JAKARTA - Sepanjang 2016 penuh tantangan. Ini juga merupakan tahun untuk menumbuhkan harapan bangkitnya industri properti di Indonesia. Kondisi makro tersebut ikut dirasakan salah satu pengembang terkemuka Indonesia, PT Agung Podomoro Land (APL) Tbk.

APL optimistis dan terus berkomitmen untuk berkarya membangun Indonesia. Sebagai pengembang yang telah lebih dari 40 tahun fokus di bidang properti khususnya residential, Agung Podomoro yakin pada 2017 proyek-proyek unggulannya tumbuh dan menjadi ikon atau kebanggaan stakeholders di wilayah bersangkutan.

Pihak APL mengakui bahwa sepanjang 2016, iklim usaha properti membaik. Khususnya di semester kedua dengan adanya berbagai kebijakan pemerintah pro-properti. Di antaranya, tax amnesty dan penguatan kebijakan program pembangunan satu juta rumah.

Direktur Utama APL Cosmas Batubaramengatakan, peremajaan kota (urban renewal) merupakan solusi untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan perkotaan untuk perumahan.

Peremajaan kota, lanjut dia, bisa mengganti sebagian atau seluruh unsur lama dengan unsur-unsur baru dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas dan kualitas lingkungan.

“Sehingga kawasan tersebut memberikan kontribusi yang lebih baik bagi kota secara keseluruhan. Ini adalah solusi untuk mengatasi kekurangan lahan di perkotaan,” ujar Cosmas saat Orasi Ilmiah Wisuda Universitas Gunadarma di Jakarta kemarin.

Menurut Cosmas, salah satu bentuk implementasi konsep peremajaan kota mengatasi sulitnya pengadaan lahan untuk mencukupi kebutuhan perumahan kota adalah dengan membangun rumah susun atau apartemen.

“Untuk kota-kota besar karena keterbatasan lahan maka pemerintah daerah harus membangun rumah susun atau apartemen,” tuturnya.

Namun, karena kultur sebagian besar masyarakat Indonesia hidup di rumah tapak, dia mengusulkan pemerintah dan pengembang untuk melakukan edukasi kepada generasi muda agar siap hidup di lingkungan apartemen.

Mantan Nenteri Negara Perumahan Rakyat itu menguraikan sejarah perjalanan program pengadaan perumahan rakyat sejak Indonesia merdeka hingga saat ini. Menurut dia, pengadaan perumahan rakyat merupakan salah satu amanat utama yang tercantum dalam UUD 1945.

Dari sejak kabinet pertama republik hingga Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, sektor perumahan menjadi prioritas. Pada era Presiden Joko Widodo, program pengadaan perumahan dilakukan dengan menggabungkan Kementerian Pekerjaan Umum dengan Kementerian Perumahan Rakyat (PUPR), dan program pengadaan satu juta rumah yang diluncurkan 2015 lalu untuk memenuhi program nasional pengadaan 15 juta rumah. Presiden Joko Widodo, menurut Cosmas, juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mendukung program pengadaan perumahan.

APL sebagai salah satu perusahaan pengembang terbesar di Indonesia telah turut berpartisipasi dalam program pengadaan satu juta rumah. Di antaranya, superblok Podomoro Golf View (PGV), Cimanggis, Rusunami Gading Nias Residence, dan Kalibata City. “Kami harapkan rebound-nya mulai terlihat tahun 2017,” tambah Agung Wiradjaya, AVP Strategic Marketing APL.‎

Apartemen Podomoro Golf View yang menyasar segmen menangah, dipasarkan mulai dari harga Rp 198 juta untuk tipe studio dan Rp 330 jta tipe dua kamar. Mengusung konsep transit oriented developmen (TOD), PGV mengandalkan fasilitas kereta ringan LRT dan gemrbang tol Cimanggis sebagai solusi untuk mobilitas. Selain itu, apartemen ini juga dilengkapi berbagai fasilitas utama seperti masjid megah, kawasan pendidikan, kawasan komersil dan pusat perbelanjaan serta cafe di sepanjang tepi sungai Cikeas yang melintas di kawasan (esy/jpnn/kri/k16)

http://kaltim.prokal.co/read/news/28...enggeliat.html