Kaskus

Female

mozzelleAvatar border
TS
mozzelle
Tantangan Desainer Naoki Takizawa Rancang Busana untuk Uniqlo: Tak Terikat Tren
Tantangan Desainer Naoki Takizawa Rancang Busana untuk Uniqlo: Tak Terikat Tren

Jakarta - Mencipta koleksi busana baru tanpa selalu terikat tren fashion menjadi tantangan tersendiri bagi Naoki Takizawa, design director Uniqlo CO., LTD. Bekerja dengan Issey Miyake selama lebih kurang 20 tahun, Takizawa terbiasa dengan rancangan yang mengutamakan estetika dan perputaran tren.

Hal berbeda ditemuinya ketika bergabung dengan Uniqlo, 2011 silam. Konsep LifeWear menjadi sesuatu yang baru, dan Takizawa mengaku perlu waktu lama untuk memahami tentang konsep LifeWear dari Tadashi Yanai, pendiri dan presiden Fast Retailing, yang menaungi Uniqlo.

"Pak Yanai menjelaskan bahwa Uniqlo bukanlah milik satu kategori busana. Tapi Uniqlo mengatur dan menciptakan kategori busana baru. Ketika saya menyebut kategori baru dalam sejarah fashion, bukanlah sesuatu yang orang lain akan terpikirkan akan membuatnya. Di dunia fashion ada yang namanya kategori sportswear, casualwear dan karya desainer. Tapi di Uniqlo, jika Anda tanya apakah kami brand casualwear, tidak juga karena kami punya lini sportswear. Kategori kami terbagi mulai dari busana olahraga hingga yang memiliki sentuhan seni," jelas Takizawa, saat temu media di Roppongi Office, Roppongi Hills, Shibuya, Tokyo, Jepang, belum lama ini.

Tantangan Desainer Naoki Takizawa Rancang Busana untuk Uniqlo: Tak Terikat Tren

Tak mengikuti tren fashion dunia, bukan berarti Uniqlo juga tidak sadar fashion. Produk yang dikembangkan Takizawa bersama tim desainernya juga memikirkan koleksi dari sisi fashionable. Itulah sebabnya retailer asal Jepang yang sudah berdiri sejak 67 tahun lalu ini juga berkolaborasi dengan sejumlah desainer dan ikon fashion. Sebut saja Ines De La Fresengas, Carine Roitfeld dan Jil Sanders yang memiliki gaya khas masing-masing. Lagi, kolaborasi bukan untuk mengejar tren. Melainkan menciptakan sebuah kategori busana baru.

"Fashion adalah informasi. Jadi kalau Anda memulai sesuatu hanya dari sebuah informasi maka Anda hanya akan menjadi pengikut fashion. Konsep LifeWear ini sangat mirip dengan iPhone. Kami meng-update apa yang sudah ada. Mungkin kalau pakai iPhone sebenarnya Anda tidak mau update (iOS) tapi Anda harus update, kalau tidak, Anda tidak bisa menggunakan fitur-fitur baru. Begitupun dengan konsep LifeWear," kata pria lulusan Kuwazawa Design School in Dress Design ini.

Menciptakan koleksi baru untuk dua musim tiap tahunnya, apa yang menjadi landasan Takizawa dan tim desainnya agar produk-produk baru yang diluncurkan tak membuat konsumen bosan? Selain tetap memerhatikan elemen fashion, hal terpenting yang jadi kunci dalam pengembangan koleksi adalah suara konsumen itu sendiri. Takizawa mengungkapkan bahwa ia selalu mengumpulkan masukan dan para konsumen Uniqlo. Apa yang mereka butuhkan, dan siluet busana seperti apa yang paling diinginkan saat itu.

"Kita ambil contoh celana chino yang bisa dipakai untuk segala kesempatan baik untuk acara casual maupun kerja. Lalu muncul siluet celana yang sedang trendi yaitu celana yang slim. Hanya karena celana slim fit sedang tren lalu kita buat chino menjadi slim, maka bukan lagi disebut chino. Jadi yang paling penting itu adalah suara konsumen," terang Takizawa.

Tantangan Desainer Naoki Takizawa Rancang Busana untuk Uniqlo: Tak Terikat Tren

Sementara untuk penentuan warna, tren warna tahun ini juga tetap diusung Uniqlo dalam koleksi terbarunya namun dalam porsi yang tidak terlalu besar. Takizawa mengatakan bahwa Uniqlo selalu menghadirkan warna-warna basic seperti hitam, putih, beige atau navy. Namun warna yang menjadi tren seperti bordeaux atau wine juga tak ketinggalan masuk dalam koleksinya.

"Kami akan memasukkan warna-warna yang tren untuk tetap mengikuti era sekarang. Tapi apakah warna itu cocok diterapkan pada busana atasan dan bawahan? Karena kadang warna tertentu hanya cocok diaplikasikan pada atasan dan tidak akan sesuai ketika dipaksakan untuk bawahan. Artinya kita kami harus memilih warna untuk busana bawahan yang bisa dipadukan dengan warna atasan," tutur Takizawa.

Filosofi Uniqlo dalam mencipta busana ataupun koleksi, bisa dibilang perlu melalui proses yang cukup panjang. Kebutuhan konsumen menjadi elemen utama ketimbang selalu mengikuti tren fashion yang berputar sangat cepat.
0
3.3K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan