Foto udara menunjukan massa Aksi Damai 212 memenuhi kawasan silang Monas, Jakarta, Jumat (2/12/2016). Massa aksi menggelar salat Jumat bersama lalu menggelar dzikir dan doa untuk kebaikan bangsa dan negara. TRIBUNNEWS/BIAN HARNANSA
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebentar lagi, Pemerintahan Presiden Joko Widodo akan menutup buku tahun 2016 dan akan memulai catatan baru pada tahun 2017. Merefleksi setahun perjalanan Pemerintahan Presiden Jokowi, banyak peristiwa politik yang terjadi, mulai dari perombakan struktur kabinet kerja jilid dua hingga konsolidasi dengan para ketua umum partai politik. Isu reshuffle kabinet pada waktu pertengahan tahun 2016 cukup santer, nama Sri Mulyani Indrawati yang paling kencang terdengar akan mengisi posisi menteri di Kabinet Kerja.
Hingga akhirnya terjawab, bahwa Presiden Jokowi mengganti beberapa menterinya. "Saya berusaha maksimal agar Kabinet Kerja bisa bekerja lebih cepat, dalam tim yang solid dan saling mendukung," kata Presiden Jokowi saat itu. Setidaknya ada 13 menteri yang diganti dan/atau dirotasi dan diantaranya ada nama Sri Mulyani Indrawati yang dipercaya Presiden sebagai Menteri Keuangan. Selain Sri Mulyani Indrawati, Budi Karya Sumadi pun dipercaya Presiden Jokowi untuk mengisi Menteri Perubungan.
Budi Karya Sumadi dulu pernah bekerja bersama Jokowi ketika Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Waktu itu Budi Karya masih menjabat sebagai Dirut Jakpro, mengerjakan beberapa proyek infrastruktur di Jakarta, diantaranya normalisasi Waduk Pluit dan Waduk Ria-rio. Wajah baru di dalam postur kabinet kerja jilid II selain Sri Mulyani Indrawati dan Budi Karya Sumadi yakni Enggartiasto Lukita yang mengisi posisi Menteri Perdagangan, Asman Abnur sebagai Menteri PAN dan RB. Kemudian Airlangga Hartanto sebagai Menteri Perindustrian, Muhajir Effendy sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Eko Putro Sandjojo sebagai Menteri PDT.
Quote:
Reshuffle Kabinet Jilid II Rangkul Partai Golkar
Selain itu, pada reshuffle jilid II ini, nampaknya Pemerintah mulai merangkul partai politik diluar koalisi partai pendukung pemerintah.
Partai diluar koalisi partai pendukung pemerintah yang mulai dirangkul yaitu Partai Golkar, ditandai dengan diangkatnya Airlangga Hartanto sebagai Menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husin.
Masuknya Partai Golkar ke pemerintahan tidak lepas dari peristiwa politik di internal Golkar, yakni pelaksanaan Munaslub Partai Golkar pada bulan Mei 2016.
Hasil dari Munaslub Partai Golkar saat itu yakni Golkar memutuskan keluar dari Koalisi Partai Merah Putih dan bergabung dengan Koalisi Partai Pendukung Pemerintah.
Peran Setya Novanto selaku Ketua Umum Partai Golkar pun ditengarai menjadi salah satu faktor adanya satu kursi menteri untuk Partai Golkar.
"Golkar akan bekerja sama dengan pemerintah. Kami akan mendukung program pemerintah," kata Novanto usai terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Nusa Dua, beberapa bulan lalu.
Quote:
Wajah Lama Kerjaan Baru
Yang menarik lagi dari Reshuffle Kabinet Kerja Jilid II yakni masih adanya wajah-wajah lama, namun mendapatkan pekerjaan baru atau hanya digeser oleh Presiden ke kementerian lain.
Quote:
Luhut Binsar Panjaitan
Sebelum menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengisi posisi sebagai Menkopolhukam.
Pada masa kepemimpinannya sebagai Menkopolhukam, sejumlah peristiwa penting terjadi, misalnya Bom di Jalan Utama MH Thamrin pada awal Januari 2016.
Tidak lama dari kejadian tersebut, Pemerintah segera mengusulkan adanya Revisi Undang-Undang tentang Tindak Pidana Terorisme yang sampai saat ini masih dibahas di DPR.
keberhasilan Satgas Tinombala yang berhasil menumbangkan Santoso dan menangkap beberapa anak buahnya hingga pembentukan Simposium Nasional Tragedi 1965.
Luhut Panjaitan semasa jabatannya sebagai Menkopolhukam pernah diterpa isu miring, yakni namanya tercantum di dalam Panama Papers yang pada saat itu nama-nama di dalam Panama Papers dianggap sebagai pengemplang pajak.
Meski telah menjabat sebagai Menko Maritim, Luhut Panjaitan masih ikut andil di dalam peristiwa politik di tahun 2016, yakni mulusnya pertemuan antara Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor.
Quote:
Sofyan Djalil
Pada tahun pertama Pemerintahan Jokowi-JK, Sofyan Djalil diangkat sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian.
Namun, pada reshuffle kabinet kerja jilid I, Presiden Jokowi menggeser Sofyan Djalil sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas menggantikan Andrinov Chaniago.
Saat itu, Sofyan Djalil mengaku pasrah jika dirinya digeser sekaligus bersyukur karena dirinya masih diberi kepercayaan oleh Presiden Jokowi untuk membantu jalannya pemerintahan.
Pengganti Sofyan Djalil di Menko Perekonomian yakni Darmin Nasution.
Namun, pada Reshuffle Jilid kedua, posisinya kembali digeser oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional menggantikan Ferry Mursyidan Baldan.
Quote:
Bambang Brodjonegoro
Pada awal pemerintahan, Bambang Brodjonegoro dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk membantunya di sektor keuangan, sehingga menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Reshuffle kabinet kerja jilid I, Bambang Brodjonegoro masih dipercaya Jokowi hingga pada reshuffle kabinet kerja jilid II, posisinya digeser sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas.
Quote:
Thomas Lembong
Sosok menteri dari kalangan profesonal lainnya selain Bambang Brodjonegoro adalah Thomas Trikasih Lembong.
Dirinya baru masuk ke jajaran menteri kabinet kerja pada reshuffle kabinet jilid I sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel yang harus rela dicopot Jokowi.
Namun, pada reshuffle kabinet kerja jilid II ini, Thomas Lembong diberi pekerjaan baru oleh Presiden, yakni bergeser menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Quote:
Ignasius Jonan
Mantan Dirut PT KAI ini pada awal pemerintahan Jokowi-JK dipercaya untuk mengisi posisi sebagai Menteri Perhubungan.
Ignasius Jonan tetap 'awet' di posisinya ketika Reshuffle Kabinet Kerja Jilid I berlangsung.
Pada masa jabatannya sebagai Menhub, terjadi polemik rencana pembangunan Kereta Cepat apakah akan menggandeng Tiongkok atau Jepang.
Kinerja Ignasius Jonan goyang ketika peristiwa kemacetan parah di pintu tol keluar Brebes Timur atau yang populer disebut Brebes Exit atau Brexit.
Pada Reshuffle Jilid II, Ignasius Jonan dicopot dari jabatannya, kemudian digeser oleh Presiden Jokowi untuk mengisi posisi Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia menggantikan Sudirman Said.
Quote:
Konsolidasi dengan Para Ketum Parpol
Peristiwa 4 November 2016 lalu merupakan catatan penting bagi perjalanan pemerintahan Presiden Joko Widodo di tahun kedua.
Saat itu, aksi massa besar-besaran terjadi di pusat Ibukota Jakarta. Ribuan orang yang memenuhi Jalan MH Thamrin hingga Jalan Medan Merdeka Utara melakukan aksi unjuk rasa terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Aksi tersebut berbuntut kericuhan hingga pembakaran sejumlah mobil yang ada di silang Monas lantaran Presiden Jokowi tidak menemui perwakilan massa karena blusukan.
Malamnya, Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas dengan menteri terkait, kemudian mengumumkan bahwa dirinya tidak melindungi Basuki atau sapaan akrabnya Ahok dan menuding adanya penunggang gelap dibalik aksi 4/11 tersebut.
Pascaaksi 4/11, Presiden Jokowi mulai melakukan dialog dengan beberapa tokoh masyarakat, tokoh agama hingga ketum umum partai politik.
Dimulai dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Kemudian Ketua Umum Partai Golkar Serta Novanto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Dari pertemuan yang dilakukan secara santai tersebut, Presiden Jokowi selalu menekankan pentingnya merawat persatuan dan kebhinnekaan Bangsa dan pentingnya melakukan silaturahmi.
Aksi lanjutan terjadi pada tanggal 12 Desember 2016 atau populer disebut aksi 212.
Kali ini, massa lebih banyak hingga kisaran puluhan ribu dan rencana aksi yakni melakukan shalat Jumat berjamaah di Silang Monas.
Pada awalnya, Presiden Jokowi berencana menunaikan ibadah Jumatan di Masjid Baiturrahim Istana Kepresidenan, namun ternyata keputusan Presiden bulat, yakni shalat Jumat bersama puluhan ribu Jamaah di Monas.
Meski awalnya sempat dikhawatirkan karena faktor keamanan dan cuaca yang hujan deras, namun kenyataannya Presiden Jokowi berhasil melakukan ibadah shalat Jumat ditengah puluhan ribu massa.
Sumber
http://www.tribunnews.com/nasional/2...i-212?page=all
Seperti itulah kira-kira