Seperti yang kita ketahui, pada hari senin, 19 desember 2016 yang lalu, Bank Indonesia (BI) secara resmi meluncurkan 11 pecahan uang rupiah tahun emisi 2016, Uang tersebut memiliki desain terbaru yang sudah mulai diedarkan dan sudah bisa digunakan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Rupiah dengan desain baru ini diterbitkan karena bertujuan untuk menyesuaikan dengan desain fisik yang diatur oleh UU No 7 tahun 2011 tentang mata uang.

Tentu saja pemerintah mempunyai banyak masalah yang berhubungan dengan peluncuran Rupiah dengan desain baru ini, dari masalah dimana kurangnya pengetahuan masyarakat tentang akan beredarnya rupiah tersebut sampai masalah dimana sebagian masyarakat menganggap desain Rupiah yang baru mirip dengan mata uang negara lain.

Dilihat dari sosialisasi yang dilakukan, penulis berpendapat pemerintah masih kurang gencar dalam melaksanakan sosialisasi yang bertujuan memperkenalkan Rupiah dengan desain baru di masyarakat, contohnya saja di lingkungan tempat tinggal penulis masih banyak orang yang belum tahu bahwa ada rupiah baru, hal ini sangat disayangkan karena mengingat hal ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.

Masalah lain adalah ada sebagian masyarakat yang mempersoalkan tentang banyaknya pahlawan non muslim di rupiah yang baru dan juga tentang bagaimana desain Rupiah yang baru menyerupai mata uang negara lain yaitu Yuan. Hal ini terjadi tidak lepas karena akhir-akhir ini di Indonesia isu Sara sedang hangat-hangatnya dan ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang menyebar isu-isu sara dan tidak terbukti kebenarannya di media internet, tentu saja hal ini tidak akan menjadi hal yang besar apabila masyarakat Indonesia sudah dapat memilah informasi dengan baik dan benar di media internet, namun sayangnya masih ada sebagian masyarakat kita yang menerima semua informasi dari internet tanpa di filter terlebih dahulu.

Dalam masalah banyaknya pahlawan non muslim yang ada di Rupiah yang baru penulis berpikir seharusnya hal ini tidak perlu dipermasalahkan, toh mereka sangat berhak berada di Rupiah yang baru karena mereka juga berjuang dalam usaha memerdekakan Indonesia bersama pahlawan-pahlawan yang lain tanpa memandang suku, ras, maupun agama. Hal ini patut disayangkan karena hal ini menjadi bukti nyata bahwa nilai Bhinneka Tunggal Ika dan nilai toleransi sudah mulai pudar di Indonesia.

Tentang Kemiripan desain rupiah yang baru dengan desain yuan seperti dikutip dari harian Tempo, 25 Desember 2016, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar menyatakan uang rupiah baru tak menjiplak disain mata uang Cina, Yuan. Menurut Hendar, setiap mata uang dari berbagai dunia, dibedakan melalui warna. Untuk uang rupiah emisi 2016 dominasi warna masih tetap sama dengan emisi tahun sebelumnya seperti merah untuk Rp100.000 dan biru untuk Rp50.000. "Tidak ada yang dimirip-miripkan. Setiap uang memang dibedakan dengan warna karena melalui warna uang dapat lebih mudah dikenali,". Menurut Penulis sendiri setelah mengamati dengan seksama Rupiah dengan desain yang baru ini malah mirip dengan uang Euro untuk negara-negara di Eropa dibandingkan Yuan, dan tentu saja Rupiah dengan desain baru ini lebih baik daripada desain lama karena dengan desain baru ini menjadi lebih sulit dipalsukan karena menggunakan tekhnik recktoverso.
Jadi, Marilah kita mencintai Rupiah seperti yang dikatakan oleh Bapak Presiden kita Joko Widodo agar terciptanya kemapanan ekonomi di masyarakat dan marilah kita berpikir lebih cerdas dan bijak dalam menerima informasi yang ada di internet agar kita tidak termakan informasi bohong dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab diluar sana.