- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pasien Meninggal Dunia Setelah Mesin Cuci Darah Mati Akibat Listrik Padam


TS
wahyuadtyo
Pasien Meninggal Dunia Setelah Mesin Cuci Darah Mati Akibat Listrik Padam
Quote:
Selasa, 18 Oktober 2016
Laporan Wartawan Tribun Lampung Wakos Gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pasien Rumah Sakit Bumi Waras bernama Bramanto (45), warga Jalan Tangkuban Perahu, Kelurahan Kupang Kota, Telukbetung Utara, meninggal dunia saat menjalani proses cuci darah, Selasa (18/10/2016) pagi. Bramanto menghembuskan nafas terakhir karena mesin cuci darahnya mati saat listrik padam. Enrico (46), kakak Bramanto, mengatakan, adiknya adalah pasien penyakit ginjal yang dirawat di Rumah Sakit Bumi Waras sejak Jumat malam. Menurut Enrico, dokter Gufron yang menangani menyuruh Bramanto menjalani cuci darah. "Sejak dirawat Jumat malam kondisinya semakin membaik," ujar Enrico, Selasa (18/10/2016).
Pada pagi harinya, sesuai arahan dokter Gufron, Bramanto menjalani cuci darah di ruang hemodialisa sekitar pukul 9.30 wib. Baru berjalan 15 menit, kata Enrico, mesin cuci darah mati karena listrik padam.
Di ruang yang sama, ada sembilan mesin cuci darah lainnya namun tidak mati. Ini dikarenakan, UPS nya masih menyala. "Ternyata UPS di mesin cuci darah adik saya rusak. Sehingga ketika listrik padam, mesin ikut mati," ujar Enrico. Lima menit setelah mesin cuci darah mati, Enrico yang saat itu ada di ruangan hemodialisa, melihat detak jantung Bramanto sudah tidak ada. Yang sangat disesalkan Enrico, tidak ada dokter yang berupaya menolong adiknya ketika anfal. Ia mengatakan, dokter Patricia, dokter yang bertanggungjawab di ruangan hemodialisa tidak ada di tempat. "Perawat sempat menelepon dokter Patricia tapi tidak diangkat," katanya.
Dokter jaga di rumah sakit juga tidak ada. Menurut Enrico, dokter jaga yaitu dokter Jeri baru datang setengah jam kemudian. "Itu pun hanya melihat saja lalu pergi," terang dia. Enrico mengatakan, sudah berupaya menemui pihak rumah sakit untuk menanyakan mengenai mesin cuci darah yang mati namun tidak ada yang mau menemui.
"Karena itu saya melapor ke Polda Lampung," katanya.
Tim ke RS Bumi Waras
Mendapat laporan Riko, Polda langsung menerjunkan tim ke Rumah Sakit Bumi Waras.
Berdasarkan pantauan Tribun Lampung, terlihat sekitar tujuh orang penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus masuk ke ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bumi Waras.
Penyidik terlihat menanyakan orang-orang yang ada di dalam ruang Hemodialisa.
Laporan Wartawan Tribun Lampung Wakos Gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pasien Rumah Sakit Bumi Waras bernama Bramanto (45), warga Jalan Tangkuban Perahu, Kelurahan Kupang Kota, Telukbetung Utara, meninggal dunia saat menjalani proses cuci darah, Selasa (18/10/2016) pagi. Bramanto menghembuskan nafas terakhir karena mesin cuci darahnya mati saat listrik padam. Enrico (46), kakak Bramanto, mengatakan, adiknya adalah pasien penyakit ginjal yang dirawat di Rumah Sakit Bumi Waras sejak Jumat malam. Menurut Enrico, dokter Gufron yang menangani menyuruh Bramanto menjalani cuci darah. "Sejak dirawat Jumat malam kondisinya semakin membaik," ujar Enrico, Selasa (18/10/2016).
Pada pagi harinya, sesuai arahan dokter Gufron, Bramanto menjalani cuci darah di ruang hemodialisa sekitar pukul 9.30 wib. Baru berjalan 15 menit, kata Enrico, mesin cuci darah mati karena listrik padam.
Di ruang yang sama, ada sembilan mesin cuci darah lainnya namun tidak mati. Ini dikarenakan, UPS nya masih menyala. "Ternyata UPS di mesin cuci darah adik saya rusak. Sehingga ketika listrik padam, mesin ikut mati," ujar Enrico. Lima menit setelah mesin cuci darah mati, Enrico yang saat itu ada di ruangan hemodialisa, melihat detak jantung Bramanto sudah tidak ada. Yang sangat disesalkan Enrico, tidak ada dokter yang berupaya menolong adiknya ketika anfal. Ia mengatakan, dokter Patricia, dokter yang bertanggungjawab di ruangan hemodialisa tidak ada di tempat. "Perawat sempat menelepon dokter Patricia tapi tidak diangkat," katanya.
Dokter jaga di rumah sakit juga tidak ada. Menurut Enrico, dokter jaga yaitu dokter Jeri baru datang setengah jam kemudian. "Itu pun hanya melihat saja lalu pergi," terang dia. Enrico mengatakan, sudah berupaya menemui pihak rumah sakit untuk menanyakan mengenai mesin cuci darah yang mati namun tidak ada yang mau menemui.
"Karena itu saya melapor ke Polda Lampung," katanya.
Tim ke RS Bumi Waras
Mendapat laporan Riko, Polda langsung menerjunkan tim ke Rumah Sakit Bumi Waras.
Berdasarkan pantauan Tribun Lampung, terlihat sekitar tujuh orang penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus masuk ke ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bumi Waras.
Penyidik terlihat menanyakan orang-orang yang ada di dalam ruang Hemodialisa.
Quote:
Laporan Wartawan Tribun Lampung Wakos Gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pihak Rumah Sakit Bumi Waras membantah bahwa UPS mesin cuci darah rusak sehingga mengakibatkan pasien cuci darah Bramanto meninggal dunia.
Menurut Direktur Pelayanan Medis Rumah Sakit Bumi Waras dr Arief Yulizar, UPS dalam keadaan hidup.
"Gensetnya juga hidup jadi ketika listrik padam dalam 2 detik mesin cuci darah langsung hidup karena UPS hidup," kata dia melalui sambungan telepon, Selasa (18/10/2016). Arief menjelaskan, bahwa Bramanto sempat koma dan dirawat di ruang ICU selama dua hari. Hasil diagnosa, tutur dia, Bramanto menderita penyakit komplikasi seperti jantung dan ginjal. Arief menuturkan, Bramanto menjalani cuci darah pertama beberapa hari lalu.
"Setelah cuci darah pertama hasilnya bagus. Kondisi pasien membaik," kata Arief.
Bramanto, tutur dia, kembali menjalani cuci darah kedua kalinya Selasa (18/10/2016) pagi. Pada saat itu, Arief mengakui listrik dipadamkan pihak PLN.
"Listrik memang padam. Tapi UPS kami berfungsi baik sehingga dalam waktu dua detik mesin cuci darah sudah menyala," ujar Arief. Menurut Arief, mesin genset juga berfungsi baik.
"Jadi dalam tujuh detik mesin cuci darah kembali menyala karena genset hidup," katanya.
"Jika memang UPS dan genset tidak menyala pasti 12 mesin cuci darah lainnya ikut mati ketika listrik padam. Tapi kenyataannya 12 mesin cuci darah lainnya hidup," terang dia. Arief mengatakan, penyebab kematian Bramanto adalah serangan jantung. "Jantungnya dalam keadaan lemah saat itu," kata Arief.
Mengenai pernyataan keluarga korban tidak ada dokter jaga yang memberikan pertolongan, Arief mengatakan, pada saat itu ada tiga dokter piket yang berada di rumah sakit.
Mengenai laporan keluarga korban ke polisi, Arief mengatakan, pihaknya sudah memenuhi permintaan keluarga korban. Menurut dia, seharusnya pihak keluarga korban menanyakan ke PLN kenapa listrik padam.
Arief mengutarakan, pihaknya tidak mendapat pemberitahuan dari PLN mengenai pemadaman listrik.
Arief mengaku tidak tahu tujuan penyidik polda datang ke Rumah Sakit Bumi Waras.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pihak Rumah Sakit Bumi Waras membantah bahwa UPS mesin cuci darah rusak sehingga mengakibatkan pasien cuci darah Bramanto meninggal dunia.
Menurut Direktur Pelayanan Medis Rumah Sakit Bumi Waras dr Arief Yulizar, UPS dalam keadaan hidup.
"Gensetnya juga hidup jadi ketika listrik padam dalam 2 detik mesin cuci darah langsung hidup karena UPS hidup," kata dia melalui sambungan telepon, Selasa (18/10/2016). Arief menjelaskan, bahwa Bramanto sempat koma dan dirawat di ruang ICU selama dua hari. Hasil diagnosa, tutur dia, Bramanto menderita penyakit komplikasi seperti jantung dan ginjal. Arief menuturkan, Bramanto menjalani cuci darah pertama beberapa hari lalu.
"Setelah cuci darah pertama hasilnya bagus. Kondisi pasien membaik," kata Arief.
Bramanto, tutur dia, kembali menjalani cuci darah kedua kalinya Selasa (18/10/2016) pagi. Pada saat itu, Arief mengakui listrik dipadamkan pihak PLN.
"Listrik memang padam. Tapi UPS kami berfungsi baik sehingga dalam waktu dua detik mesin cuci darah sudah menyala," ujar Arief. Menurut Arief, mesin genset juga berfungsi baik.
"Jadi dalam tujuh detik mesin cuci darah kembali menyala karena genset hidup," katanya.
"Jika memang UPS dan genset tidak menyala pasti 12 mesin cuci darah lainnya ikut mati ketika listrik padam. Tapi kenyataannya 12 mesin cuci darah lainnya hidup," terang dia. Arief mengatakan, penyebab kematian Bramanto adalah serangan jantung. "Jantungnya dalam keadaan lemah saat itu," kata Arief.
Mengenai pernyataan keluarga korban tidak ada dokter jaga yang memberikan pertolongan, Arief mengatakan, pada saat itu ada tiga dokter piket yang berada di rumah sakit.
Mengenai laporan keluarga korban ke polisi, Arief mengatakan, pihaknya sudah memenuhi permintaan keluarga korban. Menurut dia, seharusnya pihak keluarga korban menanyakan ke PLN kenapa listrik padam.
Arief mengutarakan, pihaknya tidak mendapat pemberitahuan dari PLN mengenai pemadaman listrik.
Arief mengaku tidak tahu tujuan penyidik polda datang ke Rumah Sakit Bumi Waras.
SUMBER
Kalau udh kejadian pasien mengalami musibah, pasti pihak RS selalu menyangkal

RIP Kemanusiaan

Diubah oleh wahyuadtyo 19-10-2016 10:59
0
3.6K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan