- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Anggota DPR Minta Masyarakat Hati-Hati Beri Sumbangan


TS
rumahkonstituen
Anggota DPR Minta Masyarakat Hati-Hati Beri Sumbangan

Quote:
Pemberitaan tentang sumbangan logistik dari Indonesia yang justru jatuh ke tangan pemberontak Suriah, yang awalnya diniatkan untuk warga korban perang di sana, bisa menjadi pelajaran penting bagi semua warga Indonesia. Masyarakat diharapkan lebih berhati-hati dan melakukan penelusuran sebelum memberikan sumbangan.
"Ini pelajaran bagi siapa pun warga masyarakat, sebelum memberi sumbangan, agar berhati-hati, mengetahui siapa yang disumbang," kata anggota Komisi I DPR, Charles Honoris di Jakarta, Selasa (27/12).
Charles menyatakan kasus seperti bantuan Indonesian Humanitarian Relief (IHR) yang jatuh ke tangan pemberontak di Suriah sebenarnya sudah kerap terjadi di negara lain. Pemerintah AS pernah mengeluarkan daftar hitam (blacklist) lembaga pengumpul sumbangan karena menemukan fakta mengerikan di balik kegiatan tersebut.
"Di AS, ada agency di-blacklist, karena ternyata dana sumbangan justru disalurkan dan jatuh ke sel teror yang menyerang warga AS sendiri," imbuhnya.
Dia mengingatkan agar warga negara Indonesia tak sekadar melihat bungkus organisasi pengumpul sumbangan. Sebelum sumbangan diberikan, sebaiknya lembaga pengumpulnya dipelajari secara detail.
"Sekarang kan ada internet, keterbukaan informasi. Asal-usul sebuah organisasi itu bisa dilihat, termasuk siapa yang bertanggng jawab dan bagaimana dana yang dikumpulkan itu digunakan," ujar Charles.
Seperti diberitakan, bantuan logistik dari IHR untuk warga Aleppo, Suriah, menghebohkan netizen. Pasalnya, sebagian bantuan tidak sampai ke warga, melainkan ditumpuk di gudang milik pemberontak di Aleppo. Informasi tersebut diperoleh dari Euro News yang disebarluaskan lewat media sosial YouTube.
Dalam video tersebut terlihat warga sipil menemukan logistik di gudang milik kelompok Jaysh Al-Islam yang melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan sah di Suriah pimpinan Presiden Bashar Al-Assad. Dalam salah satu kotak logistik terlihat jelas tulisan "Indonesian Humanitarian Relief".
"Ini pelajaran bagi siapa pun warga masyarakat, sebelum memberi sumbangan, agar berhati-hati, mengetahui siapa yang disumbang," kata anggota Komisi I DPR, Charles Honoris di Jakarta, Selasa (27/12).
Charles menyatakan kasus seperti bantuan Indonesian Humanitarian Relief (IHR) yang jatuh ke tangan pemberontak di Suriah sebenarnya sudah kerap terjadi di negara lain. Pemerintah AS pernah mengeluarkan daftar hitam (blacklist) lembaga pengumpul sumbangan karena menemukan fakta mengerikan di balik kegiatan tersebut.
"Di AS, ada agency di-blacklist, karena ternyata dana sumbangan justru disalurkan dan jatuh ke sel teror yang menyerang warga AS sendiri," imbuhnya.
Dia mengingatkan agar warga negara Indonesia tak sekadar melihat bungkus organisasi pengumpul sumbangan. Sebelum sumbangan diberikan, sebaiknya lembaga pengumpulnya dipelajari secara detail.
"Sekarang kan ada internet, keterbukaan informasi. Asal-usul sebuah organisasi itu bisa dilihat, termasuk siapa yang bertanggng jawab dan bagaimana dana yang dikumpulkan itu digunakan," ujar Charles.
Seperti diberitakan, bantuan logistik dari IHR untuk warga Aleppo, Suriah, menghebohkan netizen. Pasalnya, sebagian bantuan tidak sampai ke warga, melainkan ditumpuk di gudang milik pemberontak di Aleppo. Informasi tersebut diperoleh dari Euro News yang disebarluaskan lewat media sosial YouTube.
Dalam video tersebut terlihat warga sipil menemukan logistik di gudang milik kelompok Jaysh Al-Islam yang melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan sah di Suriah pimpinan Presiden Bashar Al-Assad. Dalam salah satu kotak logistik terlihat jelas tulisan "Indonesian Humanitarian Relief".
Sumber : Beritasatu
0
541
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan