Mengkonsumsi makanan milik oranglain tanpa izin terlebih dahulu adalah perbuatan yang tidak baik. Dan kali ini ada sebuah kisah tukang ojek yang kebingungan setelah daging milik penumpangnya ketinggalan di motornya.
Tukang ojek online yang diketahui bernama bang Panji ini awalnya berniat untuk mengembalikan daging milik penumpangnya yang baru saja dia antara ke pelabuhan Cina.
Namun karena jarak pelabuhan Cina dari rumahnya itu sangat jauh , sementara si penumpang belum juga mengkonfirmasi jika dagingnya ketinggalan. Panji pun meminta saran terhadap teman nya untuk menyimpan daging itu.
Ternyata , temannya malah menyuruh panji untuk mengolah daging tersebut untuk dijadikan sate. Melihat dagingnya masih segar sehingga mubazir jika dibiarkan begitu saja.
Sate daging milik pelanggan ojeknya pun diolah oleh dua rekan Panji tanpa memberi tahu Panji terlebih dahulu. Kedua rekannya ini pun langsung menyantap dengan lahap.
Namun tiba – tiba saja, penumpang Panji mengkonfirmasi jika daging bawaannya ketinggalan di motor dan dia lupa memberi tahu Panji dengan cepat.
Spoiler for Ternyata !:
Ternyata itu daging Tumor gan!
Wawan dan rekannya Toyip yang sudah makan daging milik pelanggan Panji pun tadi langsung muntah – muntah sementara Toyip pingsan setelah melihat isi pesan pelanggannya yang mengkonfirmasi jika daging itu bukanlah daging biasa melainkan daging tumor ibu mertua pelanggan.
Spoiler for Penampakan SMS:
Quote:
Maaf bang, plastik yang saya taro di depan motor lupa saya ambil
kalo bisa tolong anterin ke rumah saya, atau tolong di kubur aja,
soalnya itu daging tumor mertua saya,
sebelumnya terima kasih bang
Begitu bunyi pesan singkat yang diterimanya.
Panji yang tak habis pikir pun langsung menceritakan kisahnya di akun Facebook Panji Nugraha
Spoiler for cerita:
Kupacu Motorku menuju Titik Penjemputan di Rumah Sakit Cengkareng.
“Ibu Siti yah..?” Tanyaku pada Ibu didepan Pintu Keluar Rumah Sakit Cengkareng.
“Eh.. iya Betul, Bang Panji dari Ojek Online yah..?” Dia balik Bertanya.
“Betul Bu, Tujuan Ke Bidara Cina yah Bu.” Ujarku sambil menyerahkan Helm padanya.
“Iya Bang, Tolong Saya Titip Kantong ini di Depan yah Bang.”
Si Ibu mencantolkan Kresek Plastik Hitam di Cantolan depan Motorku.
“Oh.. iya Bu, Silahkan.”
“Wan.. Costomer Gue Barusan Kelupaan Bawaannya, pas Gue Liat isinya Daging, Bagaimana yah Wan..?” Tanyaku pada Wawan Suwarman di Basecamp.
“Masih Bagus ga tuh Dagingnya Bang..?” Balik bertanya Wawan.
“Kayanya sih Masih Seger Wan, Darahnya aja belom Beku.” Jawabku sambil membuka Kantong dan memperlihatkan isinya pada Wawan.
“Wah.. di Sate enak nih..” Berkata Toyip sambil merogoh isi Kantong Plastik.
“Mau Gue Pulangin, Jauh Banget di Bidara Cina, Orangnya juga ga Nelpon ato Sms Gue, jadi Bingung nih Gue.”
“Udah ga usah Bingung Bang, Kita Sate aja di Mari, ga bakal tuh Orang Marah, paling Rating Loe Turun, hehehe.” Timpal Wawan dengan Wajah Penuh Harap.
“Hmmm, ya udah Terserah Loe deh, Gue mau Pulang Tidur dulu, Mata Gue sepet Ngantuk, semalem abis Ngalong Gue.” Kataku sambil menyerahkan Kantong Plastik pada Wawan.