mazino151Avatar border
TS
mazino151
RE; part 2
Setelah sekian lama gw menangis, gw baru sadar kalau waktu udh menunjukan hampir pukul 9. Ya gw tau gw harus pulang, tetapi gw ga punya tenaga dan semangat lagi untuk jalan balik kerumah, tidur lalu bangun dan menjalani hari-hari gw yang membosankan. Hingga akhirnya bang jopi nyamperin gw karena dia sadar,
Nadia udah pulang tetapi gw masih belum terlihat batang hidungnya. " mas, ngapain mas disana? mbak Nadia udah pulang loh mas " dari pertanyaannya, gw rasa bang Jopi engga tau apa yang terjadi di antara gw dan Nadia.
pelan-pelan dia melangkah ke gw lalu berkata "mas saya tahu mas sakit hati tapi mas mesti tetep melangkah kedepan meskipun keadaan sepertinya sudah hancur semuanya" mendengar kata-kata itu gw hanya terdiam menatap kosong ke bintang-bintang dan bulan yang sedikit demi sedikit mulai tertutup awan hitam. Tiba-tiba bang Jopi narik tangan gw lalu dia gendong gw sambil berkata " Ayo mas saya gendong sampai bawah". (Baik banget ini orang) kata gw dalam hati. Sesampainya kita dibawah, gw langsung turun dari gendongan bang Jopi "bang Jopi, makasih ya. Sampai sini aja, saya pulang dulu bang" "Oh ia-ia mas, Saya juga ga mau gendong mas sampe rumah kok, Hahahaha hati-hati ya mas, kapan-kapan main lagi ya mas" . "ia bang jopi sampai jumpa kapan-kapan" balas gw dan ya, itu cuman sebuah kebohongan karena gw tau, ga ada lagi alasan untuk gw datang ke sini.

Setelah beberapa langkah dalam tujuan gw menuju halte busway, air mata gw mengalir lagi. Sambil mengusap-ngusap air mata, gw terus jalan lalu gw merasakan sentuhan di punggung gw. "dek ini dompet bapak terjatuh" katanya setelah gw menoleh ke arah nya "oh ya terima kasih pak" balas gw. di saat gw baru mau berjalan lagi dia tiba-tiba berkata " do you want to restart?" dengan bahasa inggris gw yang pas-pasan gw bisa ngerti apa katanya, entah kenapa tetapi tawaran yang terucap dari bapak yang terlihat berumur 40 tahunan ini merampas hati gw dan langsung saja gw berkata "Ya". "oke tunggu sebentar" katanya, lalu dia mengambil hpnya dan mulai menelepon seseorang. Seiring gw menunggu dia selesai telepon, gw berfikir dari mana dia tau kemauan gw, oh ia sampai sekarang pun gw belum berhenti menangis. Lalu beberapa detik setelah dia selesai menelepon seseorang, sebuah mobil sedan berwarna putih berhenti di depan kita. "Ayo dek masuk" ajak dia. Awalnya gw agak ragu untuk masuk karena gw takut ini penculikan atau kejahatan yang lain. Tetapi karena gw sudah tidak punya alasan untuk hidup lagi, akhirnya gw masuk ke dalam mobil itu.

Baru beberapa menit berjalan, kita sampai di salah satu gedung yang cukup besar. Lalu gw dan bapak-bapak tadi masuk melewati pintu yang dijaga cukup ketat oleh beberapa anggota dari kepolisian. Sambil berjalan, banyak orang yang menyapa bapak-bapak ini termasuk personel kepolisian tadi, sehingga membuat gw yakin bahwa dia adalah orang penting di gedung ini. Setelah beberapa langkah, kami sampai didepan sebuah lift, lalu kami masuk kedalamnya. Dia menempelkan sebuah kartu yang terlihat spesial ke suatu card tapper yang ada di lift itu, lalu baru tiba-tiba muncul tombol yang bertuliskan "CO". Gw engga tau apa yang di maksud dari "CO" itu, yang gw tau kita sekarang turun menuju bawah tanah. Seiring menunggu sampainya kita, dia berkata " Ga usah takut, saya bukan orang jahat kok" "hahaha ia pak" balas gw walaupun gw sebenarnya sangat takut hingga tangis dari mata gw pun akhirnya berhenti. Setelah pintu lift itu terbuka, terlihat gw berada di suatu tempat yang cukup besar, berdinding dan berlantai serba putih. Banyak juga terdapat ruangan-ruangan yang terlihat terkunci. Semakin lama semakin gw merasa takut karena gw sadar gw berada di suatu tempat yang unik, dan belum pernah terbayangkan sedikit pun oleh gw ada tempat seperti ini di Indonesia. "Sini dek" dia mengajak gw ke suatu ruangan, "Ah, dokter Suryo, ada client baru?" tanya seorang wanita yang terlihat seumuran dengan Nadia.
"ia. langsung aja kasih dia suratnya" balas bapak-bapak yang sepertinya bernama Suryo ini. "kamu namanya siapa dek?" tanya pak Suryo " Guntur pak". " Ok Guntur. Sebelumnya perkenalan dulu, nama saya Suryo. Saya adalah dokter yang bekerja secara rahasia untuk negara" gw hanya terdiam terkejut karena gw bertemu seseorang yang sangat penting bagi negara. Lalu, wanita tadi memberikan beberapa lembar kertas yang cukup tebal kepada dokter Suryo. "Guntur, saya disini ingin menawarkan kamu untuk memulai hidup baru sebagai orang yang benar-benar baru dengan konsekuensi kamu harus bekerja untuk saya dan negara. So, baca dulu semua kesepakatan yang harus ditaati ini, lalu baru kamu tanda tangan jika sudah memikirkan semuanya matang-matang". Sejenak gw terdiam, lalu gw teringat lagi. Nadia sudah pergi, tidak ada alasan lagi bagi gw untuk jalanin hidup gw yang sangat membosankan ini. "hmm, Oke gun kamu pikirkan dulu saja ya" kata dokter Suryo, sambil berjalan kearah pintu. "Dok, saya terima seluruh kesepakatan ini" setelah gw berkata seperti itu, langsung saja gw tanda tangan kertas tersebut.

Dokter Suryo pun terlihat Senang dan sedikit terkejut. "Maria, ayo kita laksanakan operasinya" Kata dokter tersebut ke wanita tadi. lagi-lagi dia mengajak gw keluar ruangan lalu pergi ke ruangan lainnya yang berada cukup jauh dari ruangan tadi. Disaat kita memasuki ruangan tersebut, terlihat sekitar 6 orang berada disana. "Ayo dek kita lakukan operasi" ajak dokter Suryo. "sekarang dok? tapi ini kan sudah malam" kata seorang lelaki dari 6 orang tersebut "Ia sekarang, kan kamu tau saya tidak suka menunda pekerjaan" jawab dokter Suryo. Serentak, 6 orang itu langsung mempersiapkan peralatan mereka dan berbagai macam alat yang tidak gw mengerti dinyalakan. Jantung gw berdegub kencang karena semuanya terlihat sangat mengerikan. lalu dokter Suryo berkata "ayo sini buka baju kamu lalu tiduran disini" katanya sambil menunjuk kesebuah kasur yang cukup unik. "ah em, ia pak" jawab gw dengan penuh ketegangan. "Tenang saja Gun.. ini bukan sesuatu yang berbahaya kok dan kita sudah melakukan ini berkali-kali jadi kamu tidak usah takut". Gw hanya mengangguk lalu membuka kemeja gw dan tiduran di kasur itu. "Tenang ya tenang" kata dokter Suryo sambil mengarahkan sebuah jarum suntik ke leher gw yang tampaknya seperti obat bius. Gw hanya bisa berserah kepada Tuhan atas apa yang akan terjadi setelah ini. perlahan-lahan sakit terasa di leher gw, yang menandakan jarum itu sudah tertancap ke leher gw. "sudah" kata dokter Suryo dengan suara yang cukup lembut. Dan perlahan-lahan gw mulai merasa mengantuk dan akhirnya tertidur ditengah-tengah kesibukan orang-orang ini.

Tiba-Tiba disaat gw terbangun, gw berada disuatu kamar tidur yang cukup besar. lalu gw berjalan ke sebuah kaca besar di dekat suatu lemari. Dan gw hanya bisa terdiam karena gw sangat kaget melihat fisik gw yang jauh berbeda dengan sebelumnya.




(Re; part 3, coming soon)
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
744
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan