- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Alasan di Balik Ambisiusnya Jokowi Bidik Ekonomi Tumbuh 6%


TS
aghilfath
Alasan di Balik Ambisiusnya Jokowi Bidik Ekonomi Tumbuh 6%
Spoiler for Alasan di Balik Ambisiusnya Jokowi Bidik Ekonomi Tumbuh 6%:
Jakarta - Secara mengejutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasang target pertumbuhan ekonomi 6-6,1% di 2018. Padahal beberapa waktu lalu, Jokowi menginginkan agar ekonomi tumbuh secara bertahap.
Pada 2015, realisasi pertumbuhan ekonomi adalah 4,8%. Kemudian 2016 diproyeksikan sebesar 5%, dan 2017 diharapkan bisa mencapai 5,1%.
"Presiden mengharapkan kita bisa meningkatkan momentum pertumbuhan, sehingga kita bisa mengakselesasi pengurangan kemiskinan, pengurangan kesenjangan dan penciptaan lapangan kerja," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan alasan target pertumbuhan ekonomi 6% usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Perlu dirancang sebuah arah kebijakan agar target tersebut bisa tercapai. Terutama dalam menghadapi berbagai tantangan, seperti pelemahan ekonomi global, penurunan harga komoditas, dan rendahnya aktivitas perdagangan banyak negara yang mempengaruhi ekspor-impor.
"Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah yang berasal dari dalam negeri, dan dalam hal ini peranan investasi dan konsumsi menjadi sangat penting, baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah," terangnya.
Sumber pertumbuhan ekonomi paling besar diharapkan dari investasi. Hal ini karena terbatasnya anggaran pemerintah, dan keninginan pemerintah menjaga defisit anggaran di bawah 3%.
"Sumber yang paling besar dalam hal ini adalah untuk investasi yang berasal dari swasta, PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang bisa mencapai lebih dari Rp 800 triliun," ujar Sri Mulyani.
Pada 2017, defisit anggaran dipatok sebesar 2,41%. Kemudian di tahun selanjutnya adalah 2,2%.
"Kita akan menyeimbangkan, karena untuk sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari pemerintah dan non pemerintah. Untuk pemerintah kita memperkirakan defisit masih ada di kisaran 2,2%. Dan itu berarti harus ada utang baru yang akan mendanai defisit itu," paparnya.
detik
Semoga realistis

Diubah oleh aghilfath 02-11-2016 13:24
0
681
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan