f41lureAvatar border
TS
f41lure
Ahok, Agus dan Anies Adu Program Tata Ruang DKI, Ini Perbandingannya
Jakarta - Tata ruang menjadi masalah yang secara spesifik dibahas di visi misi bakal calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta. Namun masing-masing punya jurus berbeda dalam menata ruang Jakarta. Seperti apa?

Secara umum, tiga bakal kandidat Pilgub DKI ini menyusun visi misinya dengan sistematika yang berbeda. Ahok-Djarot menyusunnya dengan visi, 5 poin misi, dan 11 program kerja yang seluruhnya diurai dalam 22 halaman.

Agus-Sylviana menyusun rencana untuk DKI 5 tahun ke depan dalam 5 bab, yaitu: Jakarta Masa Kini, Jakarta Masa Depan, Strategi, Arah, Kebijakan dan Prinsip Dasar Pembangunan, Program Aksi dan Imperatif dan Kunci Sukses. Seluruhnya 40 halaman.

Sementara Anies-Sandiaga mengurai rencananya untuk DKI dalam visi, misi (5 ruang lingkup), dan 4 program prioritas. Kesemuanya dituliskan sangat ringkas dibandingkan kandidat lain, yaitu hanya dalam 3 halaman (termasuk cover).

Baca juga: Membandingkan Cara Ahok, Anies dan Agus Selesaikan Banjir Jakarta

Berikut program tata ruang Jakarta yang diurai dari visi, misi masing-masing kandidat, dikutip Rabu (12/10/2016):


Foto: Visi misi Ahok-Djarot (Dok. KPU RI)

Ahok-Djarot
Bakal pasangan calon petahana ini menguraikan rencana tata ruang DKI Jakarta ke depan secara detail lengkap dengan angka. Program itu bernama "Penataan Kota: Mewujudkan kota yang semakin nyaman bagi warga." Berikut poinnya:

1. Mengendalikan pembangunan ke arah Selatan sebagai daerah resapan dan mendorong pembangunan ke arah Timur dan Barat, pembatasan intensitas pembangunan di lokasi-lokasi tertentu untuk memperlambat laju penurunan muka tanah, dan memunculkan sentra-sentra ekonomi dan kebudayaan untuk mempercepat pengembangan ekonomi kota yang ditunjang dengan penyediaan infrastruktur yang sesuai.

2. Melaksanakan pembangunan rumah susun sebanyak 50.000 unit untuk menampung warga yang terkena relokasi dalam rangka program-program prioritas seperti normalisasi sungai, refungsi ruang terbuka hijau (RTH), dsb dan mendorong pemindahan warga ke bangunan vertikal di lokasi-lokasi padat penduduk melalui skema konsolidasi lahan untuk menyediakan ruang terbuka yang memadai.

3. Membangun rumah susun yang terintegrasi dengan pasar tradisional, terminal, gelanggang olah raga (GOR), sekolah, dan waduk di berbagai lokasi di Jakarta yang diperuntukkan bagi warga kelas menengah ke bawah, dan membangun apartemen sewa murah di pusat kota yang terjangkau bagi warga kelas menengah untuk mengurangi kemacetan antar kota.

4. Percepatan penyediaan RTH sebesar 30% (20% publik dan 10% swasta) dari luas kota melalui program pembelian lahan oleh Pemda untuk mengembalikan fungsi lahan sebagai RTH dan melanjutkan pembangunan 500 RPTRA untuk memenuhi jumlah minimal RPTRA sebanyak tiga per kelurahan.

5. Mengganti seluruh Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan penerangan pintar sebanyak 120.000 LED (smart lighting) berbasis IT untuk penghematan biaya listrik Pemda dan mempermudah pengawasan.

6. Melanjutkan reklamasi untuk mewujudkan Jakarta sebagai water front city sekaligus merevitalisasi daratan dan perairan Jakarta Utara melalui skema subsidi silang.

7. Mendorong pemasangan reklame LED, pelebaran trotoar sepanjang 2.700 kilometer yang menunjang kenyamanan pejalan kaki dan ramah bagi penyandang disabilitas dimulai dari kawasan Sudirman-Thamrin sebagai pusat kota dan ikon Jakarta.

8. Mendorong perbaikan trotoar dan Jembatan Penyeberangan Orang /Multifungsi (JPO/JPM) di seluruh Jakarta untuk meningkatkan kenyamanan pejalan kaki.

9. Membangun sistem ducting di berbagai wilayah Jakarta dengan menjadikan pembangunan ducting sebagai syarat izin pembangunan gedung agar pengaturan kabel utilitas dapat dilakukan dengan baik.

10. Membangun dan merevitalisasi kawasan permukiman padat penduduk sesuai kearifan lokal, terintegrasi dengan pembangunan sarana taman, tempat olahraga, dan pengelolaan sanitasi masyarakat.

11. Membangun dan menata perkampungan nelayan yang sehat dan bersih serta terintegrasi dengan tempat pelelangan ikan dan pengembangan kawasan wisata.


Dok. Visi misi Agus-Sylviana

Agus-Sylviana
Tata ruang dalam paparan visi misi Agus-Sylviana disinggung sebagai salah satu dari 7 permasalahan utama di Jakarta. Berikut uraiannya:

Soal terbesar dalam tata ruang Jakarta adalah lemahnya kendali pemerintah dalam perencanaan dan penggunaan tata ruang dan tanah Jakarta. Selama ini, kebijakan tata ruang Jakarta masih belum mampu membuka kesempatan yang sama bagi pelaku-pelaku ekonomi. Dalam kaitannya dengan kehidupan warga, zonasi dan ketersediaan ruang publik seperti taman, pusat rekreasi, pusat-pusat kreativitas anak muda juga belum tertata dan masih minim di Jakarta.

Lemahnya ketersediaan ruang publik ini berakibat jangka panjang terhadap kualitas dan kesehatan mental warga terutama pada pertumbuhan anak muda. Yang juga masih memprihatinkan adalah lemahnya infrastruktur kota yang memungkinkan mobilitas warga terlayani. Akses terhadap rumah murah, peluang untuk mendapatkan pemukiman yang berkualitas dan memadai serta bebas dari ancaman penggusuran juga masih menjadi masalah besar.

Dalam tata ruang, salah satu masalah besar Jakarta adalah terputusnya akses publik terhadap ruang pantai. Hal ini diperparah melalui reklamasi pantai yang tidak senantiasa sejalan dengan tata ruang dan tata guna tanah. Tak kalah penting dalam soal tata ruang adalah sulitnya restorasi dan pengelolaan situs-situs, ikon historis dan budaya Jakarta.


Meski dijelaskan sebagai masalah utama, namun solusi atau pembahasan spesifiknya tak muncul dalam program aksi. Program aksi yang mention tata ruang adalah "Program Aksi Untuk Mewujudkan Jakarta yang Maju", yaitu pada poin a. Pengembangan kota sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Kemudian "Program Aksi untuk Mewujudkan Jakarta yang Aman". Poin d menyebut 'Meningkatkan kualitas taman dan ruang terbuka di wilayah-wilayah pemukiman'.

Program terkait tata ruang lain adalah "Program Aksi untuk Jakarta Hijau", yaitu:
a. Meningkatnya luasan ruang terbuka hijau.
b. Perbaikan manajemen pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
c. Peningkatan akses masyarakat terhadap ruang publik (tempat ibadah, taman-taman, dan pantai).
d. Pemanfaatan lahan-lahan yang selama ini ditelantarkan untuk dijadikan sebagai wahana urban farming dan atau taman-taman komunitas.

"Dengan melaksanakan program aksi ini, diharapkan luasan ruang terbuka hijau yang saat ini masih sekitar di bawah 10% dapat ditingkatkan menjadi di atas 15%." tulis Agus-Sylvi.



Anies-Sandiaga
Bakal kandidat Anies-Sandiaga menuliskan tata ruang sebagai salah satu program prioritas, berjudul: "Perbaikan Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Jakarta", berikut rinciannya:

1. Melakukan evaluasi ulang terhadap RT RW Jakarta dengan melibatkan pakar dan pegiat perencanaan urban, melibatkan warga dan mengutamakan keadilan sosial.
2. Melakukan evaluasi ulang tetrhadap master transportasi Jakarta melalui pelibatan publik dan memastikan pelaksanaan secara benar sesuai proyeksi pertumbuhan kota.
3. Mengatasi permasalahan air secara menyeluruh melalui penyusunan perencanaan bersama dengan daerah penyangga untuk memperkuat pengelolaan sumber daya air beserta dampak ikutannya.
4. Menerapkan kebijakan nol limpasan di dalam Jakarta dengan pemanfaatan teknolog tepat guna untuk memasukkan air ke dalam tanah dan mengolah air limbah.

Baca juga: Ini Solusi Macet Jakarta dari Ahok, Anies dan Agus, Siapa Lebih Baik?
(miq/tor)

http://news.detik.com/berita/d-3319281/ahok-agus-dan-anies-adu-program-tata-ruang-dki-ini-perbandingannya

1. paper S2
2. paper SMA
3. paper SMP
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
4.8K
41
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan