Indonesia memang sudah lebih dari setengah abad merdeka, tetapi kenyataanya Indonesia masih terjajah secara besar-besaran dan kita tidak pernah menyadarinya selama puluhan tahun. Bahkan Rakyat Indonesia telah dijajah sendiri oleh Pemerintahan Indonesia yang terlibat dalam perizinan freeport.


Potensi yang sangat besar yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kesjahteraan Rakyat Indonesia sendiri malah diambil alih oleh perusahaan negara lain. Ribuan ton material yang mengandung emas, tembaga, timah dan material berharga lainya telah diambil oleh freeport. Hal ini seperti gunung emas Indonesia diambil oleh freeport dan dari ribuan tom emas tersebut, Indonesia selaku pemilik resmi hanya diberi “1 kg emas”. Dari perumpamaan tersebut tentunya dapat menggambarkan betapa bodohnya “PEMERINTAH INDONESIA”.

Indonesia saat ini hanya memegang saham dari PT freeport Indonesia sekitar 9,69% dan sisanya merupakan milik dari induk perusahaan freeport yaitu Freeport-McMoRan.

“Freeport-McMoRan memegang 90,64 persen saham dari anak perusahaan PT Freeport Indonesia. Sisanya dimiliki oleh pemerintahan di Jakarta” (wikipedia)



Dari saham itu Indonesia memperoleh sekitar 9 triliun/bulan, jadi apabila Indonesia mengolah sendiri tambang ini maka indonesia mendapat sekitar 100 triliun/bulan.

dan dalam waktu setahun Indonesia memperoleh sekitar 1.200 triliun dalam setahun.

Dengan penghasilan dari pertambangan ini dalam 4 tahun Indonesia mampu membayar seluruh utangnya.

“Per April 2016, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar USD 318,97 miliar atau setara dengan Rp 4.254 triliun (kurs hari ini)” (merdeka.com)

Dengan penghasilan dari pertambangan ini Indonesia mampu membuat 24 juta rumah per tahun untuk orang tidak mampu.
Dengan penghasilan dari pertambangan ini Indonesia membagikan 333 juta nasi bungkus setiap hari untuk orang kelaparan selama setahun.
Dengan penghasilan dari pertambangan ini Indonesia mampu membiayai 15 juta mahasiswa tidak mampu selama pendidikan S1 sampai lulus.


Tapi siapa yang mampu mengolah tambang itu?

Menurut kami Indonesia harus mendatangkan ahli dari luar negeri terlebih dahulu dan selanjutnya mengembangkan SDM Bangsa sendiri yang sudah terlatih dari pengalaman bekerja bersama ahli dari luar negeri.



Tapi pertabangan di Timika akan berhenti terlebih dahulu?

Ya, Sekarang anda pilih mineral berharga yang ada di Timika dihabiskan oleh pihak asing atau disimpan untuk generai yang akan datang.

Jika saya menjadi freeport maka saya akan berambisi mengambil semaksimal mungkin Sumber Daya Alam yang ada. Bahkan walaupun tidak terlihat dan tidak terbukti adanya tapi orang bodohpun tau bahwa ada praktek “tidak halal” yang dilakukan freeport terhadap Pemerintah Indonesia untuk mendapatkan izin tambang.

Seandainya saya menjadi freeport maka saya akan “menyogok” atau memberi sejumlah uang kepada “PEJABAT TINGGI PEMERINTAH INDONESIA” dan “SELURUH ELEMEN PEMERINTAHAN DI PAPUA”. Karena sekalipun freeport mengeluarkan triliunan rupiah untuk mendapatkan izin tambang, hal itu tetap tidak merugikan freeport. Selain itu saya juga memberi sejumlah uang pada media masa. Media masa memiliki peran penting, karena dapat memberikan pandangan baik buruknya freeport kepada masyarakat indonesia. Buktinya sampai sekarang Media Masa Indonesia tidak berani menayangkan kebenaran tentang freeport dan hanya menayangkan “muka baik” dari freeport. Media massa malah hanya menayangkan kasus korupsi yang hanya merugikan negara milyuran rupiah, Padahal faktanya freeport telah merugikan Indonesia lebih dari TRILIUNAN USD tiap tahunya.