Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, ia telah memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada September lalu untuk menghentikan campur tangannya dalam kampanye Pilpres AS setelah meretas email Partai Demokrat menjelang pemilu 8 November lalu.

Dalam konferensi pers sebelum liburan Natal, Sabtu (17/12) dini hari, Obama mengatakan, dirinya mendesak Putin untuk "hentikan itu". Hal itu dia sampaikan di sela pertemuan G20 di China.

Obama menambahkan, setelah memberi peringatan kepada Putin, tidak ada bukti lebih lanjut dari gangguan Rusia. Rusia membantah tuduhan AS terkait serangan cyber terhadap tokoh politik AS dan lembaganya menjelang pemilihan presiden dan kongres.

Dua pejabat senior pemerintah mengatakan kepada Reuters, FBI mendukung pandangan CIA bahwa Rusia turun tangan dalam membantu calon dari Partai Republik Donald Trump untuk memenangkan pemilihan presiden.

Obama membuka pintu kepada AS pembalasan terhadap Rusia untuk mencegah dari peretasan komputer lebih lanjut.

Selain itu, Obama berharap kepada Trump, yang mulai berkantor pada 20 Januari, harus sama-sama prihatin atas tindakan Rusia dan penyelidikan seharusnya tidak menjadi "sepak bola politik" antara Partai Republik dan Demokrat.

Trump telah menyatakan bahwa dia memenangkan pemilu secara adil dan siap menghadapi serangan bahwa Moskow mempengaruhi hasilnya.

Tapi Demokrat berulang kali mencatat bahwa Trump selama kampanyenya telah berbicara dengan bersemangat tentang Putin dan sejak memenangkan pemilu telah memilih pembantunya di dalam pemerintahan yang akan datang, yaitu orang yang memiliki hubungan dengan Rusia.

Pada waktu kampanye presiden memanas, Trump di hadapan publik mendorong Rusia untuk meretas email saingannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. (pmg/pmg)

http://www.cnnindonesia.com/internas...erangan-cyber/