar atau Bohong untuk menyaring argumen-argumen dari kedua teori.
Contohnya, Teori Evolusi.
Nah, Papa cerita sedikit soal hal ini.
Dulu, waktu mulai penasaran dengan teori yang menyatakan bahwa kita berasal dari monyet itu, Papa baca berapa buku argumen soal teori Darwin. Rupanya ada beberapa argumen dari Darwin yang memang sesuai dengan hasil riset, tapi masih ada juga yang masih belum bisa dibuktikan.
Terus, Papa juga banyak ngobrol, baik dengan teman-teman Papa yang pro, maupun yang kontra dengan Darwin.
Selama mereka menjabarkan argumennya, Papa tidak membantah. Sekedar menanyakan argumen-argumen yang sebelumnya sudah Papa dengar atau baca, yang isinya berlawanan dengan masing-masing pihak.
Dan diam-diam, Papa bikin kesimpulan sendiri dari semua informasi yang Papa udah kumpulin dari mereka.
Hasilnya, sampai sekarang, pendapat yang Papa pegang, skor sementara sejauh ini adalah 1-0 buat yang membantah teori Evolusi.
Argumen yang tidak terjawab oleh Teori Evolusi adalah bahwa kenyataan tentang sifat-sifat DNA malah berlawanan dengan teori Evolusi itu sendiri.
Tau kan DNA? Kalau gak tau, nanti dibaca lagi deh di rumah.
Intinya, ciri-ciri dan sifat DNA dari suatu individu keturunan selalu cenderung kepingin mirip dengan pasangan induk asalnya. Bukan malah pingin berbeda seperti yang digembar-gemborkan faham Evolusi.
Tidak pernah ditemukan rangkaian DNA yang sekonyong-konyong menciptakan dirinya memiliki ciri fisik berbeda dengan kedua individu induk yang membuahi individu keturunan ini.
Tidak hanya pada manusia.
DNA milik binatang dan tumbuhan pun benar-benar cenderung pingin mirip seperti pasangan induk pembuahnya.
Jika orang Jepang kimpoi dengan orang Jepang, maka ciri fisik anaknya akan cenderung terlihat mirip dengan orangtuanya. Warna kulit, bentuk mata, jenis rambut, dan lain-lain
Jika pada bunga cabe terjadi pembuahan antara serbuk sari cabe dengan putik cabe, maka buahnya yang tumbuh pasti cabe.
Dan salah satu ciri lain, ternyata DNA ini mampu mengenal benda lain yang bukan pasangannya dalam menghasilkan keturunan.
Sehingga tidak mungkin terjadi, umpamanya, kuda jantan tiba-tiba kimpoi dengan kambing betina secara alami.
Jika dipaksakan pun sel telur dari kambing betina akan menganggap bahwa sel DNA dari kuda jantan yang masuk sampai ke rahim si kambing itu adalah sekedar 'zat asing'. Sistem pertahanan di tubuh kambing akan cenderung membuang sel milik kuda jantan tadi.
Jadi perkimpoian antar spesies yang berbeda bisa dikatakan hampir tidak mungkin terjadi.
Ada memang, tapi benar-benar sulit menemukannya di alam bebas.
Lagipula, bisa dipastikan, perkimpoian antar dua spesies yang berbeda akan merusak kondisi fisik keturunannya.
Struktur DNA ini sangat rumit dan sensitif. Gampang rusak.
Jika satu saja unsur dari DNA yang diselipkan dari luar, maka hasilnya adalah individu keturunan yang rusak secara keseluruhan.
Nantinya akan jadi bayi manusia atau binatang yang cacat secara fisik. Misalnya seperti itu.
Buah-buahan pun memiliki kecacatan yang fatal. Baik bentuknya, ukuran, rasanya, atau bagian apapun yang pasti tidak bisa mencapai kategori 'normal' sebagai species baru.
Kalau gak salah, istilahnya itu "rangkaian DNA-nya tidak stabil'.
Sebenarnya Teori Evolusi memang tidak sesederhana itu.
Tapi ribet kalau Papa gambarin semuanya.
Jadi, itu saja dulu. Dua contoh ciri-ciri DNA yang Papa inget.
Yaitu cenderung mirip dengan indukannya, serta tidak menyukai sel reproduksi dari makhluk yang berbeda spesies dengannya.
Kedua ciri itu hampir secara total menutup jalan kepada berlangsungnya proses Evolusi secara alami.
Dan masih banyak lagi kenyataan pada bidang Biologi yang justru berlawanan dengan teori Evolusi.
Intinya, sejauh ini Papa -mau tidak mau- harus berpendapat bahwa Teori Evolusi itu adalah bohong.
Nah, tetapi apakah karena Papa kontra Teori Darwin lalu Papa harus teriak-teriak kepada semua orang di kantor, di mesjid, di jalanan, atau di pasar menghina dan mencela Teori Evolusi?
Maksa orang sependapat dengan Papa bahwa teori itu adalah bohong?
Ngapain?
Apa bedanya bagi Papa jika Teori Evolusi itu benar atau bohong?
Papa tetap saja harus terus ibadah dan bekerja sebaik-baiknya.
Harus terus ingat Allah.
Berdoa biar Papa, Mama, Mbak Nel, sama kamu semua selalu dikasih petunjuk.
Biar selalu dilindungi. Diberi kesehatan.
Juga rejeki yang baik. Yang halal.
Papa tetap musti bekerja dengan baik di kantor.
Terus juga bergaul yang baik sama orang-orang deket rumah. Juga sama sodara-sodara.
Kan gitu?
Paham kalian?
4. Ane
Paham, kalian?
Spoiler for Kisahku:
Spoiler for :
Waktu itu sekitar pukul dua dini hari.
Aku baru saja menyelesaikan tugas mengedit video yang kukerjakan secara marathon sejak siang hari tadi.
Setelah menekan tombol Enter untuk memulai proses render, aku melompat kecil dari kursi dan menjatuhkan tubuh di ranjang, hingga wajahku langsung menghadap ke layar laptop yang sedari tadi kubiarkan mengunduh film bajakan selama aku sibuk mengerjakan tugas menggunakan komputer di meja belajar.
Di layar laptop terlihat bahwa unduhanku telah selesai.
"Nanti saja kutonton hasil unduhan ini," pikirku.
Sambil iseng, kucoba melihat-lihat hasil pencarian lain di halaman pencari.
Dan, mataku melihat sebuah link dalam bentuk judul video.
Kalimat judul video itu bagiku terdengar seperti tidak masuk akal, tetapi justru memancing penasaran untuk membukanya.
Judulnya 'Flat Earth' (Bumi Datar, atau bisa juga berarti Bumi Tanpa Perubahan).
"Umpan klik macam apa lagi ini?", pikirku.
Kuarahkan mouse pointerdi layar laptop ke link itu, yang ternyata mengantarkanku pada sebuah halaman forum video online.
Spoiler for :
Video berbahasa Inggris berdurasi kurang dari 10 menit itu menampilkan tayangan tentang satu ide yang sepintas sepertinya konyol dan tidak masuk akal.
Isi video ini mengatakan bahwa sebenarnya bentuk bumi tidak seperti bulatan sebagaimana yang selama ini dipercayai oleh semua orang sejagad, melainkan berbentuk datar seperti piringan dengan Kutub Utara berada di bagian tengahnya. Sedangkan, apa yang disebut sebagai Kutub Selatan adalah merupakan lingkaran terluar dari piringan tersebut.
"Apakah ini?" pikirku.
Tapi aku terus menonton. Lagi-lagi, lantaran keingintahuan.
Sebenarnya, pada saat menekan tombol Play tadi, aku bersiap untuk menyaksikan sebuah video lelucon atau prank, atau bentuk tayangan konyol lainnya. Tetapi, belum sampai 3 menit menonton, aku sudah bisa merasakan bahwa ternyata isinya adalah sebuah topik yang sama sekali bukan dimaksudkan sebagai bahan candaan. Narator dalam video itu memaparkan idenya dengan serius. Nada bicaranya sih tetap santai, tapi nampak sekali bahwa dia saat itu bukan hendak melucu.
Memang pada beberapa bagian ia berbicara dengan nada yang sedikit didramatisir, tapi tetap jelas bahwa si narator tersebut menyodorkan materinya sebagai fakta. Jauh dari kategori Fiksi, apalagi Lelucon.
Ada beberapa video lain di halaman tersebut yang berisi eksperimen-eksperimen dan pembuktian yang mendukung teori 'baru' tentang Bumi Datar ini.
Sambil sesekali memeriksa proses renderring di komputer, aku terus mengikuti video demi video yang berisi tentang topik 'baru' ini.
Spoiler for :
Tiba-tiba alarm ponselku berbunyi.
"Astaga! Jam lima?!" aku tersentak.
Tak terasa sudah tiga jam-an aku menyelami 'dunia baru' yang bernama Flat Earth ini.
Tanpa pikir panjang, kumatikan laptop dan bangun dari ranjang. Kusempatkan menggelar sajadah di lantai kamar, lalu menuju kamar mandi untuk berwudhu.
Selesai shalat subuh, aku putuskan untuk tidur, membiarkan komputerku menyala menyelesaikan render.
Spoiler for :
Jam sepuluh lewat delapan menit, aku terbangun.
Sambil membisikkan doa bangun tidur dan menggeliatkan tubuh, otakku me-refreshsegala sesuatu yang terakhir terekam di benak sebelum aku terlelap.
Serta-merta ingatan tentang render video tugasku muncul paling awal.
Aku menarik nafas panjang, bangkit dari ranjang, terus berjalan agak sempoyongan menuju meja untuk memeriksa layar komputer.
Saat itu kusadari, sebongkah kecil ingatan tentang topik Flat Earth muncul di sudut benakku.
Tapi tak kutanggapi. Tugasku lah yang lebih kuperhatikan.
"Ih, sekitar 4% lagi. Ya udah. Mungkin setelah sarapan dan ngopi, ini bakal selesai," pikirku.
"Mandi dulu saja, deh."
Selesai mandi, dengan handuk melilit sebatas pinggang, aku menggosok gigi.
Saat itulah kembali aku teringat tentang ide mengenai Flat Earth.
Akal sehatku yang sudah benar-benar terjaga lantaran segarnya air mandi pun mulai aktif, dan dengan sigap menangkap bongkah ingatan itu untuk sekedar menggunakannya sebagai bahan latihan pikiran.
Maka, sebagaimana kebiasaanku setiap kali tengah sendirian, aku mulai bertanya-jawab dengan benakku sendiri.
2. Namaku Indra
Spoiler for Kisahku:
Andri, yang bercerita pada Bab 1 di atas itu adalah adik kembarku.
Usia kami hanya berselisih sekitar 8 menit.
Di antara kami berdua, dia lah yang lebih dulu menemukan mengenai perseteruan di dunia maya mengenai bentuk Bumi ini.
Yaitu antara orang-orang yang percaya pada pemahaman baru yang mengatakan bahwa Bumi adalah datar, dengan orang-orang 'normal' yang tetap yakin bahwa Bumi adalah bulat.
Awalnya, Andri termasuk pendukung Flat Earth.
Sedangkan aku jelas-jelas mendukung Bumi Bulat.
3. Mereka itu anak saya
Spoiler for Bijak:
Spoiler for :
"Terus apa urusannya sama Papa? Apa urusannya sama kalian?" Tanya saya, setelah Andri dan Indra menceritakan secara mendetil mengenai topik yang mereka perdebatkan di mobil sepanjang perjalanan pulang dari mengurus paspor di Kantor Imigrasi.
Mereka diam sejenak. Saya bisa merasakan bahwa saat itu benak mereka tengah menyusun jawaban buat menguatkan argumennya masing-masing di depan saya. Saya bisa menebak, mereka bermaksud mencari peluang agar saya memihak dan mendukung salah satu dari pendapat mereka.
Maka, sebelum mereka sempat membuka mulut, saya meneruskan,
"Buat Papa sih sama saja jika Bumi ini berbentuk Bulat atau Datar. Papa tetap harus mencari uang supaya kamu berdua dan juga Mbak Nel bisa kuliah sampai selesai.
Papa harus memastikan kalian menguasai studi kalian masing-masing. Itu saja yang penting. Entah nantinya mau jadi apa, kerja di mana. Yang pasti, kamu harus terus belajar sedalam-dalamnya di bidang kamu masing-masing. Sampai jenjang setinggi-tingginya, selama Papa mampu biayai kamu semua."
Saya menoleh ke arah Indra yang duduk di samping saya, kemudian melirik kaca spion kepada Andri yang duduk di kursi belakang. Sekarang air muka mereka mulai tenang. Saya sangat mengenal karakter mereka, hingga saya tahu bahwa saat itu mereka tengah mencerna kata-kata saya.
Spoiler for :
Lalu saya melanjutkan.
"Kalau kalian melhat perbedaan pendapat seperti itu, yang masing-masing pendapat punya dasar kuat buat membuktikan teorinya, coba dulu pahami kedua-duanya, dimulai dengan keyakinan bahwa kedua pihak adalah benar.
Jangan langsung memihak salah satu dan serta-merta menyalahkan yang lain. Itu sama saja kalian melatih pola pikir kalian untuk menjadi picik nantinya. Fanatik buta itu adalah ciri orang berpandangan sempit.
Apalagi sampai seperti tadi. Buat apa saling menyebut bodoh, tolol, kocak, apalagi itu tadi?
Jika ada pernyataan yang baru kamu dengar, sementara kamu tidak tahu apakah pernyataan itu benar atau salah, maka terimalah sebagai suatu kebenaran. Anggap saja kamu mendapatkan tambahan pengetahuan tentang hal itu.
Jangan menyalahkan suatu penjelasan jika kamu tidak punya pengetahuan yang pasti kebenarannya yang mendorong atau memaksa kamu untuk mengoreksi pendapat dari salah satu pihak itu.
Jika ada pernyataan yang baru kamu dengar dan kamu anggap keliru, maka tanyakanlah mengapa pihak tersebut mengatakan hal yang berbeda dengan apa yang kamu ketahui tentang hal itu.
Pahami dasar pemikiran yang membuat dia sampai bisa punya pendapat berbeda dengan pengetahuan kamu.
Tujuannya bukan untuk membantah, tetapi untuk berbagi informasi yang keduanya dianggap benarantara kamu dengan pihak yang kamu lihat keliru tadi.
Jika dia menganggap kamu salah, biarkan saja.
Toh diri kamu yang pingin mempelajari jalan fikiran dia.
Kamu gak perlu mengajari dia.
Lha wong kamu bukan guru atau dosen dia, kok. Dia kan gak bayar kamu buat ngasih kuliah.
Spoiler for :
Jadi, dalam menyaksikan suatu debat, kalian ambil hal yang benar, dan membuang yang bohong.
Bagaimana caranya menemukan yang benar dan yang bohong?
Setiap pendapat pasti punya alasan atau dasar pemikiran.
Kalau kamu sadari, sebenarnya suatu alasan atau dasar pemikiran dari sebuah pendapat pun merupakan sebuah argumen. Periksa hubungan antara dasar pemikiran tersebut dengan pendapat yang didasarinya tadi.
Kemudian tanyakan dasar pemikiran dari dasar pemikiran yang dia ajukan kalau kamu berbeda pendapat juga tentang hal itu.
Terus begitu sampai ke akarnya, sampai kamu dan dia tiba di sebuah fakta yang tidak bisa lagi dibantah.
Seperti umpamanya pendapat bahwa 2x3=6.
Dasar pemikirannya adalah 2+2+2.
Dan hasilnya memang benar 6.
Seperti itu contoh sederhananya.
Kemudian, baru lanjutkan dengan satu poin argumen berikutnya dari kedua pendapat yang berlawanan tadi, lakukan seperti cara di atas.
Begitu seterusnya, sampai seluruh argumen dari kedua pihak selesai diadu dengan cara yang sama.
Ini salah satu cara memunculkan kebenaran tanpa paksaan di antara dua ide atau teori yang berlawanan.
Yaitu dengan memberikan nilai Benar atau Bohong untuk menyaring argumen-argumen dari kedua teori.
Contohnya, Teori Evolusi.
Nah, Papa cerita sedikit soal hal ini.
Spoiler for :
Dulu, waktu mulai penasaran dengan teori yang menyatakan bahwa kita berasal dari monyet itu, Papa baca berapa buku argumen soal teori Darwin. Rupanya ada beberapa argumen dari Darwin yang memang sesuai dengan hasil riset, tapi masih ada juga yang masih belum bisa dibuktikan.
Terus, Papa juga banyak ngobrol, baik dengan teman-teman Papa yang pro, maupun yang kontra dengan Darwin.
Selama mereka menjabarkan argumennya, Papa tidak membantah. Sekedar menanyakan argumen-argumen yang sebelumnya sudah Papa dengar atau baca, yang isinya berlawanan dengan masing-masing pihak.
Dan diam-diam, Papa bikin kesimpulan sendiri dari semua informasi yang Papa udah kumpulin dari mereka.
Hasilnya, sampai sekarang, pendapat yang Papa pegang, skor sementara sejauh ini adalah 1-0 buat yang membantah teori Evolusi.
Spoiler for :
Argumen yang tidak terjawab oleh Teori Evolusi adalah bahwa kenyataan tentang sifat-sifat DNA malah berlawanan dengan teori Evolusi itu sendiri.
Tau kan DNA? Kalau gak tau, nanti dibaca lagi deh di rumah.
Intinya, ciri-ciri dan sifat DNA dari suatu individu keturunan selalu cenderung kepingin mirip dengan pasangan induk asalnya. Bukan malah pingin berbeda seperti yang digembar-gemborkan faham Evolusi.
Tidak pernah ditemukan rangkaian DNA yang sekonyong-konyong menciptakan dirinya memiliki ciri fisik berbeda dengan kedua individu induk yang membuahi individu keturunan ini.
Tidak hanya pada manusia.
DNA milik binatang dan tumbuhan pun benar-benar cenderung pingin mirip seperti pasangan induk pembuahnya.
Jika orang Jepang kimpoi dengan orang Jepang, maka ciri fisik anaknya akan cenderung terlihat mirip dengan orangtuanya. Warna kulit, bentuk mata, jenis rambut, dan lain-lain
Jika pada bunga cabe terjadi pembuahan antara serbuk sari cabe dengan putik cabe, maka buahnya yang tumbuh pasti cabe.
Spoiler for :
Dan salah satu ciri lain, ternyata DNA ini mampu mengenal benda lain yang bukan pasangannya dalam menghasilkan keturunan.
Sehingga tidak mungkin terjadi, umpamanya, kuda jantan tiba-tiba kimpoi dengan kambing betina secara alami.
Jika dipaksakan pun sel telur dari kambing betina akan menganggap bahwa sel DNA dari kuda jantan yang masuk sampai ke rahim si kambing itu adalah sekedar 'zat asing'. Sistem pertahanan di tubuh kambing akan cenderung membuang sel milik kuda jantan tadi.
Jadi perkimpoian antar spesies yang berbeda bisa dikatakan hampir tidak mungkin terjadi.
Ada memang, tapi benar-benar sulit menemukannya di alam bebas.
Spoiler for :
Lagipula, bisa dipastikan, perkimpoian antar dua spesies yang berbeda akan merusak kondisi fisik keturunannya.
Struktur DNA ini sangat rumit dan sensitif. Gampang rusak.
Jika satu saja unsur dari DNA yang diselipkan dari luar, maka hasilnya adalah individu keturunan yang rusak secara keseluruhan.
Nantinya akan jadi bayi manusia atau binatang yang cacat secara fisik. Misalnya seperti itu.
Buah-buahan pun memiliki kecacatan yang fatal. Baik bentuknya, ukuran, rasanya, atau bagian apapun yang pasti tidak bisa mencapai kategori 'normal' sebagai species baru.
Kalau gak salah, istilahnya itu "rangkaian DNA-nya tidak stabil'.
Spoiler for :
Sebenarnya Teori Evolusi memang tidak sesederhana itu.
Tapi ribet kalau Papa gambarin semuanya.
Jadi, itu saja dulu. Dua contoh ciri-ciri DNA yang Papa inget.
Yaitu cenderung mirip dengan indukannya, serta tidak menyukai sel reproduksi dari makhluk yang berbeda spesies dengannya.
Kedua ciri itu hampir secara total menutup jalan kepada berlangsungnya proses Evolusi secara alami.
Dan masih banyak lagi kenyataan pada bidang Biologi yang justru berlawanan dengan teori Evolusi.
Intinya, sejauh ini Papa -mau tidak mau- harus berpendapat bahwa Teori Evolusi itu adalah bohong.
Spoiler for :
Nah, tetapi apakah karena Papa kontra Teori Darwin lalu Papa harus teriak-teriak kepada semua orang di kantor, di mesjid, di jalanan, atau di pasar menghina dan mencela Teori Evolusi?
Maksa orang sependapat dengan Papa bahwa teori itu adalah bohong?
Ngapain?
Apa bedanya bagi Papa jika Teori Evolusi itu benar atau bohong?
Papa tetap saja harus terus ibadah dan bekerja sebaik-baiknya.
Harus terus ingat Allah.
Berdoa biar Papa, Mama, Mbak Nel, sama kamu semua selalu dikasih petunjuk.
Biar selalu dilindungi. Diberi kesehatan.
Juga rejeki yang baik. Yang halal.
Papa tetap musti bekerja dengan baik di kantor.
Terus juga bergaul yang baik sama orang-orang deket rumah. Juga sama sodara-sodara.
Kan gitu?
Paham kalian?
4. Ane
Spoiler for Jadi....:
Paham, kalian?
Diubah oleh cekibot0101 19-01-2017 05:21
0
1.3K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan