- Beranda
- Komunitas
- Buat Latihan Posting
asasasddddddsssa


TS
tuhan666
asasasddddddsssa
Quote:
DEMI TUHAN, SAYA ADALAH PENYEMBAH POHON.
Pernahkan sampeyan mendengar animisme? Apakah itu..? Setiap kali orang menanyakan agama saya, saya selalu menjawab dengan jawaban yang sama, agama saya animisme. Jawaban yang terkadang membuat si penanya heran dengan jidat berkerut : Animisme?
Animisme adalah kepercayaan masyarakat jaman dulu, pra-sejarah dan terbelakang. Animisme adalah kepercayaan masyarakat primitif yang memuja roh, pohon, batu besar, roh nenek moyang, dedemit dan sejenisnya. Bagaimana dengan saya? Apakah saya adalah pemuja punden berundak, batu dan pohon besar? Jawabannya adalah YA. Ha…ha…ha…
Apakah saya tidak takut masuk neraka karena menyembah pohon? Jawabannya adalah TIDAK. Ha…ha…ha…
Pohon mungkin tidak bisa memberikan ceramah yg berapi-api, menjanjikan surga-pahala atau membual tentang bait-bait kitab suci. Tapi yang jelas, pohon telah memberikan tempat berteduh dan menjadi tempat tinggal bagi banyak binatang lain. Pohon telah memberikan banyak teladan dan manfaat nyata dalam kehidupan.
Selain menyembah batu, saya juga penyembah fauna, marga satwa. Mungkin karena saya tertarik dengan dunia perbinatangan. Sejak kecil bahkan sampai dewasa saya memang terbiasa bermain-main dengan binatang. Anjing, kucing, kelinci, ikan lele, kutu rambut, bakteri mikroba atau apapun saya ajak main.
Apakah saya itu menuhankan binatang..? YA, benar. Ha..ha..ha..
Disaat letih dengan masalah hidup, atau dikejar pemilik warung karena hutang gorengan yang belum bayar, saya kerap berdoa dan berkeluh kesah minta petunjuk pada binatang piaraan saya. Atau sebaliknya, disaat bahagia pun saya akan memanjatkan puja dan puji syukur pada kucing-kucing piaraan saya atau binatang lain yg saya temui.
Jadi disaat orang lain berdebat masalah agama, saling bakar tempat ibadah, atau saling membunuh dengan mengatasnamakan tuhan, saya aman-aman saja dan hanya tertawa melihat mereka, karena toh tuhan versi saya bisa dijumpai dimana saja. Kalau pohon besar atau binatang piaraan saya sedang tidak ada, toh masih banyak pohon kecil atau binatang lain untuk disembah, bahkan semut, lalat atau pohon bayam pun jadi.
“Binatang & pohon kok disembah”? Apakah saya tidak bisa berpikir dan tidak punya otak? Jawabannya adalah : TIDAK. Ha…ha..ha..
Berpikir normalnya memang pakai otak. Semakin rumit suatu masalah maka diperlukan pola pikir dan daya nalar yang lebih besar. Itulah sebabnya kenapa saya lebih suka beralih ke cara lain yang lebih gampang yaitu berpikir pakai DENGKUL.
Tapi tentu berpikir pakai dengkul bukan hanya saya sendiri yg melakukannya. Bahkan, saya rasa kebanyakan orang Indonesia pun melakukan hal sama : budaya berpikir pakai dengkul. Buktinya : kekerasan atas nama agama, pembakaran dan pengeboman tempat ibadah, pembubaran paksa acara keagamaan yg baru-baru saja terjadi di Bandung, dan lain-lain, itu hanyalah contoh kecil dari berpikir pakai dengkul.
Oh, jadi ini thread sarkasmS E N S O R? Satir..?
Sarkasme atau apalah, yang jelas realitanya memang demikian. Banyak orang di negeri ini gampang diprovokasi berita hoax, video editan, mudah diadu domba padahal sudah jelas bukan wedhus, demo besar-besaran bela ini-itu sampai berjilid-jilid itu bukti banyak orang yang masih berpkir dengan dengkul. Demo adalah wajar di negeri demokrasi, tapi terlalu banyak demo berjilid-jilid hanya karena video editan adalah dengkulisme dan dengkulisasi massal.
Oke back to topik tentang animisme tadi, apakah ini sebuah agama yg sempurna? Oh, tentu saja tidak. Saya dengan bangga telah memilih agama yg tidak sempurna. Karena dalam ketidaksempurnaan-lah maka saya bisa belajar banyak hal. Tidak sempurna membuat saya bebas dari dogma aturan masa lalu yang belum tentu cocok dengan zaman sekarang.
Bandingkan dengan agama mengklaim diri sebagai agama yang paling sempurna, padahal membuat logika stagnan tidak bergerak, nurani akan tumpul serta terjebak dengan hukum zaman batu. Akibatnya keblangsak, merasa benar sendiri dan akhirnya cenderung akan melahirkan fanatisme sempit dan intoleran terhadap semua hal diluar agama atau kelompoknya.
Saya tetap santai saja kalau agama saya disebut primitif dan terbelakang. Lha emang primitif, ha..ha..ha..! Sedangkan agama (yang diklaim) sempurna akan ngamuk dan onar tidak ketulungan kalau disebut tidak sempurna.
Padahal tidak perlu ngamuk atau sampai demo besar-besaran yg berjilid-jilid, tinggal tunjukkan dengan perilaku yang juga sempurna, mendatangkan berkah dan kebahagiaan pada semua mahluk. Kalau cuma berguna untuk golongan sendiri saja, itu namanya jauh dari sempurna. Kalau cuma sebatas slogan, omongan atau klaim saja tanpa ditunjukkan dengan bukti, itu namanya hanya DENGKUL YG SEMPURNA. Ha..ha..ha..
Kembali ke topik, ini bagian paling penting :
Thread ini bukan ditujukan pada agama tertentu, semua agama pada dasarnya cenderung mengaku diri paling benar dan sempurna. Jadi agama apa yang sempurna, agama apa yang tidak sempurna? Yang terjadi hanyalah debat kusir. Berdebat tentang agama menurut saya adalah suatu kebodohan. Bodoh bagi yang berusaha membantah dan bodoh juga bagi yang berusaha menjelaskan atau meyakinkan.
Percaya pada tuhan dan agama itu mudah, namun menghormati orang yang tidak percaya ataupun bebeda kepercayaan, itu yang susah. Percaya atau tidak percaya pada tuhan bukanlah masalah besar bagi saya. Tuhan menurut saya bukanlah suatu kepercayaan sempit yg cukup hanya dengan diyakini saja.
“Saya percaya tuhan sedangkan anda tidak percaya tuhan, berarti saya benar dan anda salah. Saya bermoral dan anda tidak”. Ah, semudah itukah? Kepercayaan terhadap tuhan bukanlah standar moral yang bisa dijadikan patokan untuk menilai baik atau jahatnya seseorang. Bertuhan menurut saya tidaklah harus diterjemah dengan beragama, baca kitab suci, sembahyang, atau berdoa sambil menangis meraung-raung minta ampun siang malam. Sepanjang seseorang hidup dengan welas asih, cinta kasih, humanis dll, semua itu menurut saya adalah bagian dari ketuhanan.
Saya jadi teringat perkataan alm. Gus Dur, “tidak penting apa agamamu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yg baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu!”
Juga karya seorang sufi, Jalaludin Rumi, “Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada "suatu ruang murni" tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah. Jangan tanya apa agamaku, aku bukan Yahudi, bukan Zoroaster, bukan pula Islam. Karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang kupahami”.
Jadi apa korelasi antara animisme – Gus Dur – dan Jalaludin Rumi..? Ya tentu saja ndak ada hubungannya.. ha..ha..ha.. Lha wong ini cuma thread ngawur tidak bermutu, jadi harap maklum, lagian juga tulisan ini saya buat hanya dengan modal berpikir pakai… dengkul...
=================================================
Gambar ilustrasi : "Dengkul"
[img]https://s.kaskus.id/images/2016/12/15/5956*****adsaddafa_20161215112943.jpg[/img]
*Credit image : seorang kaskuserwati yg enggan disebutkan berapa gajinya, mohon maap ndak pake foto dengkul saya sendiri dengan pertimbangan bahwa selain kurang mulus dan kurang sensuwal, foto dengkul saya juga kurang sedap dipandang.
[img]https://s.kaskus.id/images/2016/12/15/5956*****adsaddafa_20161215112943.jpg[/img]
*Credit image : seorang kaskuserwati yg enggan disebutkan berapa gajinya, mohon maap ndak pake foto dengkul saya sendiri dengan pertimbangan bahwa selain kurang mulus dan kurang sensuwal, foto dengkul saya juga kurang sedap dipandang.
Diubah oleh tuhan666 16-12-2016 11:59
0
365
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan