- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Aparat Keamanan Harus Waspada Sikapi Pernyataan Panglima Soal ISIS Incar Filipina


TS
rumahkonstituen
Aparat Keamanan Harus Waspada Sikapi Pernyataan Panglima Soal ISIS Incar Filipina

Quote:
Anggota Komisi I DPR Charles Honoris meminta aparat keamanan waspada terkait informasi yang diberikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Dimana, Panglima TNI menyebut ISIS sedang mengincar Filipina Selatan.
Menurutnya, menyikapi hal tersebut lembaga intelijen khususnya BIN memilki peran sentral untuk melakukan upaya deteksi dini dan melakukan intelligence sharing kepada lembaga penegak hukum.
"Sehingga bisa mengantisipasi aksi-aksi terorisme yang mungkin terjadi," kata Charles melalui pesan singkat, Rabu (7/12/2016).
Selain itu, kata Charles adanya infiltrasi kelompok ISIS di berbagai jaringan di tanah air harus mendapatkan perhatian khusus.
Beberapa Ormas garis keras sudah terindikasi menjadi proxy dari ISIS di Indonesia.
"Bahkan, ada pentolan Ormas yang jelas-jelas membaiat warga untuk menjadi pengikut ISIS," kata Politikus PDIP itu.
Menurut Charles, ancaman jaringan dan ideologi ISIS bukan hanya menyangkut aksi-aksi terorisme saja.
Tetapi juga dengan cara mengganggu stabilitas politik nasional dan melalui aksi makar.
"Rakyat Indonesia harus waspada karena kelompok dan ideologi ini tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Karena itu, jaringan ini harus segera dimatikan," kata Charles.
Charles juga melihat keterlibatan PPATK penting untuk melacak aliran dana.
Apabila diputus aliran dananya tentu akan mempersulit gerakan mereka.
TNI, kata Charles, memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengamanan di wilayah perbatasan.
"Ada tidaknya ancaman dari ISIS sudah sewajarnya TNI mengamankan perbatasan secara maksimal," kata Charles.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan kelompok teroris ISIS sering membawa ideologi agama untuk merekrut anggota dan melancarkan aksi teror ke seluruh dunia.
“Semua alasan ISIS tersebut tidaklah benar. ISIS itu bohong berlatar belakang ideologi agama,” ucapnya.
Menurut Panglima kedok perjuangan jaringan terorisme ISIS sesungguhnya berlatar belakang perebutan energi.
"Sehingga ideologi agamanya hanya digunakan untuk menghasut dan mengajak masyarakat bergabung,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut Panglima TNI menyatakan bahwa ancaman gerakan terorisme dari kawasan Timur Tengah itu semakin mengancam Indonesia.
Mengingat kawasan Filipina Selatan itu dekat dengan Indonesia khususnya Poso di Sulawesi dan Tarakan di Kalimantan.
“Ancaman gerakan ISIS dari Kawasan Timur Tengah semakin dekat dengan Indonesia, dimana Filipina Selatan tengah diincar ISIS untuk membuat markas kawasan Asia Tenggara,” katanya.
Faktor lainnya yang membuat ISIS bergeser ke Filipina dikarenakan di Filipina Selatan kepemilikan senjata bebas dan mencari uangnya dengan cara melakukan penculikan-penculikan.
"Bahkan sebagian warga Filipina Selatan terindikasi dari banyaknya kegiatan penyanderaan di perairan Filipina Selatan,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Dimana, Panglima TNI menyebut ISIS sedang mengincar Filipina Selatan.
Menurutnya, menyikapi hal tersebut lembaga intelijen khususnya BIN memilki peran sentral untuk melakukan upaya deteksi dini dan melakukan intelligence sharing kepada lembaga penegak hukum.
"Sehingga bisa mengantisipasi aksi-aksi terorisme yang mungkin terjadi," kata Charles melalui pesan singkat, Rabu (7/12/2016).
Selain itu, kata Charles adanya infiltrasi kelompok ISIS di berbagai jaringan di tanah air harus mendapatkan perhatian khusus.
Beberapa Ormas garis keras sudah terindikasi menjadi proxy dari ISIS di Indonesia.
"Bahkan, ada pentolan Ormas yang jelas-jelas membaiat warga untuk menjadi pengikut ISIS," kata Politikus PDIP itu.
Menurut Charles, ancaman jaringan dan ideologi ISIS bukan hanya menyangkut aksi-aksi terorisme saja.
Tetapi juga dengan cara mengganggu stabilitas politik nasional dan melalui aksi makar.
"Rakyat Indonesia harus waspada karena kelompok dan ideologi ini tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Karena itu, jaringan ini harus segera dimatikan," kata Charles.
Charles juga melihat keterlibatan PPATK penting untuk melacak aliran dana.
Apabila diputus aliran dananya tentu akan mempersulit gerakan mereka.
TNI, kata Charles, memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengamanan di wilayah perbatasan.
"Ada tidaknya ancaman dari ISIS sudah sewajarnya TNI mengamankan perbatasan secara maksimal," kata Charles.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan kelompok teroris ISIS sering membawa ideologi agama untuk merekrut anggota dan melancarkan aksi teror ke seluruh dunia.
“Semua alasan ISIS tersebut tidaklah benar. ISIS itu bohong berlatar belakang ideologi agama,” ucapnya.
Menurut Panglima kedok perjuangan jaringan terorisme ISIS sesungguhnya berlatar belakang perebutan energi.
"Sehingga ideologi agamanya hanya digunakan untuk menghasut dan mengajak masyarakat bergabung,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut Panglima TNI menyatakan bahwa ancaman gerakan terorisme dari kawasan Timur Tengah itu semakin mengancam Indonesia.
Mengingat kawasan Filipina Selatan itu dekat dengan Indonesia khususnya Poso di Sulawesi dan Tarakan di Kalimantan.
“Ancaman gerakan ISIS dari Kawasan Timur Tengah semakin dekat dengan Indonesia, dimana Filipina Selatan tengah diincar ISIS untuk membuat markas kawasan Asia Tenggara,” katanya.
Faktor lainnya yang membuat ISIS bergeser ke Filipina dikarenakan di Filipina Selatan kepemilikan senjata bebas dan mencari uangnya dengan cara melakukan penculikan-penculikan.
"Bahkan sebagian warga Filipina Selatan terindikasi dari banyaknya kegiatan penyanderaan di perairan Filipina Selatan,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Sumber : Tribunnews
0
1K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan