- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sarungan di Rumah, Pak Jokowi: Selamat Tahun Baru


TS
aghilfath
Sarungan di Rumah, Pak Jokowi: Selamat Tahun Baru
Spoiler for Sarungan di Rumah, Pak Jokowi: Selamat Tahun Baru:

Quote:
JPNN.com - Presiden Joko Widodo menghabiskan malam pergantian tahun di rumah dinasnya Istana Bogor.
Dalam foto yang diunggahnya di akun twitter @jokowi, Presiden RI tampak santai.
Jokowi mengenakan polo dan sarung kotak-kotak hitam. Sandal menjadi alas kakinya.
Tatapannya lurus ke depan, kedua tangan di atas lutut.
"00.00 Tahun 2017 di rumah saja SELAMAT TAHUN BARU -Jkw," tulisnya.
Dalam foto yang diunggahnya di akun twitter @jokowi, Presiden RI tampak santai.
Jokowi mengenakan polo dan sarung kotak-kotak hitam. Sandal menjadi alas kakinya.
Tatapannya lurus ke depan, kedua tangan di atas lutut.
"00.00 Tahun 2017 di rumah saja SELAMAT TAHUN BARU -Jkw," tulisnya.
Sementara itu diujung tahun 2016 Jokowi dapat kado bagus berupa penilaian terbaik diantara pemimpin Asia & Australia atas pencapaiannya terhadap kebijakan yg dilakukan

Spoiler for Bloomberg: Jokowi pemimpin terbaik Asia-Australia 2016:
Bloomberg: Jokowi pemimpin terbaik Asia-Australia 2016

Quote:
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencatatkan rapor sebagai pemimpin terbaik atau paling unggul di antara para pemimpin Asia-Australia pada tahun 2016.
Berdasarkan data dari Bloomberg yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, Presiden Joko Widodo merupakan satu-satunya pemimpin negara yang memiliki performa positif dalam seluruh aspek yang dinilai, yaitu menaikkan kekuatan nilai tukar (2,41 persen), menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif (5,02 persen skala tahun ke tahun) dan memiliki tingkat penerimaan publik yang tinggi (69 persen).
Data tersebut juga menunjukkan bahwa bila dibandingkan dengan pemimpin negara lainnya yang memiliki ukuran ekonomi setara atau lebih besar, prestasi Presiden Jokowi masih menonjol daripada lainnya. Malaysia dan Filipina sama-sama tercatat memiliki nilai tukar negatif sebesar 4,26 persen dan 5,29 persen.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye memiliki catatan merah untuk semua aspek. Fakta tersebut didukung dari data bahwa, nilai tukar Won menurun sebesar 2 persen dan pertumbuhan ekonomi yang hanya di angka 2,87 persen, Geun Hye juga memiliki reputasi tingkat penerimaan publik atas dirinya hanya sebesar 4 persen yang menyebabkan dirinya dipaksa untuk mengundurkan diri.
Presiden Jokowi telah menekankan otoritasnya kepada lembaga-lembaga politik selama 2016, dengan menggabungkan kepemimpinan dan kepiawaian politiknya, dengan data bahwa ia mengendalikan dua per tiga kursi di parleme. Program keberhasilan "amnesti pajak" juga mampu membiayai program pembangunan infrastrukturnya.
Dari keseluruhan pemimpin yang dinilai oleh Bloomberg yaitu delapan pemimpin negara, Jokowi satu-satunya pemimpin dunia yang memiliki semua indikator positif untuk tiga kategori yaitu fluktuasi kurs, pertumbuhan ekonomi dan rating penerimaan publik.
Sementara itu, penerimaan publik paling tinggi dimiliki oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan rating 83 persen, ia juga mendapatkan nilai 7,1 persen dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, namun dalam nilai tukar mata uang Peso menurun drastis 5, 29 persen atau mendapat rapor merah.
Pertukaran nilai mata uang paling rendah dimiliki oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping yang menurut data telah turun sebesar minus 6,63 persen, paling rendah diantara yang lain.
Kedelapan pemimpin tersebut yang didata oleh Bloomberg adalah Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull (disebutkan tanpa berurutan peringkat).

Berdasarkan data dari Bloomberg yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, Presiden Joko Widodo merupakan satu-satunya pemimpin negara yang memiliki performa positif dalam seluruh aspek yang dinilai, yaitu menaikkan kekuatan nilai tukar (2,41 persen), menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif (5,02 persen skala tahun ke tahun) dan memiliki tingkat penerimaan publik yang tinggi (69 persen).
Data tersebut juga menunjukkan bahwa bila dibandingkan dengan pemimpin negara lainnya yang memiliki ukuran ekonomi setara atau lebih besar, prestasi Presiden Jokowi masih menonjol daripada lainnya. Malaysia dan Filipina sama-sama tercatat memiliki nilai tukar negatif sebesar 4,26 persen dan 5,29 persen.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye memiliki catatan merah untuk semua aspek. Fakta tersebut didukung dari data bahwa, nilai tukar Won menurun sebesar 2 persen dan pertumbuhan ekonomi yang hanya di angka 2,87 persen, Geun Hye juga memiliki reputasi tingkat penerimaan publik atas dirinya hanya sebesar 4 persen yang menyebabkan dirinya dipaksa untuk mengundurkan diri.
Presiden Jokowi telah menekankan otoritasnya kepada lembaga-lembaga politik selama 2016, dengan menggabungkan kepemimpinan dan kepiawaian politiknya, dengan data bahwa ia mengendalikan dua per tiga kursi di parleme. Program keberhasilan "amnesti pajak" juga mampu membiayai program pembangunan infrastrukturnya.
Dari keseluruhan pemimpin yang dinilai oleh Bloomberg yaitu delapan pemimpin negara, Jokowi satu-satunya pemimpin dunia yang memiliki semua indikator positif untuk tiga kategori yaitu fluktuasi kurs, pertumbuhan ekonomi dan rating penerimaan publik.
Sementara itu, penerimaan publik paling tinggi dimiliki oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan rating 83 persen, ia juga mendapatkan nilai 7,1 persen dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, namun dalam nilai tukar mata uang Peso menurun drastis 5, 29 persen atau mendapat rapor merah.
Pertukaran nilai mata uang paling rendah dimiliki oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping yang menurut data telah turun sebesar minus 6,63 persen, paling rendah diantara yang lain.
Kedelapan pemimpin tersebut yang didata oleh Bloomberg adalah Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull (disebutkan tanpa berurutan peringkat).

Dan seperti biasa sang mantan pun seperti ga rela dan kembali gagal move on melihat pencapaian fantastis 2 tahun pengganti dibanding 10 tahun masa beliau memimpin

Spoiler for Bloomberg Sebut Jokowi Terbaik di Asia-Australia, SBY Ngetwit:
Bloomberg Sebut Jokowi Terbaik di Asia-Australia, SBY Ngetwit

Quote:
Semalam, banyak teman yang mengucapkan selamat tahun baru. Namun selain itu, ada juga beberapa orang yang mengirimkan capture tweet SBY dan merasa terganggu dengan kalimat-kalimatnya yang dianggap memiliki maksud terselubung. Dan untuk itu semua, saya atas nama Pakar Mantan diminta menganalisa pernyataan SBY.
Setelah saya baca pagi ini, dari awal kultweet sampai penutup, semuanya cukup bagus dan netral. Artinya tak ada maksud negatif atau terselubung. Biasa saja. Namun karena Pakar Mantan memiliki standar prosedur membaca lebih dari sekali, artinya mengulang, maka saya pun membaca ulang pernyataan SBY. Barulah kemudian saya paham, bahwa pernyataan ini begitu kuat dan titik-titik. Terlebih, tweet tersebut ditulis langsung oleh SBY. Apa saja yang saya temukan? Mari kita bahas:
“Mari senantiasa berpikir dan bertindak cerdas dan sampaikan sesuatu dengan jujur, tepat dan benar, agar persoalan selesai dan tidak makin buruk *SBY*”
Itu adalah tweet terakhir SBY dari serangkaian tweet yang membahas tahun baru dan ujian ekonomi, kesejahteraan rakyat hingga kerukunan serta harmoni sosial untuk Indonesia dan dunia internasional. Pemerintah diuji, media massa dan media sosial diuji, pemuka agama diuji, rakyat diuji dan Presiden pun diuji.
Dari 11 tweet atau kalimat, SBY menggunakan 8 kali kata “diuji.” Sehingga teman-teman ada yang curiga dan bertanya-tanya siapa yang menguji? Apakah ada hubungannya dengan suami Sylviana yang merupakan Cawagub anak SBY yang kemarin dipanggil oleh Polisi terkait aksi makar dan 212? Sebab kata kuncinya adalah “diuji,” dan Sylviana mengatakan bahwa keluarganya sedang diuji. Apakah ini hanya soal saling uji antar kubu? Hahaha
Oke point Pakar Mantan bukan soal kata “diuji.” Kata tersebut menurut analisis saya masih sangat baik dan netral, tanpa tendensi. Sudah biasa kita gunakan dalam perenungan pergantian tahun. SBY hanya salah satu orang yang menggunakannya, dan itu biasa saja.
Fokus Pakar Mantan adalah tweet terakhir yang sarat muatan, pada kalimat “agar persoalan selesai dan tidak makin buruk.”
“agar persoalan selesai,” ini sudah benar. Negara ini punya banyak persoalan, mulai dari infrastruktur mangkrak peninggalan SBY, kasus korupsi yang belum selesai sampai soal Ibas yang masih misteri apakah terlibat kasus megakorupsi Demokrat bersama Anas, Nazaruddin dan Anggie? Ormas Cingkrang peninggalan SBY dan….. Lho kok salah SBY semua? Ya terus gimana, kenyataanya begitu? Hoho
sementara “tidak makin buruk,” ini yang cukup memiliki makna terselubung, sehingga menjadi kata kunci untuk melihat sisi licik dan negatif dari serangkaian tweet SBY yang terlihat bijak. Tidak makin buruk, berarti sebenarnya SBY ingin mengatakan bahwa kondisi Indonesia saat ini sedang buruk.
Dengan begitu, persoalan yang dibeberkan oleh SBY dengan menggunakan momentum tahun baru dan ujian, sebenarnya bermakna persoalan-persoalan yang dinilai membuat Indonesia sedang dalam kondisi buruk, jika dilihat dari sisi politik, demokrasi, kesejahteraan rakyat, kerukunan dan harmoni sosial.
Secara terselubung, SBY seolah ingin mengatakan bahwa politik kita buruk, demokrasi kita buruk, kesejahteraan rakyat kita buruk, kerukunan dan harmoni sosial kita buruk. Untuk itu, di akhir tweet, SBY mengajak kita berpikir dan bertindak cerdas, dan sampaikan sesuatu dengan jujur, tepat dan benar, agar persoalan selesai dan tidak makin buruk.
Setelah saya baca pagi ini, dari awal kultweet sampai penutup, semuanya cukup bagus dan netral. Artinya tak ada maksud negatif atau terselubung. Biasa saja. Namun karena Pakar Mantan memiliki standar prosedur membaca lebih dari sekali, artinya mengulang, maka saya pun membaca ulang pernyataan SBY. Barulah kemudian saya paham, bahwa pernyataan ini begitu kuat dan titik-titik. Terlebih, tweet tersebut ditulis langsung oleh SBY. Apa saja yang saya temukan? Mari kita bahas:
“Mari senantiasa berpikir dan bertindak cerdas dan sampaikan sesuatu dengan jujur, tepat dan benar, agar persoalan selesai dan tidak makin buruk *SBY*”
Itu adalah tweet terakhir SBY dari serangkaian tweet yang membahas tahun baru dan ujian ekonomi, kesejahteraan rakyat hingga kerukunan serta harmoni sosial untuk Indonesia dan dunia internasional. Pemerintah diuji, media massa dan media sosial diuji, pemuka agama diuji, rakyat diuji dan Presiden pun diuji.
Dari 11 tweet atau kalimat, SBY menggunakan 8 kali kata “diuji.” Sehingga teman-teman ada yang curiga dan bertanya-tanya siapa yang menguji? Apakah ada hubungannya dengan suami Sylviana yang merupakan Cawagub anak SBY yang kemarin dipanggil oleh Polisi terkait aksi makar dan 212? Sebab kata kuncinya adalah “diuji,” dan Sylviana mengatakan bahwa keluarganya sedang diuji. Apakah ini hanya soal saling uji antar kubu? Hahaha
Oke point Pakar Mantan bukan soal kata “diuji.” Kata tersebut menurut analisis saya masih sangat baik dan netral, tanpa tendensi. Sudah biasa kita gunakan dalam perenungan pergantian tahun. SBY hanya salah satu orang yang menggunakannya, dan itu biasa saja.
Fokus Pakar Mantan adalah tweet terakhir yang sarat muatan, pada kalimat “agar persoalan selesai dan tidak makin buruk.”
“agar persoalan selesai,” ini sudah benar. Negara ini punya banyak persoalan, mulai dari infrastruktur mangkrak peninggalan SBY, kasus korupsi yang belum selesai sampai soal Ibas yang masih misteri apakah terlibat kasus megakorupsi Demokrat bersama Anas, Nazaruddin dan Anggie? Ormas Cingkrang peninggalan SBY dan….. Lho kok salah SBY semua? Ya terus gimana, kenyataanya begitu? Hoho
sementara “tidak makin buruk,” ini yang cukup memiliki makna terselubung, sehingga menjadi kata kunci untuk melihat sisi licik dan negatif dari serangkaian tweet SBY yang terlihat bijak. Tidak makin buruk, berarti sebenarnya SBY ingin mengatakan bahwa kondisi Indonesia saat ini sedang buruk.
Dengan begitu, persoalan yang dibeberkan oleh SBY dengan menggunakan momentum tahun baru dan ujian, sebenarnya bermakna persoalan-persoalan yang dinilai membuat Indonesia sedang dalam kondisi buruk, jika dilihat dari sisi politik, demokrasi, kesejahteraan rakyat, kerukunan dan harmoni sosial.
Secara terselubung, SBY seolah ingin mengatakan bahwa politik kita buruk, demokrasi kita buruk, kesejahteraan rakyat kita buruk, kerukunan dan harmoni sosial kita buruk. Untuk itu, di akhir tweet, SBY mengajak kita berpikir dan bertindak cerdas, dan sampaikan sesuatu dengan jujur, tepat dan benar, agar persoalan selesai dan tidak makin buruk.
Selamat Tahun Baru 2017& Pencapaian Prestasi Jokowi & Membuat mantan meradang
Spoiler for Happy New Year:

Diubah oleh aghilfath 01-01-2017 02:59
0
4K
Kutip
49
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan