Usai pertandingan friendly match melawan Vietnam 9/10/2016, Evan Dimas menunjukan kembali bakat dan performa luar biasa di sektor tengah Timnas Indonesia, padahal sebelumnya Vietnam dengan brutal, mampu membantai Korea Utara dengan skor telak 5-2 dalam pertandingan uji coba.

Walau demikian, Indonesia mampu menahan imbang Skuat Vietnam pekan lalu, Evan Dimas memberikan umpan dan strategi yang sangat bagus, tetapi sangat disayangkan, tidak ada pemain yang mampu mengolah dan mengikuti ritme permainan sang jendral lapangan tersebut.



Baru awal permainan, Indonesia sempat di tundukan oleh Gol pertama yang tercipta berkat tendangan keras Le Van Thang dari luar kotak penalti. Perlu diingat, gol tersebut tercipta setelah sebuah serangan yang gagal di dalam kotak penalti Indonesia membuat kesalahan dengan membuang bola ke luar kotak penalti, di tambahkan tidak ada pemain Indonesia yang menyambut bola tersebut.



Tendangan bebas Zulham Zamrun memang pantas untuk dibicarakan terus menerus, mengangkat semangat Boaz Solossa dkk. Dan terbukti, daya juang luar biasa Andik Vermansah di sisi kanan lapangan satu menit kemudian berbuah gol penyeimbang dari kaki Irfan Bachdim, yang lolos dari offside berkat kesalahan satu pemain belakang Vietnam.



Sepanjang permainan, Dedi tidak menampilkan sesuatu yang istimewa meski tidak juga mengecewakan. Namun, anggapan bahwa Dedi bukan duet ideal bagi Evan Dimas di lini tengah Indonesia sulit untuk diusir. Evan Dimas bukanlah tipe pemain yang memiliki aspek defensif yang terlalu bagus, ia membutuhkan seorang rekan yang mampu meng-cover bagian pertahanan timnas sekaligus untuk membuat Jendral Lapangan lebih leluasa berkreasi dan membangun serangan di sepertiga area pertandingan.



Seperti contoh permasalahan pada gelandang Manchester United, Paul Pogba. Saat pogba tak mendapatkan kesempatan untuk bergerak sesuka hati, berbeda saat di Juventus, Pogba tak memiliki beban berat untuk ikut bertahan karena timnya memiliki gelandang penghancur seperti Khedira di musim lalu atau Arturo Vidal di musim-musim sebelumnya.

Kebebasan adalah hal terpenting untuk dapat mengeluarkan kreatifitas serangan terbaik Pogba. Kasus Evan Dimas pun hampir sama, jika Evan bergerak bebas, tentu ia akan memberikan kualitas terbaiknya.

Untuk mendapatkan pertahanan yang kokoh dan tetap aman meski satu gelandang tengahnya tak bisa terlalu banyak membantu pertahanan, seorang gelandang bertahan yang berkualitas tinggi dan memiliki cakupan wilayah yang luas adalah satu hal yang sangat diperlukan di Timnas Indonesia kedepannya.



Bayu Pradana mungkin cocok untuk pekerjaan itu, tetapi dengan masih banyaknya beberapa pertandingan uji coba nantinya, sangat baik sekali untuk Alfred Riedl mencoba pemain lain yang mampu mengisi posisi penting tersebut. Dan ajang AFF kali ini juga adalah suatu tugas tanggung jawab besar seorang pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl dalam membawa Skuat Indonesia menjadi Juara.