Karena dicurigai terkena penyakit kelamin, Joni pergi ke dokter spesialis penyakit kulit kelamin terkenal di kota tempat ia tinggal. Setelah diperiksa, dokter mengatakan kalau penyakit yang diderita Joni cukup serius. “Ini penyakit berbahaya. Kelamin Anda musti diamputasi supaya tidak menjalar kemana-mana,” ujarnya.

Joni tiba-tiba lemas seluruh badan. Ia benar-benar putus asa. Joni minta waktu untuk berpikir. Saat pulang, Joni melewati praktik pengobatan alternatif. Ia berpikir kembali, kalau ini merupakan cara lain melakukan pengobatan terhadap si ‘dede’ tersebut. Joni masuk ke dalam ruangan praktik dengan hati tenang. Karena yang sudah-sudah, pengobatan alternatif juga membuat jalan keluar baru di luar perkiraan sebelumnya.

Setelah melihat penyakitnya, bapak tabib berkata, “Anak muda, ini memang penyakit berbahaya dan langka. Kamu udah pergi ke dokter?”. Joni menjawab guup, “Iya, saya sudah ke dokter. Dan, kata dokter kelamin saya harus diamputasi,”

“Wah, dokter selalu mata duitan. Dikit-dikit operasi, dikit-dikit amputasi. Mereka mau duitnya saja. Ini tidak perlu diamputasi,” ujar tabib panjang lebar. Mendengar itu Joni menjadi lega. “Jadi kelamin saya tidak perlu diamputasi?” yakin Joni. “Minum ramuan ini saja. Kelamin kamu tidak perlu dipotong, tunggu tiga hari,” tambahnya. “Oh, iya. Berarti akan sembuh?” tanya Joni. “Nanti copot sendiri, kok,” sambar tabib.