Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Inilah Peran Orang Tionghoa Saat Peristiwa 10 November
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya tak hanya melibatkan kaum pribumi, namun juga orang-orang Tionghoa.

Selain mengabarkan melalui radio kemunitasnya menggunakan bahasa Inggris, mereka warga etnis Tionghoa di Surabaya juga turun di medan laga dalam wadah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Chungking.

Bersama laskar-laskar lainnya seperti Hizbullah, Tentara Keamanan Rakjat, Sabilillah, dan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia pimpinan Bung Tomo, TKR Chungking bahu membawa mengusir NICA dari tlatah Surabaya.

Dalam buku Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran: Sejak Nusantara sampai Indonesia yang ditulis Iwan Sentosa, dalam pertempuran terbesar pasca-proklamasi ini, TKR Chungking membawa bendera Kuo Ming sebagai identitasnya.

Berbeda dengan laskar-laskar yang lain, TKR Chungking sudah menggunakan Fritz Helmet yang digunakan pasukan Jerman, lengkap dengan senapan Karaben (Kar) 98-K yang didapatkan dari Nazi Jerman pada 1930-an.

Pada hakikatnya, kemerdakaan yang diproklamirkan oleh Soekarno dan Hatta di Menteng, Jakarta Pusat, tak hanya dinantikan oleh Pribumi, tapi juga oleh warga Tionghoa.

Bagaimana pun, mereka mengalami masa-masa sulit selama masa kolonialisasi.

Nah, ketika Indonesia coba direbut kembali oleh Belanda—melalui NICA—orang-orang Tionghoa tidak mau tinggal diam.

Mereka memilih berjuang bersama, salah satunya dengan membantu TKR Chungking.

Dilansir TribunTravel.com dari intisari-online.com, TKR Chungking bukan laskar yang sembarangan.



Masih dalam buku yang sama disebutkan, laskar ini sukses membuat tentara NICA kesulitan—terlebih karena laskar ini memiliki senjata yang mumpuni juga kemampuan perang yang di atas rata-rata laskar-laskar lainnya.

Selain tergabung dalam front-front depan, TKR Chungking yang dipimpin oleh Tse An Hui, juga terlibat dalam memberi bantuan medis.

Meski hal ini masih diperdebatkan, tapi beberapa sumber mengatakan, mereka juga menginisiasi berdirinya beberapa posko pengobatan.

Setidaknya mereka mendirikan 10 posko dengan 10 dokter dan tenaga medis lainnya.

Pembiayaannya sendiri ditanggung oleh organisasi Chung Hua Chung Hui.

Selain itu warga Tionghoa juga mendirikan Barisan Palang Merah Tionghoa.

Hingga kini belum ditemukan berapa angka pasti korban tewas dalam Pertempuran Surabaya.

Tapi perkiraannya adalah antara 6.000 sampai 16 ribu tentara yang tewas dalam pertempuran ini—termasuk di antaranya sekitar seribuan dari TKR Chungking.

http://travel.tribunnews.com/2016/11...ovember?page=2

jangan lupa gan
0
1K
6
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan