- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Liga Italia
Sassuolo, Tim Semenjana yang Kembali ke Habitatnya


TS
Kaskus Sport
Sassuolo, Tim Semenjana yang Kembali ke Habitatnya
Dalam beberapa musim terakhir, Sassuolo bisa dibilang menjadi tim yang cukup mengejutkan di Serie A. Semenjak promosi pada musim 2013/14, Sassuolo selalu mampu menghindari degradasi dan mampu mengganggu dominasi tim-tim tradisional Italia. Kini, status Sassuolo adalah lebih ke tim papan tengah Serie A.
Yang paling istimewa mungkin adalah musim lalu. Anak asuh Eusebio Di Francesco berhasil finis di peringkat keenam Serie A, yang berarti mereka berhak berlaga di putaran ketiga kualifikasi Europa League--partisipasi pertama mereka di kompetisi Eropa sepanjang sejarah klub. Oleh karena itu, merekapun memasuki musim 2016/17 dengan optimisme tinggi.
Sayang, sejauh ini Sassuolo nampak kesulitan untuk mengulangi penampilan apik mereka musim lalu. Setelah kehilangan tiga pilar pada musim panas silam--Sime Vrsaljko, Nicola Sansone, dan Lorenzo Ariaudo--nampaknya sedikit membuat Neroverdi kurang seimbang. Meski begitu, mereka juga berhasil mendatangkan talenta-talenta asli Italia seperti Matteo Politano dan Pietro Iemmello serta pemain senior Alessandro Matri.

Sassuolo sendiri berhasil melangkah ke babak grup Europa League setelah menyingkirkan masing-masing Luzern dan Red Star Belgrade pada putaran ketiga kualifikasi dan babak playoff. Bahkan, merekapun mengawali langkah mereka di babak grup dengan mengalahkan salah satu calon kuat juara, Athletic Bilbao, dengan skor telak 3-0 di Mapei Stadium.
Salah satu yang menghambat penampilan Sassuolo musim ini mungkin adalah cedera. Anak asuh Di Francesco bisa dibilang kehilangan nyawa permainan mereka yang direnggut cedera. Saat ini, ada setidaknya sembilan nama yang mengalami cedera dengan kapten Francesco Magnanelli menjadi nama teranyar yang harus naik ke meja operasi akibat cedera pada ligamennya. Begitu pula Politano, Domenico Berardi, dan Lorenzo Pellegrini yang bisa dibilang merupakan pemain utama.
Badai cedera inipun seakan membuat Sassuolo kesulitan untuk menemukan konsistensi performa. Setelah musim lalu pada periode yang sama mereka berhasil berada di peringkat tujuh klasemen, kini Sassuolo berada di peringkat 15. Dan, kemenangan mereka atas Bilbao di Europa League pun menjadi satu-satunya di babak grup karena mereka kemudian selalu kalah dan akhirnya tersingkir sebagai penghuni posisi buncit grup.
Selain cedera, mungkin kesulitan membagi waktu dan kekuatan antara kompetisi domestik dan Eropa menjadi yang menghambat Sassuolo untuk mengulangi penampilan mereka musim lalu. Dengan sudah tersingkirnya mereka dari Europa League, tentu fokus kini adalah memperbaiki penampilan level domestik dan, tentunya, menunggu hingga kembalinya para pemain pilar dari cedera yang dialami.
Yang paling istimewa mungkin adalah musim lalu. Anak asuh Eusebio Di Francesco berhasil finis di peringkat keenam Serie A, yang berarti mereka berhak berlaga di putaran ketiga kualifikasi Europa League--partisipasi pertama mereka di kompetisi Eropa sepanjang sejarah klub. Oleh karena itu, merekapun memasuki musim 2016/17 dengan optimisme tinggi.
Sayang, sejauh ini Sassuolo nampak kesulitan untuk mengulangi penampilan apik mereka musim lalu. Setelah kehilangan tiga pilar pada musim panas silam--Sime Vrsaljko, Nicola Sansone, dan Lorenzo Ariaudo--nampaknya sedikit membuat Neroverdi kurang seimbang. Meski begitu, mereka juga berhasil mendatangkan talenta-talenta asli Italia seperti Matteo Politano dan Pietro Iemmello serta pemain senior Alessandro Matri.

Sassuolo sendiri berhasil melangkah ke babak grup Europa League setelah menyingkirkan masing-masing Luzern dan Red Star Belgrade pada putaran ketiga kualifikasi dan babak playoff. Bahkan, merekapun mengawali langkah mereka di babak grup dengan mengalahkan salah satu calon kuat juara, Athletic Bilbao, dengan skor telak 3-0 di Mapei Stadium.
Salah satu yang menghambat penampilan Sassuolo musim ini mungkin adalah cedera. Anak asuh Di Francesco bisa dibilang kehilangan nyawa permainan mereka yang direnggut cedera. Saat ini, ada setidaknya sembilan nama yang mengalami cedera dengan kapten Francesco Magnanelli menjadi nama teranyar yang harus naik ke meja operasi akibat cedera pada ligamennya. Begitu pula Politano, Domenico Berardi, dan Lorenzo Pellegrini yang bisa dibilang merupakan pemain utama.
Badai cedera inipun seakan membuat Sassuolo kesulitan untuk menemukan konsistensi performa. Setelah musim lalu pada periode yang sama mereka berhasil berada di peringkat tujuh klasemen, kini Sassuolo berada di peringkat 15. Dan, kemenangan mereka atas Bilbao di Europa League pun menjadi satu-satunya di babak grup karena mereka kemudian selalu kalah dan akhirnya tersingkir sebagai penghuni posisi buncit grup.
Selain cedera, mungkin kesulitan membagi waktu dan kekuatan antara kompetisi domestik dan Eropa menjadi yang menghambat Sassuolo untuk mengulangi penampilan mereka musim lalu. Dengan sudah tersingkirnya mereka dari Europa League, tentu fokus kini adalah memperbaiki penampilan level domestik dan, tentunya, menunggu hingga kembalinya para pemain pilar dari cedera yang dialami.
Supported by:





www.kaskus.co.id





www.kaskus.co.id
0
1.9K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan