- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Presiden Putin Putuskan Rusia Tak Balas Usir Diplomat AS


TS
puma2000
Presiden Putin Putuskan Rusia Tak Balas Usir Diplomat AS
Quote:
Sabtu, 31/12/2016 02:40
Reporter: Rahman Indra, CNN Indonesia

Vladimir Putin justru menolak usulan Menlu Rusia untuk mengusir diplomat AS, sebagai balasan atas sanksi AS mengusir 35 diplomat Rusia dari tanah Amerika. (Foto: REUTERS/Vasily Maximov)
Jakarta, CNN Indonesia-- Presiden Rusia, Vladimir Putin meredam konflik dengan menolak usulan Menteri Luar Negeri Rusia mengusir 35 diplomat AS sebagai balasan atas sanksi yang diberikan oleh Presiden AS, Barack Obama.
Dengan mengejutkan, seperti dilansir dari AFP, Putin tak menyetujui adanya balas dendam terhadap pengusiran 35 diplomat Rusia oleh pemerintah AS atas tuduhan serangan cyber.
"Kami tidak akan membuat masalah untuk diplomat Amerika. Kami tidak akan usir siapapun," ujarnya dalam pernyataan resmi seperti dilansir AFP, Jumat (30/12).
Tidak hanya itu, ia bahkan mengungkapkan keinginan untuk mengundang anak-anak para diplomat AS di Rusia untuk pesta liburan bersama.
Putusan Putin ini menjadi penanda Rusia menaruh harapan besar terhadap presiden terpilih AS Donald Trump untuk dapat membangun kembali hubungan kedua negara, di mana ia akan mulai menjabat bulan depan.
"Kami mengevaluasi langkah tak ramah yang dilakukan pemerintahan AS saat ini sebagai provokasi terhadap hubungan Rusia-Amerika," ujar Putin.
Ia menambahkan, Rusia akan mengambil langkah berikutnya 'berdasarkan kebijakan yang diambil oleh pemerintahan AS di bawah presiden Donald Trump'.
Putin mengakhiri pesannya dengan mengucapkan Selamat Tahun Baru pada Obama dan Trump, dan secara terpisah mengucapkan pesan Tahun Baru khusus pada Trump sebagai kepala negara.
Bukan 35, tapi 96 orang
Sebelumnya, Obama pada Kamis (29/12) menyampaikan secara resmi serangkaian sanksi untuk Rusia terkait dugaan serangan cyber yang dilakukan Rusia terhadap pemilihan presiden AS yang dimenangkan Trump.
Langkah ini ditengarai juga sebagai klimaks atas hubungan tak baik AS dengan Rusia, yang sebelumnya juga bermasalah terkait persoalan yang terjadi di Ukraina dan Suriah.
Menanggapi serangan cyber itu, Obama mengumumkan serangkaian sanksi di antaranya pengusiran 35 diplomat Rusia dari tanah Amerika, dalam waktu 72 jam.
Menindaklanjuti ini, pemerintah Rusia mengirimkan pesawat khusus untuk menjemput para diplomat dan keluarganya dari AS, mengingat mereka tidak akan bisa memesan tiket dalam waktu sesingkat itu.
Juru Bicara Menlu Rusia, Maria Zakharova mengatakan pada kantor berita Rusia, bahwa tidak 35, tapi total ada 96 orang yang akan meninggalkan AS. Jumlah itu terdiri dari diplomat dan anggota keluarganya.
Intelijen AS menyimpulkan bahwa pemerintah Rusia telah melakukan retas-dan-rilis surel staf pendukung kampanye dari Partai Demokrat dan Hillary Clinton dalam upaya memenangkan Trump sebagai presiden AS.
Langkah yang diambil Obama, dalam memberi sanksi pada Rusia, menempatkan posisinya dalam keadaan yang janggal dengan Trump sebagai penerus pemerintahan. Terutama, ketika Trump sangat mengagumi dan berhubungan baik dengan Putin, bahkan menunjukkan keinginan menjalin hubungan baik dengan Rusia.
Menanggapi tudingan serangan cyber, pemerintah Rusia kembali membantah melakukannya.
Trump pun bersuara dan mengatakan ia percaya AS mestinya 'membuat langkah yang lebih besar dan lebih baik' daripada memberikan saksi pada Rusia. Ia juga mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan pimpinan intelijen AS pekan depan untuk membahas situasi yang sedang terjadi.
Obama, yang bertentangan dengan Trump akan kebijakan terhadap Israel, telah memberi peringatan 'warga Amerika mesti bersiaga terhadap tindakan Rusia.'
Kekhawatiran AS
Mengingat pemerintahan Obama yang akan berakhir bulan depan dan berganti Trump, publik menerka-nerka apa yang akan dilakukan Trump terhadap sanksi yang dikeluarkan Obama. Dikabarkan, ia akan menarik kembali sanksi tersebut. Namun, para petinggi Partai Republik menganjurkan Trump untuk tetap bertindak tegas pada Putin.
Selain mengusir diplomat Rusia, pemerintah AS juga memberikan sanksi pada dua agen intelijen Rusia, GRU dan FSB, serta sanksi individu pada Kepala GRU Igor Korobov dan tiga petinggi lainnya. Mereka juga memberlakukan sanksi pembekuan aset dan penghentian kerja sama dengan perusahaan AS.
"AS dan negara sahabat serta sekutu di dunia mesti bekerja sama melawan upaya Rusia dalam hal melanggar norma-norma internasional dan interfensi pemerintahan yang demokratis," ujar Obama memberi peringatan.
Ungkapannya itu mengacu pada pemilihan kepala negara yang dijadwalkan akan berlangsung di sejumlah negara lainnya, seperti Perancis, Jerman dan Belanda.
Reporter: Rahman Indra, CNN Indonesia

Vladimir Putin justru menolak usulan Menlu Rusia untuk mengusir diplomat AS, sebagai balasan atas sanksi AS mengusir 35 diplomat Rusia dari tanah Amerika. (Foto: REUTERS/Vasily Maximov)
Jakarta, CNN Indonesia-- Presiden Rusia, Vladimir Putin meredam konflik dengan menolak usulan Menteri Luar Negeri Rusia mengusir 35 diplomat AS sebagai balasan atas sanksi yang diberikan oleh Presiden AS, Barack Obama.
Dengan mengejutkan, seperti dilansir dari AFP, Putin tak menyetujui adanya balas dendam terhadap pengusiran 35 diplomat Rusia oleh pemerintah AS atas tuduhan serangan cyber.
"Kami tidak akan membuat masalah untuk diplomat Amerika. Kami tidak akan usir siapapun," ujarnya dalam pernyataan resmi seperti dilansir AFP, Jumat (30/12).
Tidak hanya itu, ia bahkan mengungkapkan keinginan untuk mengundang anak-anak para diplomat AS di Rusia untuk pesta liburan bersama.
Putusan Putin ini menjadi penanda Rusia menaruh harapan besar terhadap presiden terpilih AS Donald Trump untuk dapat membangun kembali hubungan kedua negara, di mana ia akan mulai menjabat bulan depan.
"Kami mengevaluasi langkah tak ramah yang dilakukan pemerintahan AS saat ini sebagai provokasi terhadap hubungan Rusia-Amerika," ujar Putin.
Ia menambahkan, Rusia akan mengambil langkah berikutnya 'berdasarkan kebijakan yang diambil oleh pemerintahan AS di bawah presiden Donald Trump'.
Putin mengakhiri pesannya dengan mengucapkan Selamat Tahun Baru pada Obama dan Trump, dan secara terpisah mengucapkan pesan Tahun Baru khusus pada Trump sebagai kepala negara.
Bukan 35, tapi 96 orang
Sebelumnya, Obama pada Kamis (29/12) menyampaikan secara resmi serangkaian sanksi untuk Rusia terkait dugaan serangan cyber yang dilakukan Rusia terhadap pemilihan presiden AS yang dimenangkan Trump.
Langkah ini ditengarai juga sebagai klimaks atas hubungan tak baik AS dengan Rusia, yang sebelumnya juga bermasalah terkait persoalan yang terjadi di Ukraina dan Suriah.
Menanggapi serangan cyber itu, Obama mengumumkan serangkaian sanksi di antaranya pengusiran 35 diplomat Rusia dari tanah Amerika, dalam waktu 72 jam.
Menindaklanjuti ini, pemerintah Rusia mengirimkan pesawat khusus untuk menjemput para diplomat dan keluarganya dari AS, mengingat mereka tidak akan bisa memesan tiket dalam waktu sesingkat itu.
Juru Bicara Menlu Rusia, Maria Zakharova mengatakan pada kantor berita Rusia, bahwa tidak 35, tapi total ada 96 orang yang akan meninggalkan AS. Jumlah itu terdiri dari diplomat dan anggota keluarganya.
Intelijen AS menyimpulkan bahwa pemerintah Rusia telah melakukan retas-dan-rilis surel staf pendukung kampanye dari Partai Demokrat dan Hillary Clinton dalam upaya memenangkan Trump sebagai presiden AS.
Langkah yang diambil Obama, dalam memberi sanksi pada Rusia, menempatkan posisinya dalam keadaan yang janggal dengan Trump sebagai penerus pemerintahan. Terutama, ketika Trump sangat mengagumi dan berhubungan baik dengan Putin, bahkan menunjukkan keinginan menjalin hubungan baik dengan Rusia.
Menanggapi tudingan serangan cyber, pemerintah Rusia kembali membantah melakukannya.
Trump pun bersuara dan mengatakan ia percaya AS mestinya 'membuat langkah yang lebih besar dan lebih baik' daripada memberikan saksi pada Rusia. Ia juga mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan pimpinan intelijen AS pekan depan untuk membahas situasi yang sedang terjadi.
Obama, yang bertentangan dengan Trump akan kebijakan terhadap Israel, telah memberi peringatan 'warga Amerika mesti bersiaga terhadap tindakan Rusia.'
Kekhawatiran AS
Mengingat pemerintahan Obama yang akan berakhir bulan depan dan berganti Trump, publik menerka-nerka apa yang akan dilakukan Trump terhadap sanksi yang dikeluarkan Obama. Dikabarkan, ia akan menarik kembali sanksi tersebut. Namun, para petinggi Partai Republik menganjurkan Trump untuk tetap bertindak tegas pada Putin.
Selain mengusir diplomat Rusia, pemerintah AS juga memberikan sanksi pada dua agen intelijen Rusia, GRU dan FSB, serta sanksi individu pada Kepala GRU Igor Korobov dan tiga petinggi lainnya. Mereka juga memberlakukan sanksi pembekuan aset dan penghentian kerja sama dengan perusahaan AS.
"AS dan negara sahabat serta sekutu di dunia mesti bekerja sama melawan upaya Rusia dalam hal melanggar norma-norma internasional dan interfensi pemerintahan yang demokratis," ujar Obama memberi peringatan.
Ungkapannya itu mengacu pada pemilihan kepala negara yang dijadwalkan akan berlangsung di sejumlah negara lainnya, seperti Perancis, Jerman dan Belanda.
Quote:
kek gak tau usa aja


ini malah ngomong diretas sama Rusia

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 15 suara
menurut Agan, usa...
bener
33%
ngaco
67%
Diubah oleh puma2000 31-12-2016 04:54




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
3.5K
Kutip
40
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan