- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
[H2H EVENT]Pangeran Beruang dan Putri Buku


TS
dasadharma10
[H2H EVENT]Pangeran Beruang dan Putri Buku
PANGERAN BERUANG DAN PUTRI BUKU
PERNAHKAH kalian berpikir kalo membaca itu membosankan? Pernahkah kalian berpikir untuk membuang buku yang ada di tangan kalian daripada membacanya? Jika jawabannya pernah, ini adalah waktu yang tepat untuk membaca cerita ini.
“Dawi, udah malam, ayo bobo!” perintah Mama dari luar kamar.
“Iya, Ma. Sebentar lagi, ini masih ngerjain PR.”
“Kakak bohong, Ma! Ini kakak main game, adek enggak bisa bobo!”
“Sssttt…!” Dawi meletakkan telunjuknya di bibir. “Jangan bilang sama Mama, besok kakak kasih coklat!”
Adeknya meletakkan telunjuknya sambil mengangguk, “Oke!”
Dawi tersenyum senang karena adeknya menyetujui perjanjian untuk tidak melapor pada Mama. Sementara itu, Mama diluar pintu hanya geleng-geleng mengetahui anak-anaknya mulai bekerja sama membohongi dirinya.
“Kak?”
“Hmmm?”
“Daripada main game, mending bacain adek buku cerita biar bisa bobo.”
“Kamu mau buku cerita yang mana lagi? tiap malam kakak bacain buku itu-itu mulu enggak bosan?”
Adeknya menggeleng, “Enggak.”
“Masa, sih? Kakak aja bosan bacainnya.”
“Pilih mana? Bacain adek buku cerita apa besok di sekolah coklatnya dua?”
“Bacain buku cerita. Yaudah kamu ambil bukunya di lemari, kakak bacain.”
Adeknya turun dari tempat tidur dan langsung membuka lemari dimana buku-buku cerita disimpan. Ada buku cerita kancil, cerita keong mas, bahkan buku cerita tentang malin kundang juga ada. Tapi ada satu buku yang menyita perhatiannya, sebuah buku dengan sampul bergambarkan istana dengan rakyat hewan-hewan yang menggunakan baju.
“Kak, ini buku baru?” tanya si Adek.
“Buku baru?” Dawi menghampiri adeknya, “Ini buku siapa?”
Adeknya menggeleng, “Enggak tau. Bacain dong!”
Dawi mengambil topi berbentuk kepala beruang yang ada di dalam lemari dan memakainya, “Yaudah, kakak matiin dulu play stationnya.”
Setelah mematikan play station, Dawi dan adeknya naik ke atas tempat tidur dan mulai membuka buku cerita itu.
“SIAPKAN BEKALMU SEBELUM MASUK KE DALAM ISTANA!” tulis halaman pertama buku itu.
“Bekal? Bekal apa, Kak?” tanya si Adek.
Dawi hanya menggeleng, “Kakak juga enggak tahu. Tapi kayaknya seru ini buku, dek.”
Mereka membuka halaman kedua.
“APAKAH KAMU YAKIN TIDAK INGIN MEMBAWA BEKAL?” tulis halaman keduan buku itu.
“Bentar, Kak! Adek ambil selimut Mama dulu!”
Adeknya lari keluar kamar menuju ke kamar Mamanya.
“Adek! Selimut Mama mau dibawa kemana?” teriak Mama.
“Mau adek pake buat bekal, Ma!” teriak adeknya.
Kembali lagi ke kamar, adeknya membawa tas berisi penuh snack dan selimut milik Mama.
“Udah?” tanya Dawi.
Adeknya mengangguk cepat, “Udah! Buka halaman selanjutnya, Kak!”
Mereka berdua membuka halaman demi halaman tetapi tidak terdapat satupun tulisan disana. Semakin lama mereka membuka buku itu, semakin banyak mereka menemukan halaman kosong.
“Kamu aja Dek yang buka, kakak capek. Kalo ketemu tulisan bilang.”
“Oke.”
Sementara si adek membuka-buka buku itu, Dawi mulai makan snack yang diambil adeknya sambil melihat langit-langit. Tidak terasa persediaan snack di tangannya mulai menipis.
“Kak, ada tulisannya.”
“Apa? Ada ceritanya?” tanya Dawi bersemangat.
Bukannya menemukan cerita, mereka berdua malah menemukan sebuah tulisan singkat berisi kalimat perintah.
“BACALAH! KAMI INGIN MENGUNJUNGI ISTANA PELANGI, BUKAKAN PINTU MENUJU KE NEGERI PELANGI!” tulis buku itu.
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Apa maksudnya, kak?” tanya si Adek lagi.
Dawi menggeleng lagi, “Enggak tahu, coba kamu baca, Dek.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.” Adeknya menggeleng, “Enggak ngerti, Kak.”
“Mungkin harus baca berulang-ulang, Dek.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
Dan ketika tanpa sengaja mereka berdua membaca bersamaan, kejadian yang tidak diduga-duga terjadi pada mereka. Mereka berdua tersedot ke dalam buku itu.
PERNAHKAH kalian berpikir kalo membaca itu membosankan? Pernahkah kalian berpikir untuk membuang buku yang ada di tangan kalian daripada membacanya? Jika jawabannya pernah, ini adalah waktu yang tepat untuk membaca cerita ini.
“Dawi, udah malam, ayo bobo!” perintah Mama dari luar kamar.
“Iya, Ma. Sebentar lagi, ini masih ngerjain PR.”
“Kakak bohong, Ma! Ini kakak main game, adek enggak bisa bobo!”
“Sssttt…!” Dawi meletakkan telunjuknya di bibir. “Jangan bilang sama Mama, besok kakak kasih coklat!”
Adeknya meletakkan telunjuknya sambil mengangguk, “Oke!”
Dawi tersenyum senang karena adeknya menyetujui perjanjian untuk tidak melapor pada Mama. Sementara itu, Mama diluar pintu hanya geleng-geleng mengetahui anak-anaknya mulai bekerja sama membohongi dirinya.
“Kak?”
“Hmmm?”
“Daripada main game, mending bacain adek buku cerita biar bisa bobo.”
“Kamu mau buku cerita yang mana lagi? tiap malam kakak bacain buku itu-itu mulu enggak bosan?”
Adeknya menggeleng, “Enggak.”
“Masa, sih? Kakak aja bosan bacainnya.”
“Pilih mana? Bacain adek buku cerita apa besok di sekolah coklatnya dua?”
“Bacain buku cerita. Yaudah kamu ambil bukunya di lemari, kakak bacain.”
Adeknya turun dari tempat tidur dan langsung membuka lemari dimana buku-buku cerita disimpan. Ada buku cerita kancil, cerita keong mas, bahkan buku cerita tentang malin kundang juga ada. Tapi ada satu buku yang menyita perhatiannya, sebuah buku dengan sampul bergambarkan istana dengan rakyat hewan-hewan yang menggunakan baju.
“Kak, ini buku baru?” tanya si Adek.
“Buku baru?” Dawi menghampiri adeknya, “Ini buku siapa?”
Adeknya menggeleng, “Enggak tau. Bacain dong!”
Dawi mengambil topi berbentuk kepala beruang yang ada di dalam lemari dan memakainya, “Yaudah, kakak matiin dulu play stationnya.”
Setelah mematikan play station, Dawi dan adeknya naik ke atas tempat tidur dan mulai membuka buku cerita itu.
“SIAPKAN BEKALMU SEBELUM MASUK KE DALAM ISTANA!” tulis halaman pertama buku itu.
“Bekal? Bekal apa, Kak?” tanya si Adek.
Dawi hanya menggeleng, “Kakak juga enggak tahu. Tapi kayaknya seru ini buku, dek.”
Mereka membuka halaman kedua.
“APAKAH KAMU YAKIN TIDAK INGIN MEMBAWA BEKAL?” tulis halaman keduan buku itu.
“Bentar, Kak! Adek ambil selimut Mama dulu!”
Adeknya lari keluar kamar menuju ke kamar Mamanya.
“Adek! Selimut Mama mau dibawa kemana?” teriak Mama.
“Mau adek pake buat bekal, Ma!” teriak adeknya.
Kembali lagi ke kamar, adeknya membawa tas berisi penuh snack dan selimut milik Mama.
“Udah?” tanya Dawi.
Adeknya mengangguk cepat, “Udah! Buka halaman selanjutnya, Kak!”
Mereka berdua membuka halaman demi halaman tetapi tidak terdapat satupun tulisan disana. Semakin lama mereka membuka buku itu, semakin banyak mereka menemukan halaman kosong.
“Kamu aja Dek yang buka, kakak capek. Kalo ketemu tulisan bilang.”
“Oke.”
Sementara si adek membuka-buka buku itu, Dawi mulai makan snack yang diambil adeknya sambil melihat langit-langit. Tidak terasa persediaan snack di tangannya mulai menipis.
“Kak, ada tulisannya.”
“Apa? Ada ceritanya?” tanya Dawi bersemangat.
Bukannya menemukan cerita, mereka berdua malah menemukan sebuah tulisan singkat berisi kalimat perintah.
“BACALAH! KAMI INGIN MENGUNJUNGI ISTANA PELANGI, BUKAKAN PINTU MENUJU KE NEGERI PELANGI!” tulis buku itu.
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Apa maksudnya, kak?” tanya si Adek lagi.
Dawi menggeleng lagi, “Enggak tahu, coba kamu baca, Dek.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.” Adeknya menggeleng, “Enggak ngerti, Kak.”
“Mungkin harus baca berulang-ulang, Dek.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
“Kami ingin mengunjungi istana pelangi, bukakan pintu menuju ke negeri pelangi.”
Dan ketika tanpa sengaja mereka berdua membaca bersamaan, kejadian yang tidak diduga-duga terjadi pada mereka. Mereka berdua tersedot ke dalam buku itu.
Diubah oleh dasadharma10 09-12-2016 15:01
0
2K
7
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan