- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ngakunya Jadi Dukun Ruwat Tak Bisa Kendalikan Syawat


TS
indra.69
Ngakunya Jadi Dukun Ruwat Tak Bisa Kendalikan Syawat
Quote:

JADI dukun atau paranormal itu mestinya berjiwa bersih. Tapi Sumono, 54, justru sebaliknya, jiwanya ngeres kepikiran yang jorok-jorok. Ada pasien minta diruwat. Mbah Dukun malah tak bisa mengendalikan syahwat. Di pantai Parangkesuma Bantul, gadis Martini, 21, malah dinodai dengan alasan ritualisasi.
Dukun paranormal maupun dukun bayi, harus
memiliki jiwa bersih. Dia menolong pasien karena niatnya membantu sesama umat. Jika sudah komersil melihat jumlahnya uang, itu sudah tidak benar lagi. Apalagi bila yang dipikir justru yang ngeres-ngeres seputar syahwat, itu makin tidak benar lagi. Itu bukan lagi dukun kebatinan, tapi sudah dukun cabul.
Mbah Mono, dukun kebatinan dari Kedu,
Temanggung (Jateng), ternyata pemikirannya juga seperti itu. Dia tidak mau jika pasien yang datang ke rumah hanya bawa gula-kopi-teh. Kalau teh, mestinya Teh Ninin atau Teh Atikah saja, biar makin semangat mengobati sang pasien. Maklum, perilaku Mbah Mono ini memang agak lain, dia paling demen mengobati pasien perempuan.
Beberapa hari lalu datang seorang pasien wanita, masih gadis. Martini menyampaikan keluhannya bahwa sudah 4 kali punya pacar, tapi kandas melulu. Awalnya sih serius banget, bahkan ada juga yang minta pada orangtuanya. Tapi belakangan mundur teratur. Itu yang selalu terjadi. “Padahal maksudku, mundur ya silakan saja. Tapi nanti kan bisa balik lagi kayak Ketua DPR Setya Novanto itu lho.” Kata Martini sok politik.
Dukun Mbah Mono mendengarkan dengan
seksama segala keluhan pasiennya tersebut. Tapi lama-lama kok resep juga melihat penampilan Martini. Jadi bukan hanya bilang prihatin, tapi berusaha mengobati paseinnnya itu. “Setelah saya jampi-jampi nanti, pacarmu yang ke-5 dijamin josss dan siap mengajak ke penghulu,” kata Mbah Mono lagi.
Sesuai kesepakatan ritual, Mbah Mono mengajak Martini ke pantai selatan di Parangkesuma dekat Parangtritis, Yogyakarta, dengan bawa mobil sendiri. Di sana gadis itu diajak menjalani ritual, tirakatan mencari wangsit. Apa obatnya, nanti akan segera dapat petunjuk lewat ritual tersebut.
Di Parangkesuma keduanya menginap di losmen. Celakanya, mereka tinggal sekamar. Nah, di sinilah setan mulai bergabung. Ritual yang mestinya dilakukan di pantai selatan, justru dipercepat di dalam kamar itu. Apa ritualnya? Ternyata lewat persetubuhan ala suami istri. Alasannya, dengan hubungan kelamin itu sumber “kesialan” di tubuh Martini disodok keluar. Jadi tak ubahnya orang nyodok sampah di kali ketika air menggenang masuk rumah.
Celakanya, mau saja Martini diperlakukan seperti itu, dan dia melakukannya dengan iklas. Hal itu baru menjadi masalah setelah tiba di rumahnya, daerah Kecamatan Tlogomulya, sebab jalan Martini tak lagi normal, agak ngegang begitu. Ketika ditanya sang ibu gerangan apa yang terjadi, ngakulah Martini bla bla bla…………
Tentu saja orangtuanya tidak terima dan Mbah
Mono dilaporkan ke Polres Temanggung. Dalam
pemeriksaan dia mengakui bahwa telah menyetubuhi pasiennya. Tapi semua itu bukan
keinginan pribadi, tapi atas petunjuk prewangan di alam gaib. Kasarnya, Mbah Mono hanya
pelaksana, yang dituntut mestinya jin prewangan itu.
Yang enak kan sampeyan, kok masih mbulet juga. (JPNN/Gunarso TS)
Quote:
Spoiler for mulus:

ealah

0
1.6K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan