- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
2 Pilihan 2 Kesempatan 1 Keberuntungan


TS
idheseven
2 Pilihan 2 Kesempatan 1 Keberuntungan
Halo Gan
Salam sukses, saya selalu membaca cerita kisah yang kalian buat di sf SFTH hingga mendorong saya untuk menceritakan kisah saya. Anggaplah saya ini newbie se newbie nya di SFTH ini, meskipun saya sudah terlalu lama berkecimpung di dunia kaskus.
Saya akan mengawali cerita ini dengan sebuah kisah perkenalan dari saya, sumonggo disimak.
Saya adalah anak ke 2 (terakhir) dari 2 bersaudara. Saya tinggal bersama orang tua saya di sebuah desa, yang pasti nama desa ini sangatlah mirip dengan nama pusat kota yang ada di Jawa Barat. Tepatnya, di sebuah desa di Kutoarjo. Sewaktu kecil, saya bersama orang tua saya menempati rumah kontrakan. Rumah itu tidak terlalu bagus. Cukup sederhana, dengan dinding dari batu bata tanpa cat tanpa dekorasi suatu apapun. Kakak saya dititipkan oleh orang tua saya ke nenek saya yang rumahnya sekitar 2 km dari rumah yang saya tempati ini.
Waktu terus berlalu, hingga saya menginjak kurang lebih umur 3 tahun rumah kontrakan yang kami tempati dibongkar oleh pemiliknya. Sewaktu sebelum pembongkaran, orang tua saya membuatkan rumah gubuk (rumah yg dindingnya terbuat dari bambu dan bukan tembok). Rumah yang sangat sederhana, kecil, namun cukup nyaman dan cocok ditinggali bagi kami. Sewaktu itu juga, kakak saya diambil alih pengasuhannya oleh orang tua saya. Jadi, kami berempat tinggal di gubuk yang sederhana itu.
Sewaktu kecil, gubug yang kami tempati tidak ada wc(mck/kamar mandi). Terkadang, sewaktu saya ingin buang air besar, menggunakan wc umum yang ada dibawah sekelompok pohon bambu. Ya, wc umum juga sangat sederhana, dengan tutupan / berdinding terbuat dari bambu ini. Saya merasa was-was menyelimuti ketika menggunakan wc umum ini sewaktu menjelang petang hingga pagi hari. Entah apa sebabnya, aura mistis semakin saya rasakan tentunya ada di sekelompok pohon bambu.
Rumah yang kami tinggali ini jaraknya tidak terlalu jauh dengan pepohonan bambu yang ada. Akses sewaktu membeli ke warung dari rumah kami yaitu selalu melewati pohon bambu ini. Kalaupun memakai jalan lain, itupun terlalu jauh. Jalan yang seharusnya memakan waktu kurang dari 5 menit itu, bisa mencapai 15-20 menit bila melalui jalan lain. Dan juga, ketika petang hingga pagi hari, bila melewati pohon bambu ini, saya merasakan was-was.
Entah kenapa...
Salam sukses, saya selalu membaca cerita kisah yang kalian buat di sf SFTH hingga mendorong saya untuk menceritakan kisah saya. Anggaplah saya ini newbie se newbie nya di SFTH ini, meskipun saya sudah terlalu lama berkecimpung di dunia kaskus.
Ini bukan cerita bergenre horor, namun ini adalah kisah perjalanan hidup saya yang begitu berwarna.
Saya akan mengawali cerita ini dengan sebuah kisah perkenalan dari saya, sumonggo disimak.
Oh ya,
saya juga mohon dengan sangat kritik dan saran yang membangun dari agan sekalian.
saya juga mohon dengan sangat kritik dan saran yang membangun dari agan sekalian.
Prolog
Saya adalah anak ke 2 (terakhir) dari 2 bersaudara. Saya tinggal bersama orang tua saya di sebuah desa, yang pasti nama desa ini sangatlah mirip dengan nama pusat kota yang ada di Jawa Barat. Tepatnya, di sebuah desa di Kutoarjo. Sewaktu kecil, saya bersama orang tua saya menempati rumah kontrakan. Rumah itu tidak terlalu bagus. Cukup sederhana, dengan dinding dari batu bata tanpa cat tanpa dekorasi suatu apapun. Kakak saya dititipkan oleh orang tua saya ke nenek saya yang rumahnya sekitar 2 km dari rumah yang saya tempati ini.
Waktu terus berlalu, hingga saya menginjak kurang lebih umur 3 tahun rumah kontrakan yang kami tempati dibongkar oleh pemiliknya. Sewaktu sebelum pembongkaran, orang tua saya membuatkan rumah gubuk (rumah yg dindingnya terbuat dari bambu dan bukan tembok). Rumah yang sangat sederhana, kecil, namun cukup nyaman dan cocok ditinggali bagi kami. Sewaktu itu juga, kakak saya diambil alih pengasuhannya oleh orang tua saya. Jadi, kami berempat tinggal di gubuk yang sederhana itu.
Sewaktu kecil, gubug yang kami tempati tidak ada wc(mck/kamar mandi). Terkadang, sewaktu saya ingin buang air besar, menggunakan wc umum yang ada dibawah sekelompok pohon bambu. Ya, wc umum juga sangat sederhana, dengan tutupan / berdinding terbuat dari bambu ini. Saya merasa was-was menyelimuti ketika menggunakan wc umum ini sewaktu menjelang petang hingga pagi hari. Entah apa sebabnya, aura mistis semakin saya rasakan tentunya ada di sekelompok pohon bambu.
Rumah yang kami tinggali ini jaraknya tidak terlalu jauh dengan pepohonan bambu yang ada. Akses sewaktu membeli ke warung dari rumah kami yaitu selalu melewati pohon bambu ini. Kalaupun memakai jalan lain, itupun terlalu jauh. Jalan yang seharusnya memakan waktu kurang dari 5 menit itu, bisa mencapai 15-20 menit bila melalui jalan lain. Dan juga, ketika petang hingga pagi hari, bila melewati pohon bambu ini, saya merasakan was-was.
Entah kenapa...
(to be continued)
Diubah oleh idheseven 07-11-2016 14:35


anasabila memberi reputasi
1
1.2K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan