Warsito P. Taruno berhasil menciptakan sebuah alat yang nantinya bisa menjadi terobosan baru di dunia kesehatan. Ia berhasil menciptakan alat dengan teknologi berbasis energi rendah yang dipadukan dengan teknologi terapi kanker. Hasilnya setelah diuji coba di Lab in Vitro, alat ciptaanya ini berhasil memerangi kanker dari tubuh seorang penderita kanker. Sayangnya produk Warsito nggak bisa diproduksi massal di Indonesia karena nggak dapet izin dari Lembaga Kesehatan Indonesia. Akhirnya malah Jepang yang regular memesan produk buatannya karena menurut hasil penelitan di Jepang karya Warsito terbukti lebih efektif memerangi kanker dibandingkan dengan produk negara lain.
Pria kelahiran Kediri 1978 ini merupakan salah satu peneliti dengan otak paling encer di Negeri Sakura. Ciptaannya yang cukup terkenl adalah teknologi broadband yang menjadi cikal bakal lahirnya mobile 4G LTE. Khoirul sebenarnya sangat rindu berkarya di Indonesia sebagai seorang dosen dan peneliti. Namun, sampai saat ini nampaknya kemampuan dirinya belum banyak dibutuhkann oleh pemerintah negerinya sendiri.

Siapa sangka ide gilanya kini digunakan oleh banyak perusahaan otomotif dunia. Randall Hartolaksono adalah seorang lulusan dari University of London, jurusan teknik mesin yang berhasil menggunakan sampah makanan menjadi obyek yang sangat penting. Sampah makanan yang dimaksud adalah kulit singkong yang sering dibuang orang karena dirasa gak punya fungsi dan akhirnya diubah menjadi salah satu bahan anti-api dan anti-panas yang digunakan dalam beberapa produk mobil dunia, seperti Ford sampai Petronas. Sayangnya di antara penelitan-penelitian lanjutannya nggak ada satuan lisensi atau sertifikat uji standar yang didapatkan dari Indonesia.
Nurhuda adalah seorang dosen Fakultas MIPA di Universitas Brawijaya Malang yang berhasil menciptakan kompor yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan karena berbasis biomassa yang emisi gas buangnya jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ternyata peminat produknya di tanah air gak terlalu banyak. Gak patah semangat, Nurhuda mencoba untuk memasarkan produknya itu ke luar negeri dan ternyata peminat dari produknya tersebut justru melampaui ekspektasi. Negara-negara pasar kompor biomassa ciptaan Nurhuda ini banyak banget. Mulai dari India, Meksiko, Peru, Timor Leste, Kamboja sampai benua Afrika. Bahkan produknya tersebut udah diproduksi secara massal di Norwegia.
Anak Indonesia udah berhasil menciptakan mobil sport sendiri. Seorang pakar mesin Ricky Elson berhasil menciptakan sports car yang ia namai mobil Selo. Sayangnya versi beta Selo karya Ricky ini ditolak pemerintah Indonesia karena dianggap nggak lolos uji emisi. Ketika pemerintah Indonesia menolak Selo karena dianggap gak ramah lingkungan, pemerintah Malaysia justru tertarik dan meminang produk buatan Ricky tersebut supaya bisa dikembangin lebih lanjut. Ironis banget, ya.
Selain 5 orang jenius di atas, sebenarnya masih ada banyak inventor-inventor Indonesia lainnya yang mengalami nasib yang sama dengan mereka. Namun karena kerumitan birokrasi, ramainya kepengtingan politis serta faktor-faktor lainnya, karya-karya keren anak bangsa akhirnya harus berakhir menjadi milik negara lain. Sungguh ironis ya guys, di kala banyak orang Indonesia yang lebih cinta produk luar negeri. Ternyata negara lain justru lebih menghargai produk-produk karya anak bangsa.