Terdengar wah? Jika ukurannya penampilan, tipikal bintang muda AS Roma ini memang mirip dengan Paul Pogba. Luciano Spalletti cukup berhati-hati dengan baru memainkannya di awal November lalu saat menggilas Bologna. Sudah empat pertandingan dilalui mantan bintang Fluminense ini di Serie A. Dan selama Gerson dimainkan, I Lupi hanya tumbang dari Juventus.

Tak mudah bagi pemain berusia 19 tahun yang baru menjalani debut musim berebut posisi dengan pemain senior macam Nainggolan, Strootman serta Bruno Peres. Konsistensi penampilan duet Nainggolan dan Strootman menjadi jaminan posisi Roma. Raksasa ibukota menjadi tim paling mungkin menjegal Juventus andai sang juara bertahan terpeleset di paruh kedua musim nanti.



"Dibanding-bandingkan dengan Pogba sebenarnya sudah muncul pada awal aku bermain di Fluminense. Aku anggap itu sebagai pujian, karena dia seorang pemain besar," ucap Gerson kepada GloboEsporte. Gerson sendiri masih tercatat sebagai anggota timnas Samba U-20.

Di pertandingan kontra Juve, pemain kelahiran Belford Roxo ini dimainkan Spalletti sejak awal mengingat pertarungan di lini tengah menjadi kunci. Karena butuh gol, pemain kidal ini digantikan Salah di awal babak kedua.

Tahun 2016 bukan tahun yang hebat bagi pemain ke-39 Brasil yang membela Roma ini. Setahun sebelumnya, Gerson tampil sebanyak 41 pertandingan di semua kompetisi termasuk mencetak lima gol.



Ketatnya persaingan di paruh akhir musim tahun depan, dibutuhkan back up pemain yang berkualitas. Strootman sudah bermain sebanyak 15 pertandingan musim ini. Nainggolan bahkan hanya absen sekali. Bisa dipastikan, Spalletti akan banyak membuat rotasi atas pemain yang sangat diharapkan menjadi bintang masa depan Roma, juga Brasil ini.

"Gerson memiliki bakat cemerlang diantara pemain seusianya, atau setidaknya itu yang kami pahami dimana banyak yang ingin mendapatkannya, seperti Barcelona," puji manajer umum Roma, Mauro Baldissoni beberapa bulan lalu.

Kita tunggu saja, apakah Gerson benar-benar mampu tampil hebat di tahun mendatang. Atau malah menerima nasib buruk seperti kompatriotnya di Inter, Gabriel Barbosa?