Kamu fan Piko-Taro dan lagu-lagunya? Kalau kamu ke Jepang November nanti, sepertinya kamu harus mengunjungi kafe PPAP yang akan dibuka sebentar lagi ini!

Mustahil rasanya untuk tidak kenal PPAP. Sejak Agustus, lagu yang satu ini meroket karena goyangan si Piko-Taro yang absurd, liriknya yang simpel, dan irama lagu yang luar biasa catchy. Duniaku saja sudah pernah beberapa kali membahas lagu-lagunya. Sekarang, Piko-Taro rupanya ingin semakin jaya dengan mendirikan juga kafe PPAP.

Untuk kafe PPAP, pihak manajemen Piko-Taro bekerja sama dengan pihak Tree Village untuk membuka tempat ini di bagian bawah Tokyo Skytree. Seperti yang terlihat di gambar di puncak artikel, wajah Piko-Taro benar-benar tersaji dengan mencolok hingga kamu pasti tak akan salah tempat.

Memangnya apa yang dijual di kafe PPAP? Apakah hanya apel dan nanas yang ditusuk pulpen? Rupanya, seperti bisa kamu lihat dari gambar di bawah, menunya cukup variatif. Mulai dari makanan dan minuman ada, beberapa di antaranya mengandung nanas dan apel.



Logo PPAP, bahkan wajah Piko-Taro sendiri, menghiasi makanan dan minuman ini. Ada burger, panekuk, sampai teh. Kalau dengan standar orang Indonesia sih makanan dan minuman ini bisa terasa lumayan mahal. Tehnya saja harganya 420 Yen (sekitar Rp 52,000).

Tapi dari gimmick dan nuansa saja sepertinya kafe ini akan menarik untuk dikunjungi. Asalkan pihak toko tidak memutar satu lagu PPAP saja dari jam buka hingga tutup. Kalau itu sih pengunjung sepertinya tidak akan bertahan lama-lama didalam.

Kalau kamu sudah repot-repot datang ke sana, jangan lupakan juga untuk mengambil suvenir yang disediakan. Kafe ini akan dibuka untuk waktu yang terbatas saja, jadi pernak-pernik ini rasanya oke sebagai kenang-kenangan kalau kamu pernah mengunjungi kafe eksentrik itu.


Ya, kafe PPAP ini memang tidak akan menjadi usaha jangka panjang. Durasi tempatnya bahkan benar-benar sebentar. Kafenya akan mulai dibuka tanggal 1 November nanti, lalu ditutup tanggal 20. Kurang dari satu bulan.

Itu sebenarnya langkah bisnis yang sangat efektif, mengingat rasanya sulit Piko-Taro dan lagu-lagunya akan tetap sepopuler sekarang. Tapi fan yang ingin mencoba tempatnya hanya memiliki waktu yang sedikit. Apakah kamu ingin iseng mengunjunginya?