Kaskus

Entertainment

act.idAvatar border
TS
act.id
ACT Bantu Hidupkan Usaha Mikro Warga Garut
ACT Bantu Hidupkan Usaha Mikro Warga Garut

GARUT – Warga negara Indonesia banyak yang bekerja di sektor ekonomi mikro. Tak terkecuali warga Kabupaten Garut, korban banjir bandang, 20 September 2016 lalu. Banyak dari mereka adalah masyarakat yang bekerja di sektor ekonomi mikro. Misalnya pedagang bakso gerobak, siomay, pedagang bakso pikul cuanki, pedagang ronde, dan sebagainya.

Saat bencana terjadi, mereka tak sempat menyelamatkan benda-benda modal kerja mereka. Barang-barang mereka pun hanyut, rusak berantakan. Saat terjadi bencana, banyak kisah para pedagang sedang mangkal di sekitar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Garut. Sekarang, para pedagang itu kehilangan modal/alat untuk mencari nafkah mereka.

SubmitMenyikapi kisah sendu pedagang kecil korban banjir Garut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) berinisiatif membantu memulihkan roda ekonomi mereka. Sejumlah 27 orang akan mendapatkan gerobak untuk membangkitkan kembali usaha mereka.

“Selain bantuan gerobak, mereka juga mendapatkan pinjaman modal sebesar 300 ribu rupiah, sebagai modal awal usaha. Kami berharap modal itu bisa menambahi modal pribadi yang mereka miliki,” ujar Rahadiansyah dari Disaster Recovery Program (DRP) ACT, Rabu (19/10).

Selain memberi bantuan modal, DRP akan melakukan pendampingan selama enam bulan, sampai mereka bisa mandiri dan berdaya.

Rahadiansyah menambahkan, karena berupa pinjaman ada kewajiban penerima manfaat mengembalikan modal tersebut. Namun modal tersebut nantinya diputar kembali, untuk membesarkan usaha mereka juga, termasuk membantu pedagang lain yang belum mendapatkan bantuan ini. “Jadi jika proses pengembalian lancar, bisa menjadi modal tambahan, khususnya bagi penerima manfaat yang berprestasi,” imbuhnya.

Pembinaan juga diberikan kepada penerima manfaat. Secara periodik para pedagang mikro tersebut akan mengikuti pertemuan rutin. Materi pembinaan terkait peningkatan spiritual (ibadah), serta peningkatan skill di bidang kewirausahaan.

Kombinasi pembinaan ibadah spiritual dan pembinaan profesionalisme di bidang kewirausahaan, diharapkan nantinya melahirkan para pedagang yang sukses secara materi. Pendapatan mereka terus meningkat, tetapi juga tidak membuat mereka lalai akan kewajiban sebagai seorang hamba Allah.

“Oleh karenanya, dalam pertemuan ada kewajiban para penerima manfaat memberi infak sejumlah minimal 5.000 rupiah per sekali pertemuan. Hasil akhir dari program ini mereka menjadi mandiri, berkesinambungan, dan bisa mengembangkan usahanya dan menjadi pedagang yang memiliki akhlak Islami serta berjiwa sosio-entrepreneur,” pungkasnya.

Penulis: ApikoJM
Ayo Berpartisipasi



0
987
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan