Kaskus

Story

gesperlonggarAvatar border
TS
gesperlonggar
[H2H Event] (Insectopia) Kisah Raja Kecoa dan Cacing Tanah
Kisah Raja Kecoa dan Cacing Tanah
(INSECTOPIA)


[H2H Event] (Insectopia) Kisah Raja Kecoa dan Cacing Tanah

credit image by Juan Blanco

Dahulu kala, disebuah tanah nan jauh.Terdapat sebuah negeri yang seluruh penduduknya adalah serangga. Bernamalah ia Insectopia.Di negeri tersebut terdapat tiga kerajaan besar pemegang tiga wilayah bagian. Kerajaan Udara dipegang oleh para Lebah. Kerajaan Pohon dipimpin oleh Koloni Semut dan Kerajaan Tanah yang dipegang oleh Bangsa Kecoa. Kecoa adalah kasta tertinggi di kerajaan Tanah. Kecoa merupakan kelas bangsawan, kelas tertinggi dari semua kumbang. Tubuhnya bersih berkilau laksana emas. Dari semua kerajaan, kerajaan lebahlah yang paling dermawan dan paling bijaksana. Kerajaan lebah adalah pengumpul makanan yang ulung. Di tangan raja lebah penduduk negeri Insectopia tak perlu takut akan kelaparan dimusim kemarau, musim dingin atau panceklik. Kerajaan semut adalah kasta petarung yang tangguh. Di tangan raja semut negeri Insectopia tak perlu takut akan serangan dari dunia luar. Sedang kerajaan tanah yang dipimpin kecoa adalah kerajaan yang memiliki wilayah paling luas, yang sebenarnya adalah amanat dari raja semut.

[H2H Event] (Insectopia) Kisah Raja Kecoa dan Cacing Tanah[H2H Event] (Insectopia) Kisah Raja Kecoa dan Cacing Tanah [H2H Event] (Insectopia) Kisah Raja Kecoa dan Cacing Tanah

ilustrasi ketiga raja kerajaan-kerajaan Insectopia. Raja Kecoa, Raja Lebah, dan Raja Semut



Semua penduduk negeri sangat menghormati rajanya masing-masing. Namun diantara ketiga Raja, kecoa bukanlah raja yang baik. Dia begitu angkuh karena segala kelebihan yang dimilikinya. Sebagai jenis yang mendiami tanah kecoa adalah jenis serangga yang memiliki semua kelebihan. Dia memiliki daya tahan tubuh yang kuat, kaki besar dan kuat untuk merayap dengan cepat memanjat pohon menemui raja para semut, serta memiliki sayap yang mampu membuatnya terbang langsung menemui kerajaan lebah untuk meminta bantuan makanan untuk negeri tanah jika musim panceklik tiba. Kecoapun adalah serangga yang paling bersih dari yang lain. Bercangkang emas yang berkilau bersungut indah layaknya benang sutra. Bagaikan sebuah berkah dari Tuhan. Menjadi raja yang punya banyak kelebihan membuat kecoa menjadi sewenang-wenang pada penduduk negeri yang ia tak suka keberadaannya. Banyak penduduk kerajaan tanah yang sebenarnya tak menyukainya, namun mereka tak bisa berbuat apa-apa. Hanya kecoa yang mampu menjadi penghubung antara semua kerajaan.

Suatu hari yang cerah raja kecoa hendak berkeliling kerajaan tanah. Melihat-lihat kerajaannya dengan pandangan yang penuh kesombongan. Tak jarang dia menghardik dan mencibir beberapa penduduk yang tidak dia suka hingga suatu ketika dia bertabrakan dengan cacing.

"Kurang ajar kau cacing.Serangga rendahan bisa-bisanya kau menabrak rajamu yang agung ini ada di mana matamu." Hardik kecoa.

"Maafkan saya raja saya memang tak begitu bisa melihat. Saya merasakan dengan getaran tanah" Ucap cacing ketakutan.

"Dasar serangga menggelikan,tak memiliki kaki tak memilik sayap yang anggun. Hanya bisa melata dengan tubuh berlendir yang menjijikkan. Seharusnya kau tidak layak tinggal di kerajaanku. Enyah kau dari jalanku." Hardik raja kecoa.


Sang cacing hanya menunduk dan menepi. Hatinya begitu sakit namun apa daya sebagian ucapan raja memang benar adanya. Lalu raja kembali melanjutkan perjalanannya. Meliat-lihat kerajaannya yang indah. Sampai suatu ketika dia menemukan sebuah tempat yang asing baginya. Semak-semak yang tak dia ketahui. Dia tak pernah mengetahui tempat itu sebelumnya.

"Tempat apa ini? Aku belum pernah ke sini sebelumnya?" Tanyanya.


Raja kecoa memasuki wilayah tersebut dia tak menyadari jika bahaya sedang mengancamnya. Cukup jauh dia berjalan, melihat-lihat ada banyak tanaman yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Aroma harum merebak ke udara. Aroma nectar bunga. Seperti aroma madu dan bercampur vanili. Aroma yang disuka oleh seluruh rakyat negeri Insectopia. Sang raja kecoa mulai terbuai,dia mulai mabuk oleh rangkaian aroma yang mengitarinya. Dia menyadari bahwa aroma tersebut berasal dari tanaman-tanaman aneh yang baru dilihatnya itu.

"Ini penemuan besar. Bagaimana mungkin seluruh negeri tak mengetahui tentang ladang makanan yang luas ini. Atau jangan-jangan mereka menyembunyikan sesuatu. Kerajaan lebah harus menjelaskan semua ini padaku. Namun siapa tahu semua penduduk negeri Insectopia memang belum mengetahui ini semua? Akanku monopoli ladang makanan ini." Gumamnya.


Sang Raja kecoapun memanjat salah satu tanaman yang aneh itu dan mencapai bunganya. Sungguh tercengang dia mengetahui bahwa bunga tanaman ini memang memiliki begitu banyak nectar dan madu. Walau bunganya tampak cukup aneh. Berbentuk seperti kantung tidur. Namun raja kecoa tak peduli,hari ini adalah penemuan besar baginya. Dia sedang sibuk menikmati makanan yang melimpah di dalam kantung tersebut. Sedang enak-enaknya menyantap madu dan nectar yang terhidang tiba-tiba kantung tersebut menutup dengan cepat. Sang kecoapun panik mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dia mencoba mendobrak dan menahan katup yang menutup kantung tersebut namun apadaya, katup tak jua tebuka. Hanya ada lubang kecil untuk udara yang masuk dan sepertinya akan tertutup juga. Kecoa pasrah, dia hanya bisa berteriak minta tolong keluar. Seketika cairan busuk mengelilinginya dalam kantung tersebut aroma harum dan manis yang tadi dia hirup berubah menjadi bau dan busuk. Dia akhirnya menyadari bahwa selama ini dia sedang berhalusinasi, dan kini dia sedang dalam bahaya. Katup bunga itupun menutup sempurna. Ditengah-tengah kesadarannya yang mulai hilang kecoa merasa menyesal dengan semua perlakuannya selama ini kepada seluruh penduduk kerajaan dan kesewenang-wenangannya. Jika dia berhasil selamat dia berjanji tidak akan mengulangi lagi perlakuannya, kesombongannya, dan kesewenang-wenangannya kepada semua penduduk kerajaan tanah. Bau busuk semakin menyengat, kesadaran sang raja kecoa semakin hilang hingga akhirnya dia tak dapat melihat apa-apa lagi.

***


Cahaya metahari mengusik-ngusik matanya. Kesadarannya mulai kembali. Raja Kecoa membuka matanya perlahan, dilihatnya semua penduduk serangga telah berkumpul mengerubunginya. Dilihatnya pula Raja Lebah dan Raja Semut telah duduk di dekatnya.

"Kau sudah sadar Kecoa?" Ucap Raja Lebah.

"Di mana aku kini?" tanyanya.

"Kau sedang di kerajaanmu." Balas Raja Semut.

"Mengapa aku bisa di sini?"

"Kau hampir saja dicerna tanaman pemangsa Kantung Semar. Kau sudah tamat jika tak ada tuan cacing tanah." Ucap raja lebah.

"Cacing tanah?" Ucap kecoa dengan nada heran.

"Ya jika tidak ada dia yang meruntuhkan tanah di bawah tanaman itu kau takkan bisa keluar dari sana kecoa. Dan para pasukan semut tak bisa mengeluarkanmu." Ucap raja lebah.

"Iya karena memanjat tanaman itu sama saja cari mati." Tambah Raja Semut.

"Bagaimana mungkin kau bisa menyelamatkanku Cacing?" Heran Raja Kecoa

"Aku mampu bergerak dengan cepat di dalam tanah Raja, Saat aku mendengar teriakan minta tolong dari arah semak terlarang itu, aku segera mengeceknya. Aku dan rekan-rekan cacing tanah yang lain menggali tanah dan merubuhkan tempat berpijak tanaman pemangsa kantung Semar itu. Rekanku yang lain segera mengabarkan pada beberapa koloni semut yang berada di kerajaan tanah. Lalu tak lama kemudian Raja Semut dan Raja Lebah serta koloninya datang dan membantu." Ucap salah satu cacing tanah.

"Tindakan yang kamu lakukan itu sangat konyol dan berbahaya kecoa mengapa tak kau rundingkan dulu kepada kami." Ucap Raja Lebah.


Kecoa hanya tertunduk diam.Dia merasa malu dan menyesal dengan tindakannya. Kecoa melihat rakyatnya, hampir semua menutup hidung. Dia mencium aroma busuk sengit menusuk hidungnya. Lalu dia melihat dirinya, dia menyadari ternyata bau busuk itu berasal dari tubuhnya. Cairan kantung semar yang menyelimuti dirinya telah membuatnya mengeluarkan bau busuk. Dia pergi mencari air tuk membasuh dirinya. Namun bau busuk tak jua hilang. Harga dirinya runtuh, baginya tak mungkin bisa dihormati dengan keadaan seperti ini. Dia mengundurkan diri dan melepas mahkota rajanya. Kemudia dia pergi menyendiri. Menyesali keegoisan dan keangkuhannya selama ini ke ruang gelap di sudut negeri Insectopia. Sedangkan kerajaan tanah dikembalikan kepada koloni semut. Dan tuan cacing tanah telah memaafkan semua perlakuan raja kecoa kepadanya.

Hingga kini kita bisa melihat bahwa kecoa hidup dan tinggal di ruang-ruang yang gelap dan sunyi. Mungkin dia masih menyesali perbuatannya selama ini, dan kita juga tau bahwa kecoa itu hewan yang bau dan jijik meskipun badannya terlihat bersih dan berkilap. Oleh karena ini janganlah sombong dan jangan memandang remeh orang lain karena kita semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.


TAMAT



Quote:



Sekian kisah dongeng fabel dari saya. Semoga berkenan mohon maaf jika ada silap kata. Wassalamualaikum emoticon-Maaf Agan






Baca juga Dongeng Insectopia yang lainnya DI Mari ya agan-agan semua.
Diubah oleh gesperlonggar 17-12-2016 09:11
0
7.4K
38
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan