- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[KOMBAT HOROR] Narkoba, Polisi, dan Pos Kamling


TS
MonkeyBrekele
[KOMBAT HOROR] Narkoba, Polisi, dan Pos Kamling
![[KOMBAT HOROR] Narkoba, Polisi, dan Pos Kamling](https://s.kaskus.id/images/2016/10/14/2837932_20161014123916.jpg)
Kira-kira berjarak 10 meter dari rumah saya ada semacam pos kamling yang terlantar. Tempat itu jadi tongkrongan favorit remaja-remaja nakal yang ada di daerah sekitar saya itu. Tempatnya strategis, dinaungi pohon mangga yang lumayan gede, dan berada dekat persimpangan.
Reputasi orang-orang yang ada di pos kamling itu udah terkenal. Sekali nongkrong di sana dijamin kalian bakal dicap anak nakal oleh warga sekitar. Kira-kira ada 10 orang yang rutin nongkrong di sana, dari bapak-bapak sampai remaja labil. Kerjaan mereka kalo siang sama pagi main kartu, sambil denger dangdut dengan suara paling kenceng. Kalo malam biasanya ngobrol ngolor ngidul, sampai rumah saya aja kedengaran berisiknya. Entah mulai kapan rupanya saat mereka nongkrong ini ternyata ada 'barang haram' yang ikut serta.
![[KOMBAT HOROR] Narkoba, Polisi, dan Pos Kamling](https://s.kaskus.id/images/2016/10/14/2837932_20161014031637.png)
Sore harinya rumah saya diketuk oleh orang, eh ternyata yang ngetuk itu adalah orang yang suka nongkrong di pos kamling tersebut. Namanya Raza. Nah rupanya si Raza ini dapat tugas buat pinjam tongkat panjang buat metik buah mangga yang berbuah di pos kamling. Kebetulan ayah saya punya, karena kami juga pohon mangga di halaman. Raza inilah yang membuat saya curiga mereka menggunakan barang haram tersebut. Soalnya cara ngomongnya yang terbata-bata, & matanya sedikit terpejam.
Karena penasaran maka saya menawarkan diri untuk ikut membantu memetik mangga. Raza ini kayanya ngga mau saya ikut, karena takut saya akan meminta bagian dari mangga yang dipetik. Tapi setelah saya bilang saya ngga akan minta bagian akhirnya dia setuju. Pas saya tiba di pos kamling tersebut ada 6 orang yang asik memetik mangga. Ada satu orang yang manjat sedangkan sisanya mengumpulkan buah yang jatuh. Mata saya pun beraksi mengamati dengan jeli apakah ada tanda-tanda dari keberadaan barang haram tersebut. Pengamatan saya nihil, hanya ada bungkus rokok dan mie instan yang berserakan. Mungkin mereka sudah mengkonsumsi barang haram tersebut sebelum nongkrong di pos kamling. Sesuai janji saya turut membantu memetik mangga. Pekerjaan jadi lebih cepat, kira-kira 15 menit kemudian kami sudah berhasil memetik semua mangga yang sudah matang. Saat itu rupanya cuman ada 2 orang yang sedang 'high' yaitu si Raza, sama temennya. Setelah selesai saya langsung pulang dan menaruh tongkat pemetik mangga ini ke gudang.
Besoknya saya dikabarin sama tetangga saya yang merangkap menjadi ketua RT bahwa Raza dan 2 orang lainnya ditemukan meninggal entah karena overdosis atau keracunan oplosan di pos kamling tersebut. Sorenya saya pun pergi melayat. Pas saya melayat itu saya ketemu bapaknya Raza. Nah bapaknya bilang tongkat pemetik buah saya ada disamping kamarnya Raza, bapaknya meminta maaf karena Raza ngga mengembalikan pemetik tersebut lebih cepat. Saya pun terkejut, setelah kejadian memetik mangga bersama di pos kamling tersebut tidak pernah ada lagi yang memakai pemetik buah tersebut, mungkin punya orang lain kata saya kepada bapaknya. Tapi bapaknya bersikeras itu punya saya, akhirnya saya periksa eh ternyata beneran pemetik buah punya saya. Setelah sampai di rumah saya mengecek pemetik buah saya di gudang dan ternyata emang ngga ada di tempatnya.
Malamnya saat tidur saya terbangun karena bunyi kresek dan gedebuk-gedebuk di halaman. Saat itu saya curiga ada maling mangga di halaman. Tapi setelah saya intip ngga ada sama sekali orang di halaman. Keluarga saya yang lain juga sepertinya ngga ada yang mendengar. Saya pun kembali tidur. Paginya saya dibuat heran, karena pemetik mangga saya ada di halaman, padahal saya yakin sebelumnya saya sudah taruh di gudang. Saat saya tanya anggota keluarga lain apakah ada yang memetik mangga, ternyata tidak ada. Akhirnya saya masukkan lagi pemetik tersebut ke dalam gudang. Malam besoknya, saya kembali terbangun karena bunyi gedebuk yang sama, saya pun kembali mengintip halaman depan namun tetap tidak ada orang. Paginya pemetik mangga terletetak di halaman lagi, dan tentu saja saya bertanya lagi kepada anggota keluarga lain seperti hari sebelumnya, tapi tetap tidak ada yang memetik mangga, karena saat itu mangganya masih belum matang. Bunyi-bunyian ini berlanjut terus beberapa hari ke depan kadang saya terbangun kadang tidak. Tongkat pemetik mangga itu selalu berada di halaman tiap paginya dan selalu saya kembalikan ke gudang. Saya bertanya kepada anggota keluarga lain apakah ada yang mendengar suara gedebuk tersebut pada malam hari ternyata tidak ada yang mendengarnya.
Ayah saya sendiri pernah menegur saya karena mengira saya memakai narkoba, alasannya tetangga saya melapor pada malam hari ada bayangan yang sedang naik pohon mangga di halaman. Otomatis saya pun mengelak karena memang bukan saya, saat saya tantang tes urin akhirnya ayah saya percaya. Karena kejadian tersebut saya sedikit takut dan berpikiran yang bukan-bukan. Singkat cerita mangga di halaman akhirnya matang, setelah dipetik maka kami bagi-bagikan mangga tersebut, tidak lupa saya menyisakan untuk diberikan kepada keluarga Raza. Anehnya setelah memberikan mangga kepada keluarga Raza itu saya tidak pernah lagi mendengar suara gedebuk di halaman, dan tidak ada lagi laporan bayang-bayang menaiki pohon mangga di malam hari.


stars555 memberi reputasi
1
3.1K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan