- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
[H2H Event] Kesemek Kesukaan Peri Rumah


TS
ki.co
[H2H Event] Kesemek Kesukaan Peri Rumah
Kesemek Kesukaan Peri Rumah
Pada suatu hari, Andi pergi liburan ke rumah Neneknya bersama Ayah, Ibu, dan Adiknya, Heli. Rumah Nenek Andi berada di suatu desa yang jauh dari hiruk pikuk pusat kota. Karena jaraknya yang jauh, Andi jarang sekali bertemu dengan Neneknya. Ini adalah kesempatan Nenek untuk melepas kerinduan pada cucu-cucunya.
Quote:
“Andi, ayo makan dulu, nak!” Teriak Ibu menyuruh Andi untuk makan sesaat setelah tiba di rumah Nenek.
Andi tidak menyahut teriakan ibunya. Pandangan mata Andi terus tertuju ke layar tablet-nya.
“Andi, cepat makan dulu, nak. Ibumu sudah manggil-manggil kamu tuh,” ucap Ayah mengingatkan Andi untuk makan. Namun, Andi tidak bergeming sedikit pun. Andi masih saja asyik melihat layar tabletnya.
Quote:
“Andi, ayo cu, makan dulu sana. Kasian Ibumu, nak,” kali ini Nenek yang mengingatkan Andi untuk makan.
“...”
Lagi-lagi Andi tidak bergeming mendengar perintah neneknya. Andi cuek saja.
“Ya sudah, kalo kamu lapar, datangi ibumu. Jangan sampai makan buah kesemek ini, ya,” ucap Nenek sambil meninggalkan ruang keluarga lalu pergi ke dapur.
“Hmm,” gumam Andi seolah mengiyakan ucapan Neneknya.
Semenjak tiba di rumah Nenek, Andi sama sekali belum bertatapan muka dengan Nenek. Andi hanya fokus pada tablet yang dipegangnya. Nenek yang merindukan cucu-nya itu pun hanya tersenyum saja melihat tingkah Andi. Beruntung, Nenek masih bisa melepas rindu kepada cucu-nya yang lain, Heli. Setelah membantu Ibu di dapur, Nenek dan Heli pun terlihat bermain congklak bersama di depan rumah.
Kerebek-kerebek. Suara perut Andi terdengar. Andi merasa lapar. Andi melihat buah kesemek yang berada di atas meja ruang keluarga. Tanpa pikir panjang, buah kesemek itu langung dilahap oleh Andi. Rupanya, Andi tidak mendengarkan larangan Neneknya tadi. Setelah melahap buah kesemek itu, mata Andi kembali menatap tablet-nya.
Quote:
Kerebek-kerebek. Suara perut Andi kembali terdengar. Ternyata, buah kesemek saja tidak cukup ‘menutup mulut’ perut Andi. Kali ini, Andi memutuskan untuk menemui Ibunya untuk makan. Andi pun melihat Ibunya sedang berada di depan rumah bersama yang lain. Andi langsung menghampiri Ibunya.
“Bun, Andi lapar. Andi pengen makan bun,” kata Andi kepada Ibunya.
Ibu cuek saja. Andi merasa kalau Ibunya sedang marah kepadanya. Andi pun bergegas menghampiri Ayahnya.
“Pah, pengen makan, pah,” pinta Andi.
Sama dengan Ibu, Ayah seolah tidak mendengar permintaan Andi. Ayah hanya asik melihat Nenek dan Heli yang sedang bermain. Andi pun menduga ayahnya sedang marah kepadanya. Andi kesal.
“BUNDA! PAPAH! NENEK! AKU PENGEN MAKAAAN!” Teriak Andi.
Suara lantang Andi kali ini tidak dihiraukan oleh semuanya. Ibu, Ayah, Nenek dan Heli pun terlihat seperti tidak mendengar apa-apa. Mereka asyik dengan kegiatan mereka di depan rumah. Andi pun tidak kehilangan akal. Andi kemudian mendekati Heli. Andi mencoba untuk mencubit pipi Adiknya yang sedang asyik bermain congklak dengan Neneknya itu.
“HAAAHHH!!”
Andi tersentak. Andi kaget tangannya menembus pipi Heli. Andi tidak bisa menyentuh Heli sama sekali. Andi mencobanya lagi dan lagi. Tetapi, hasilnya sama saja. Andi pun mencoba untuk mencubit pipi Nenek, Ayah dan Ibunya. Ternyata, hasilnya juga sama. Andi benar-benar tak dapat terlihat dan tak dapat bersentuhan dengan mereka.
“Huu..huuu..huu,” Andi pun terduduk dan menangis. Wajahnya terbenam di telapak tangannya.
Kerebek-kerebek. Suara perut Andi pun tak mau kalah dengan tangisannya. Kemudian, Andi merasakan ada yang menepuk-nepuk pundaknya.
“Akhirnya..,” Andi senang, mengira dirinya dapat bersentuhan lagi dengan mereka.
“AAARGH!!”
Quote:
Alangkah kagetnya Andi. Ternyata, Andi tidak bisa melihat apa yang menepuk pundaknya. Semuanya gelap gulita. Tiba-tiba, terlihat cahaya redup dari kejauhan. Cahaya itu semakin terang saat mendekat ke arah Andi. Cahaya itu berasal dari tablet milik Andi.
“Andi, bangun, di. Ayo makan dulu,” suara itu muncul dari arah yang sama dengan tablet yang mendekat ke arah Andi.
“Andi, bangun, di. Ayo makan dulu,” lagi, suara itu terus muncul lebih kencang, semakin dekat ke arah Andi.
“Andi, bangun, di. Ayo makan dulu,” tablet itu terus mengeluarkan suara tersebut hingga terdengar sangat kencang.
Andi merinding ketakutan. Andi jengah dan menutup mata dan telinganya. Ternyata, suara itu bukanlah muncul dari tabletnya. Suara itu muncul dari sosok kecil yang membawa tablet. Sosok itu memiliki ujung telinga yang lancip dan daun telinganya lebar serta memiliki bola mata yang besar. Sosok itu hanya berbalutkan secarik kain putih yang kumal dan dekil.
Quote:
“Aampuun..Ampuuuun!!!” Teriak Andi yang ketakutan.
***
“Andi, bangun, cu! Kamu mimpi apa, cu?”
“Eh?” Andi keheranan. Terbangun dari tidur, Andi melihat-lihat ke arah sekitarnya. Andi sadar dirinya dalam posisi terbaring di ruang keluarga. Andi pun melihat Nenek berada di dekatnya sambil memegang tablet milik Andi. Remah-remah daun dari buah kesemek juga terlihat disamping Andi. Rupanya, Andi tertidur setelah memakan kesemek itu.
“Kamu makan kesemek di meja, ya?”
“I..Iya, Nek,” Andi seketika langsung memeluk erat Nenek. Air mata pun mulai membasahi pipinya.
“Sudah-sudah, tidak apa-apa. Habis kamu ga denger ya, Nenek tadi bilang apa soal kesemeknya,” ucap Nenek sambil membalas pelukan erat Andi dan mengelus-ngelus rambut Andi.
“Emang tadi Nenek bilang apa?”
“Nenek sudah bilang, jangan makan kesemeknya kalau kamu lapar,”
“Emang kenapa, Nek?”
“Kesemek itu kesukaan peri rumah. Kalo diambil, mereka marah,” ucap Nenek.
Andi hanya terdiam mendengar ucapan Nenek.
“Sebagai gantinya, pinjami mereka tabletmu ini, ya,” ucap Nenek diakhiri dengan senyuman sejuta watt-nya.
-TAMAT-
Author’s Note
Spoiler for A/N:
0
2.3K
13
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan