Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

belahdurentigaAvatar border
TS
belahdurentiga
Perang' Karakter Bakal Calon Gubernur di Pilkada


Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 bakal menjadi ajang pertarungan karakter yang sengit antar calon pasangan. Tiga bakal calon gubernur yang sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta punya karakter unik dengan latar belakang yang berbeda.

Pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat adalah cermin politisi yang kenyang pengalaman menjadi kepala daerah. Ahok besar di Belitung, dan dewasa di DKI Jakarta, serta Djarot 10 tahun memimpin Blitar.

Kemudian, Anies Baswedan-Sandiaga Uno ialah gabungan akademisi dan pengusaha yang sukses di bidangnya. Sementara, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni merupakan paduan militer modern dan PNS yang mengklaim menjadi kuda hitam.

Masing-masing pasangan memiliki latar belakang yang kontras sehingga berimplikasi pada gaya kepemimpinan. Masyarakat Jakarta pun diuntungkan dengan hadirnya tiga calon yang menawarkan kelebihan masing-masing, di samping kekurangan yang dimiliki mereka.

Keras dan Tegas Ciri Ahok

Ahok dikenal keras dan tegas. Dia juga memiliki gaya bicara yang ceplas-ceplos. Dalam beberapa rapat, Ahok terekam sedang memarahi anak buahnya. Ia tak punya belas kasih terhadap PNS yang kerap ‘bermain’.

Ahok juga tak sungkan memecat oknum yang memiliki kinerja buruk. Misalnya, pada awal masa jabatan sebagai gubernur Jakarta, Ahok membuat gebrakan dengan merombak besar-besaran PNS di lingkungan Provinsi DKI Jakarta. Tercatat sekitar 2000 PNS dirotasi, demosi, maupun promosi.

Tahun ini, Ahok sudah empat kali mengganti personel di Pemprov DKI Jakarta. Korbannya adalah tiga kepala dinas yang dicopot lantaran dianggap bermasalah.

Sifat keras mantan Bupati Belitung Timur itu juga tergambar dalam beberapa kebijakan yang tak bisa diganggu gugat, seperti penggusuran dan reklamasi Teluk Jakarta. Tak hanya dengan kalangan bawah, Ahok juga sering berseteru dengan orang-orang yang posisinya di atas Ahok. Misalnya dengan Ignasius Jonan kala masih menjabat Menteri Perhubungan, juga dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman saat dijabat oleh Rizal Ramli.

Selain keras, Ahok diketahui dekat dengan pengusaha. Beberapa program Pemprov DKI Jakarta dibiayai dari dana pengembang dan CSR perusahaan.

Ahok pantas bersyukur memiliki Djarot yang karakternya tenang. Keberadaan mantan Wali Kota Blitar itu seolah menciptakan perpaduan ideal antara sikap keras dan non kompromi dengan ketenangan.

Sebagai petahana, Ahok-Djarot diuntungkan dengan program kerja yang sudah berjalan dan mulai menunjukkan hasil. Visi-misi yang ditawarkan Ahok-Djarot merupakan penajaman visi-misi yang ditawarkan saat Joko Widodo-Ahok saat maju di Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.

Kesantunan Anies

Sikap keras menjurus kasar pada sosok Ahok akan berhadapan dengan Anies Baswedan yang menawarkan karakter yang berkebalikan. Sebagai seorang akademisi, Anies mengedepankan kesantunan dan kesopanan. Selama ini, bahasa yang digunakan Anies terstruktur dan rapi. Anies mampu menyampaikan pesan lewat retorika yang menggugah khalayak.

Anies yang pernah tercatat sebagai rektor termuda di Universitas Paramadina itu dikenal peduli terhadap dunia pendidikan dan kebudayaan. Ia menginisiasi program Indonesia Mengajar dan Kelas Inspirasi. Anies juga menggerakkan Relawan Turun Tangan.

Gerakan sosial di bidang pendidikan itu, lantas membawa Anies dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo. Anies mengemban jabatan tersebut selama dua tahun, sebelum akhirnya diganti Jokowi.

Karakter Anies ditunjang sosok Sandiaga Uno yang ramah dan bersahaja. Sandiaga merupakan pendiri PT Saratoga Investama Sedaya. Dia juga menjadi direksi di beberapa perusahaan.

Sandiaga dinobatkan majalah Forbes sebagai orang terkaya di Indonesia peringkat ke-37 dengan total kekayaan US$660 juta pada 2011.

Pada 2015, Sandi melepaskan jabatannya di sejumlah perusahaan dan berputar haluan ke ranah politik. Dia terjun ke dunia politik, dan menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Sejauh ini, Anies-Sandi menyasar program-program yang menjadi titik lemah Ahok-Djarot. Mereka mengkritik penggusuran yang kerap dilakukan Ahok. Anies juga sudah membuat kontrak politik dengan warga Tanah Merah yang dianggap ilegal.

Anggota Tim Pemenangan Anies-Sandi, Syarif menyebut Anies sebagai antitesis Ahok. "Ini sebagai antitesis dari pendapat bahwa tidak diperlukan gubernur yang santun, yang penting kerja, kerja, kerja," kata Syarif.

Pasangan Anies-Sandiaga memiliki slogan "pembangunan tanpa menyakiti", yakni pembangunan yang dilakukan secara santun, tanpa mengurangi kinerja sebagai kepala daerah.

Cerdas dan Displin ala Agus

Agus adalah putra sulung Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono. Agus mengikuti jejak karir ayahnya di militer. Dia merupakan lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang pada 1997. Tiga tahun berikutnya, ia mendapat gelar Adhi Makayasa setelah menjadi lulusan terbaik dari Akademi Militer.

Adhi Makayasa adalah penghargaan kepada siswa terbaik yang dinilai dari aspek akademis, jasmani, dan kepribadian.

Tahun lalu, Agus menyelesaikan pendidikan militer di US Army Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat, dengan Indeks Prestasi Kumulatif 4. Pada saat bersamaan, ia juga meraih gelar Master of Arts dari George Herbert Walker School of Business and Technology, Webster University, juga dengan IPK 4.

Dengan latar belakang militer plus sederet penghargaan akademis itu, tentunya kecerdasan, kekuatan fisik, serta kedisiplinan Agus tak perlu diragukan. Agus adalah cerminan tentara modern yang menyeimbangkan kemampuan tempur dengan pendidikan sipil.

Sebelum mengundurkan diri dari militer, Agus menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning. Dia pernah ditugaskan ke Aceh untuk melakukan Operasi Pemulihan Keamanan. Dia juga pernah dikirim dalam Kontigen Garuda XXIII-A ke Lebanon pada 2006.

Sebagai komandan, Agus dituntut mampu untuk mengatur strategi. Kendati demikian, strategi militer tak sama dengan mengatur strategi pemerintahan atau politik. Sejauh ini, Agus belum banyak bicara soal program kerja yang ditawarkan untuk memimpin Jakarta.

Tetapi pengalaman Agus yang minim di bidang politik sedikit tertutupi lewat sosok Sylviana Murni yang sudah malang melintang di dunia birokrasi. Sylviana telah 31 tahun menjadi seorang PNS. Berbagai posisi strategis sudah pernah ia duduki di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

None Jakarta tahun 1981 itu pernah menjadi Wali Kota Jakarta Pusat, Kepala Dinas Pendidikan Dasar, Asisten Pemerintahan DKI, Pelaksana Tugas Kepala Polisi Pamong Praja di era Gubernur Joko Widodo, dan terakhir sebagai Deputi Gubernur DKI Bidang Budaya dan Pariwisata.

Saat ini, ketiga calon gubernur berbeda karakter itu tengah bertarung untuk merebut simpati dan suara warga ibu kota.

Agus, berbekal kecerdasan dan latar belakangnya sebagai mantan prajurit, menjanjikan sebuah warna baru seandainya terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta.

Adapun Ahok, lewat sikap tegas dan anti kompromi, punya program-program yang telah dilaksanakan dan dirasakan langsung oleh warga. Masyarakat juga bisa memilih Anies-Sandiaga yang disebut sebagai antitesa Ahok.

Hari penghakiman itu akan jatuh pada Rabu, 15 Februari mendatang. Ketiga calon gubernur itu memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Silakan warga Jakarta memilih karakter mana yang layak dan terbaik memimpin ibu kota Indonesia. (wis/rel)

CNN

ane pilih ahok - jarot yg sudah teruji.
Polling
0 suara
Siapa Yang Pantas Memimpin Jakarta 2017 - 2022
Diubah oleh belahdurentiga 11-10-2016 02:31
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan