Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tuanmudaNa70Avatar border
TS
tuanmudaNa70
Buka kongres Taman Siswa, Puan Sisipkan Historis Perjuangan Ki Hadjar Dewantara

YOGYAKARTA - Mewakili Presien Joko Widodo, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani membuka kongres ke-21 Taman Siswa di Pendopo Taman Siswa Yogyakarta. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy turut hadir dalam kesempatan itu. Puan menyampaikan sejarah pendidikan di Indonesia, tidak bisa dilepas dari sejarah Taman Siswa yang dilahirkan pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta oleh Ki Hadjar Dewantara. Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar telah menorehkan sumbangsih pada dunia pendidikan dan telah berhasil meletakan dasar-dasar pendidikan nasional.
BERITA REKOMENDASI
Menko PMK & Mendikbud Akan Buka Kongres Taman Siswa di Yogya
Melestarikan Nilai-Nilai Taman Siswa
RI Wajib Mandiri Jika Tidak Ingin Dirampok
"Taman Siswa selain sebagai alat untuk perjuangan, juga sebagai kawah candradimuka dan tempat kaderisasi para pejuang bangsa. Di sinilah para kader bangsa berguru sebagai murid untuk ngangsu kaweruh sekaligus mempraktikan dengan dilandasi nilai-nilai bangsa," katanya, Selasa (6/12/2016). Puan menyampaikan, para siswa digembleng untuk menjadi siswa Indonesia yang berbudaya, peduli pada masyarakat, bermartabat, dan berjati diri dengan harapan dapat mengangkat derajat bangsa sejajar dengan bangsa lain. "Ajaran Ki Hadjar yang populer dihati masyarakat, yaitu trilogi kepemimpinan sangat relevan dengan dunia pendidikan," katanya. Pertama, ing ngarso sung tulodo, yaitu ketika berada di depan publik, guru dan pemimpin harus memberi suri tauladan yang baik untuk orang lain. Kedua, ing madyo mangun karso, yaitu ketika di tengah atau di antara para publik, guru dan pemimpin harus mampu membangun semangat untuk bekerja keras dan membangun kinerja yang baik. Ketiga, tut wuri handayani, ketika berada di belakang guru dan pemimpin harus mampu memberi dorongan dan menggugah semangat sehingga orang-orang di sekitarnya dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat. "Ajaran itu masih sangat relewan dengan kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang. Artinya seorang guru ataupun pemimpin harus menjadi saritauladan, bukan hanya untuk muridnya, namun juga bagi bangsa ini untuk menuju masa depan yang lebih baik," katanya. Ajaran Ki Hadjar lainnya adalah tri pusat pendidikan, meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Puan mengajak agar bagaimana mensinergikan ketiga pendidikan itu menjadi pesan, bahwa menghasilkan generasi yang baik, harus peduli dan tanggungjawab bersama secara gotong royong. "Kalau kita bicara Pancasila, kelima sila kalau kita peras menjadi satu, intisarinya adalah gotong royong. Taman Siswa sejak pertama didirikan, sudah melaksanakan dan mengedepankan asas gotong royong di Indonesia," katanya. Menurut Puan, hari-hari terakhir ini mungkin apa yang menjadi asas gotong royong itu sudah mulai sedikit terkikis, karena ada ego pribadi, ego sekelompok, atau ego dari orang-orang yang kemudian membuat bangsa saling bermusuhan satu sama lain. Mereka menginginkan agar masyarakat saling menghujat agar tercerai berai. "Pendidikan merupakan modal utama, namun jika tidak dilakukan secara bergotong royong, kita tidak bisa mendapat hasil dan manfaat secara maksimal. Di sinilah peran pendidikan sangat penting, bagaimana bergotong royong membangun bangsa," katanya. Waktu dulu, kata Puan, Bhineka Tunggal Ika terjaga dengan baik. Namun akhir-akhir ini Bhineka Tunggal Ika tengah kena cobaan. "Ini tugas para pendidik, dan murid untuk kembali mengelorakan Bhineka Tunggal Ika sebagai salah satu hal yang memang harus kita jaga bersama, siapapun, darimanapun," katanya. Prinsip dasar Taman Siswa, kata Puan, sangat relevan sebagai pegangan untuk membentuk siswa yang berkarakter, bermartabat, berbudaya, dan berkualitas. Artinya, di Taman Sisa ini sudah komplit hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan karakter bangsa. Dia juga menyampaikan sejarah Perguruan Taman Siswa sebagai sisi pendidikan antitesis terhadap pendidikan barat yang cenderung bersifat intelektualistik dan materialistik, dan tidak sesuai dengan akar budaya bangsa.

sumur "http://news.okezone.com/read/2016/12/06/65/1559922/buka-kongres-taman-siswa-puan-sisipkan-historis-perjuangan-ki-hadjar-dewantara"

tiba-tiba baca berita ini berasa lain dari yang lain, ntah karena sebulan itu ke itu aja topiknya sampe mumet.
btw kok title nya dibatesin yak?! jadi kepotong
0
1.2K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan