Kaskus

Sports

Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Mencari Penawar Luka di San Paolo
Napoli dan Sassuolo jelas bukan nama pertama yang bakal disebut orang andai diberi pertanyaan soal tim terbaik di Italia sepanjang Serie-A bergulir. Tapi jika Anda bertanya soal salah satu tim Serie-A yang punya sekelumit kisah menarik, kedua tim ini bisa jadi alternatif jawaban.

Mulai dari romansa anak emas sepakbola bernama Maradona dengan tiap sudut kota Naples, rekam jejak pencetak predator kelas wahid seperti Cavani dan Higuain, sampai isu pengusung tanji selatan Italia yang bertugas mengusik dominasi elit utara. Sementara di lain sisi, Sassuolo tengah menikmati cerita bak Cinderella karena berhasil menancapkan kaki di Eropa. Mereka hanya berbekal talenta lokal dan pengalaman bermain di kompetisi tertinggi selama tiga musim. Jujur saja, rangkaian kisah yang dimiliki Napoli dan Sassuolo memang terlalu memikat untuk tidak dilirik hipster sepakbola.

Mencari Penawar Luka di San Paolo


Tapi musim ini, laju kedua tim di kompetisi sama-sama berjalan tidak mulus. Napoli tengah bercokol di peringkat 6 klasemen dengan catatan 3 kali kalah. Mereka juga belum mendapatkan jaminan lolos ke babak 16 besar Champions League pasca bermain imbang tanpa gol di hadapan pendukung sendiri. Sementara Sassuolo terdampar di posisi 16 klasemen dengan catatan 5 kali kalah dari 6 pertandingan terakhir.

Napoli jelas kehilangan sosok mesin gol seperti Higuain—mau tak mau mereka harus mengakui itu—dan diperparah dengan cederanya bintang anyar mereka yang sudah terbukti tokcer, Arkadiusz Milik. Sarri juga semakin dipusingkan dengan skuat yang tampil jauh di bawah standar performanya sendiri sejak awal musim. Padahal formasi 4-3-3 yang sukses mereka gunakan musim lalu sama sekali belum berubah.

Pun dengan Sassuolo yang kehilangan pemain terbaiknya, Domenico Berardi, sejak akhir Agustus sampai Desember mendatang. Kemudian menyusul koleganya yang lain seperti Stefano Sensi, Lorenzo Pellegrini, Alfred Duncan, dan Davide Biondini. Pengalaman pertama bermain di dua kompetisi ketat secara bersamaan juga menjadi aral terbesar Eusebio di Francesco musim ini. Tersingkir dengan cepat dari Europa League mungkin merupakan satu hal yang terbaik untuk mereka bisa kembali berkonsentrasi untuk memperbaiki posisi klasemen di Serie-A.

Mendapatkan 1 kekalahan dari 6 laga di semua kompetisi memang bukan catatan buruk. Tapi hanya bisa mendapatkan 2 kali kemenangan adalah hal lain. Dalam sesi jumpa pers, Sarri berulangkali berujar bahwa masalah yang dihadapi Napoli sejauh ini adalah ketidakhadiran sosok striker murni di dalam skuatnya. Padahal jika ditelisik lebih jauh problem mereka jelas bukan hanya itu.

Di lini belakang, misalnya, Koulibaly dan rekan-rekannya di departemen pertahanan Napoli hanya bisa mencatakan 5 kali clean sheets dari total 18 laga yang mereka lakoni di semua kompetisi. Jelas statistik yang mengkhawatirkan. Apalagi jika dibandingkan dengan capaian yang mereka buat musim sebelumnya.

Trio lini tengah yang tampil mengesankan musim lalu, Hamsik-Jorginho-Allan juga tidak bisa mengulang performa serupa sejauh ini. Bahkan posisi Jorginho sementara waktu ditempati oleh pemuda 19 tahun yang baru saja didatangkan dari Bologna, Amadou Diawara. Seberapa bagusnya talenta yang dimiliki pemain asal Guinea tersebut, konsistensi performa di antara belantara liga dengan kompleksitas taktik terumit di dunia adalah tantangan yang tak mudah.

Namun angin segar bisa sedikit berembus kepada Napoli. Pasalnya, salah satu pemain terbaik mereka telah mengakhiri paceklik gol terpanjang dalam karirnya pekan lalu. Lorenzo Insigne membawa Napoli memecahkan kutukan tak pernah menang di Friuli selama 9 musim. Pemain berusia 25 tahun ini sekaligus memboyong gol perdana sejak 27 laga absen menjebol gawang lawan. Dua gol penyihir cilik ini seakan menegaskan bahwa dirinya telah kembali ke performa terbaik.

Tandem Insigne yang kini diplot sebagai false nine, Dries Mertens, juga tidak dalam kondisi buruk. Saat membela timnas Belgia, Mertens berhasil mencetak tiga gol ke gawang Estonia beberapa waktu lalu. Sarri tentu berharap dengan kepercayaan diri yang tengah membukit, performa apik akan mengikuti kedua ujung tombaknya. apalagi mereka akan tampil di hadapan pendukung sendiri. Andai skenario ini berjalan lancar, trisula lini serang Partenopei adalah senyata-nyatanya ancaman bagi lini belakang Sassulo nanti.

Mencari Penawar Luka di San Paolo


Di sisi lain, lini belakang Sassuolo tengah berada dalam performa yang mengecewakan. Dari 13 laga yang sudah mereka lakoni di Serie-A, mereka kebobolan 25 gol—terjelek ketiga di liga setelah Cagliari dan Palermo/Crotone. Kondisi ini juga diperparah dengan ‘kebiasaan’ mereka yang gemar membuang poin ketika dalam posisi unggul.

Jumat dini hari lalu mereka berhasil mencuri dua gol terlebih dahulu di markas Bilbao. Tapi kemudian keunggulan tersebut gagal mereka pertahankan di 10 menit terakhir laga. Ini adalah kali ketiga mereka gagal memboyong poin sempurna meski sudah dua gol lebih dahulu.

Duet Acerbi-Paolo Cannavaro yang cukup mengesankan musim lalu justru menjadi titik lemah mereka sejauh ini. Belum sampai cukup sampai di situ, Eusebio masih harus mencari solusi atas minimnya opsi terbaik di masing-masing posisi karena badai cedera yang menimpa timnya sejak akhir September silam. Meski telah mencatatkan sejarah berharga untuk klub sejak empat musim silam, masa depan arsitek 47 tahun ini mulai dipertanyakan jika terus membawa klub menukik ke bawah sampai beberapa pekan ke depan.

San Paolo juga bukan tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Napoli tidak terkalahkan di 24 dari 25 laga yang digelar di markasnya sendiri. Ditambah lagi, Sassuolo belum mencatatkan sekalipun kemenangan tandang musim ini. Dari rekor pertemuan, statistik juga memihak tuan rumah karena Napoli hanya sekali kalah dari pasukan Eusebio Di Francesco sejak 2013 lalu.

November adalah bulan kelabu untuk kedua tim, dan mereka akan menghadapi giornata ke-14 ini dengan kondisi sama-sama tersakiti di Eropa. Kemenangan akan menjadi satu-satunya obat penawar luka untuk kedua tim, tapi dengan kondisi laga yang akan dihelat di Naples, Partenopei lebih memiliki kans untuk dinaungi Dewi Fortuna jelang laga awal pekan nanti.

Namun sejauh mana Lorenzo Insigne dan kawan-kawan mampu mempertahankan performa mereka pekan lalu. Atau Sassuolo yang justru akan memberikan kejutan kepada para pendukung Napoli. Pertandingan ini bisa Agan saksikan secara langsung di Supersoccer TV pada hari selasa 29 November pukul 01.00.

Diubah oleh Kaskus Sport 28-11-2016 11:41
0
1K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan